Senin, 10 Juni 2013

Edit

Benua Biru - Day 3: Bruges

Kami akan bermalam hanya satu malam di Bruges sehingga aku dan beberapa rekan merasa tidak akan melewatkan malam ini begitu saja di hotel. Hotel yang kami tinggali cukup indah. Karena disekelilingnya ada hutan dan banyak pohon mapple! Oh i love mapple so much!

Setelah mandi dan beres beres di hotel, aku dan beberapa rekan mengunjungi city center of bruges. Sebenarnya hotel kami dan city center cukup jauh namun ternyata transportasi disini cukup murah. Kami bisa naik taksi ke city center dengan biaya 13€ saja. Taksinya pun cukup untuk 8 orang sehingga jika dibagi rata cukup murah untuk masing2 orang.

Bruges malam sangat sepi. Hampir seperti kota tanpa penghuni, cuaca pun sangat dingin namun kami tetap nekad ke city center dan finally kenekadan kami terbayar sudah. Aku melihat sebuah kota indah, kota Bruges yang tidak terkenal namun sungguh klasik. Aku melihat istana princess, kastil drakula dan rumah rumah khas dongeng dongen yang ada di buku Road Dahl dan Enid Blyton!!

Sebenarnya ini khayalanku saja, tidak ada istana princess da  kastil drakula hehe.. hanya saja bangunan museum bersejarah disana sangat mirip dengan apa yang ada di khayalanku :p

Pemandangan depan kamar di hotelku

Hotelku di Bruges

kayak kastil Drakula, hihii

Beautiful


Hotel Kempinski


Gang Kecil dan Rumah Dongeng


Taman Cantik di Hotel

Hutan Mapple di sekeliling


Di tengah kota kami kelaparan dan kedinginan sehingga mampir di sebuah toko kelontong terdekat. Subhanallah, ternyata penjualnya adalah seorang Muslim dan bukan warga keturunan. Hal inilah yang selalu membuatku bersyukur jika berkunjung ke negeri orang. Aku bersyukur bisa bertemu saudara sesama muslim di kota kecil Bruges. Penjual itu juga mengenalkan temannya yang juga muslim dari Algeria. Kami membeli makanan yang ia jual dan berjalan lagi di sekeliling kota.

Hari sudah malam, tak tampak ada tanda tanda kehidupan disini. Hanya segelintir bar yang buka saja. Sama seperti Antwerpen, anak anak muda jarang terlihat. Eropa sudah kehilangan sebagian besar kaum mudanya. Menyusuri jalan jalan, kami menemukan sebuah hotel yang bangunannya indah sekali seperti benteng istana. Hotel Kempinski. Dengan sembunyi sembunyi kami berfoto depan benteng istana tersebut. I swear by God, Bruges sungguh cantik. Ia anggun dan tak terjamah. Aku bahkan merasa aku masuk dalam negeri dongeng, negeri negeri yang sering diceritakan dalam buku karangan Enid Blyton dan Road Dahl. Rumah dari batu bata dan memiliki cerobong asap. Aku cinta Bruges dan jatuh hati di kota ini.

Malam semakin larut dan suhu semakin dingin. Kami putuskan untuk kembali ke hotel dan istirahat karena keesokan harinya kami akan ke Paris, the city of Love. Karena kesulitan memanggil taksi, kami menelepon taksi dengan meminjam cellphone muslim penjual kelontong. Masha Allah.. semoga Allah membalas kebaikan kebaikannya!

Selamat tinggal Bruges, selamat tinggal istana princess, kastil drakula, rumah rumah negeri dongeng dan segala kenangan yang tersimpan indah dalam memoriku :)
Tak sabar ke kota berikutnya: Paris!

3 komentar: