Minggu, 29 Mei 2011

Edit

Kaus Kutang, Sarung dan Bulutangkis

Untukmu Guru
"Ketika kaki ini melangkah
Ketika jemari ini mulai bekerja
Ketika peluh mulai menetes
Ku ingat jasa-jasamu wahai Guruku
Ketika hujan menerpa
Ketika terik menyengat tubuh
Kau tetap berada bersama kami
Kau tetap membimbing kami
Apa yang kau punya
Apa yang kau bisa
Kau berikan dengan ikhlas kepada kami
Sebagai bekal tuk mengapai bintang di langit tinggi
Kini jasamu ku kenang slalu
Kini saatnya kami berbakti
Kepada engkau panutan kami
Wahai ...GURUku"
Itulah sekilas bait puisi untuk guru-guru yang telah berjasa bagi penulis puisi tersebut (boleh ngutip dari http://alumnismea21.blogspot.com/2009/01/untukmu-guru.html)

Ternyata salah satu dari guru yang disebutkan oleh blogger diatas tak lain dan tak bukan adalah Alm. Eyangku, Tahyadi KS.

Ya, Suatu hari, Tak sengaja aku mengetik nama eyangku di mbah google hanya karena keisenganku akan kerinduan pada Alm. eyang. dan ternyata kutemukan sebuah tulisan yang ditujukan untuk eyang.

Eyangkung, begitu biasanya aku menyapa beliau. Eyang kakung, mungkin itu asal katanya namun karena sejak kecil tidak bisa memanggil panjang2 jadi cucu2 eyang memanggilnya dengan sebutan eyangkung. Pekerjaan kakekku dari pihak ibu ini adalah seorang guru, hebatnya (kata mama) eyang ini selalu dapat beasiswa untuk sekolahnya (padahal jaman dulu beasiswa susah banget untuk orang pribumi). Alhasil, eyang bisa sekolah sampai S1 (waktu itu S1 udah hebat bgt). Setelah menjadi guru, eyang naik pangkat menjadi kepala sekolah. Entah sudah berapa sekolah yang ia kepalai namun yang kutahu waktu mamaku kecil eyang sudah menjadi kepala sekolah di SD tempat mama, pakde, bude dan om2 sekolah, juga tempatku menimba ilmu, SD YASPORBI I, Pancoran.
Kemudian Eyang dipercaya mengepalai beberapa SMA (kurang tau apa saja tapi yg pasti SMA YASPORBI pernah dikepalai eyang waktu aku masih SD).

Eyang orangnya sederhana dan nggak neko2, beliau selalu makan masakan rumah alias masakan eyangbu (panggilan buat eyang putri kali ya kalo untuk orang Jawa) yang memang paling lezat. Eyang juga termasuk orang yang intelek, ia bahkan pernah keliling Eropa dalam rangka sebuah event. Semua dibiayai. eyang juga bisa diajak ngobrol dan curhat, terutama tentang masa depan dan sekolahku. Eyang juga orangnya cekatan dan tangkas, terbukti ketika lampu di rumah atau perangkas ada yg rusak, eyang segera membetulkannya dan tak membiarkan rumah menjadi gelap. kalaupun tidak bisa membetulkannya, eyang memanggil tukang sehingga kami di rumah merasa nyaman.

Meski rumahnya sederhana dan nyamaaaan sekali untuk ditinggali alias adeeeem banget(karena aku sempat tinggal disana beberapa kurun waktu), Eyang masih sempat memikirkan saudara2nya yang lain. Meski anak kandung eyang ada 7 orang, eyang masih bisa menyekolahkan ponakan2nya yang terbilang kurang mampu hingga menjadi sukses seperti sekarang.

Kadang dulu aku merasa eyang baweel banget, tapi kalo udah nggak pernah ketemu lagi jadi menyesal pernah merasa kayak gitu.

Ketika aku tinggal di rumah eyang dalam beberapa kurun waktu, dan memang hampir setiap hari aku kesini jika aku tinggal di rumah (bingung ya? iya aja deh), aku sering memperhatikan kebiasaan eyang.

Eyang selalu sholat subuh, maghrib dan isya di musholla belakang rumah, musholla kecil yang terletak di lapangan tenis belakang rumah. Kadang beliau menjadi imam, begitu pula ketika Ramadhan tiba. Biasanya kalau puasa, eyangbu sering membuatkan teh dan makanan2 manis bagi penghuni musholla.

Kalau di rumah, hobi eyang memakai kaus kutang dan sarung. Baunya khas sekali. Aku tidak tau itu bau apa, mungkin khas dari pengharum yg digunakan eyangbu.

Hobi eyang sama denganku, nonton pertandingan bulutangkis. Hanya eyangkung yang bisa membuatku seru dan merasa memiliki punya teman kalau menonton pertandingan bulutangkis di rumah.

Sewaktu aku kelas 3 SMA dan bingung mau kuliah dimana dan memilih jurusan apa, Eyangkung memberiku saran. Katanya aku bisa masuk farmasi atau yang berhubungan dgn kimia2 karena aku suka kimia. itu terjadi sebelum November 2006. aku merindukan diskusi ini, diskusi mengenai masa depanku dengan orang yang menjadi panutanku. aku pernah bilang padanya bahwa aku tertarik untuk ikut PMDK IPB dan beliau sangat mendukung dan percaya bahwa aku bisa lolos, namun sampai saat ini aku tidak pernah bisa menyampaikan padanya dan berkata, "Yangkung, alhamdulillah Sarah diterima PMDK IPB, Jurusan Teknologi Pangan.." Tidak akan pernah.

Suatu malam saat aku ke rumahnya, beliau dalam keadaan sehat setelah sakit selama beberapa waktu. aku duduk di kursi meja makan dan menatap punggung beliau yang saat ini sedang tiduran di lantai, mengenakan kaus kutang dan sarung. Entah pikiran dari mana saat melihat beliau malam itu, terbesit di pikranku "Bagaimana kalau Yangkung meninggal ya..??"

Setelah itu aku pun pulang ke rumahku. aku pun terlelap tidur hingga tiba2 sekitar jam 3 pagi, ibuku meneleponku sambil menangis dan memberi kabar bahwa Eyangkung sudah tidak ada. Aku pun tersentak. Baru saja beberapa jam lalu aku berpikiran seperti itu ternyata benar terjadi, aku tak percaya. Ya, ini karena beliau sehat sekali pada malam itu. Innalillahi wa inna ilaihi Roji'un.. Telah berpulang ke Rahmatullah Tahyadi Kasnari pada usia 68 tahun.

Semoga Allah membalas semua amal-amalnya dan menempatkannya di tempat terbaik di alam sana..

Dear Eyangkung, Thanks for being The real Father's Role Model for me..

Love you always,
Sarah

Kamis, 26 Mei 2011

Edit

My bodyguards


Seperti biasa, hasrat ingin menulis tiba2 keluar meski di tengah berbagai deadline..
Meluncur sebentar ah jari2 ini di laptop.. hihi..

Ok, sebelum dari sini saya mau mengingatkan tentang sebuah hadits Rasul yakni "Nama adalah doa" (al-ismu ad-du'a) bisa dibuktikan berdasarkan pengalaman saya.

Aku bersyukur memiliki orangtua yang pintar memberi nama2 yang baik pada anak-anaknya. Nama panjangku Sarah Tsaqqofa.

Sarah berasal dari nama istri Nabi Ibrahim, Siti Sarah yang diriwayatkan do'anya sangat mustajab karena keimanannya sehingga apapun yang didoakan Siti Sarah segera dikabulkan oleh ALLAH saat itu juga. Sedangkan Tsaqqofa berasal dari bahasa Arab yang artinya cerdas.

banyak yang mengira bahwa Tsaqqofa ini bahasa Rusia (mirip2 Anna kournikova atau Maria Sharaphova gitulah, hahaha) atau salah menulis jadi Tsaqofah yg juga berasal dari bahasa Arab dan berarti ilmu pengetahuan. lately, baru kutau dari salah satu sahabat baruku jurusan sastra Arab, ternyata "Tsaqqofa" juga merupakan sebuah frase Arab yg artinya "peradaban".. subhanallah.. berat juga yaa.. Uhuk! Plis ya, Tsaqqofa itu terdiri dari 3 huruf : Tsa, Qof dan Fa dengan Tasydid di huruf Qof (jangan lupa lho :P).

Dari namaku tersebut, jelas orangtuaku mendoakanku agar aku menjadi gadis shalihah seperti Siti Sarah dan juga cerdas akalnya.
Semoga doa ini dikabulkan Allah, amin.

My bodyguards, judul ini tiba2 keluar begitu saja dari benakku.
I think they will become my bodyguards, as soon as possible. Yes, they are my siblings, my brothers.
Well, actually I have 3 younger brother (It is because I’m the first, the one and only daughter. maap jadi campur2 gini, maklum cara berpikir saya rada2 abstrak gitu (nggak rada2 sih tapi emang abstrak, hehehe)..

Singkatnya, nama panjang adikku yang pertama adalah Muhammad Ukasyah, Adik kedua (Alm) Muhammad Wildanil Iman dan yang ketiga Qeis Muhammad Sulthon.

Apa maknanya? mari, kujelaskan satu persatu.
Ibuku selalu dan pasti akan memberi nama anak lelakinya "Muhammad", ini adalah doa agar anak lelakinya berakhlak mulia seperti Muhammad Rasulullah. Ya, dan Muhammad pun menjadi Nama yang paling laris sejagad raya ini. Nggak percaya? survey aja sendiri, hehehe.. "Ukasyah" diambil dari nama Sahabat Rasul berhati lembut. dikisahkan ketika Nabi Muhammad sedang sakratul maut dan bertanya apakah ada orang yang pernah ia sakiti supaya membalasnya saat itu juga sehingga dosa-dosa Muhammad terampuni. Saat itu Ukasyah mengakui bahwa cambuk Nabi pernah tidak sengaja mengenai punggungnya saat sedang perang. Lantas saat itu juga Nabi membuka bajunya dan menyodorkan punggungnya agar Ukasyah membalasnya dengan cambukan yg sama seperti yang ia alami (Begitu ikhlasnya sang Nabi). Setelah Nabi membuka bajunya, Ukasyah justru memeluknya dan menangis. ternyata pengakuan Ukasyah tersebut hanyalah taktik (istilahnya curi2 kesempatan) supaya ia bisa memeluk sang Nabi di saat2 terakhirnya.
begitulah riwayat kelembutan hati Ukasyah.

Back to my brother's name. Sejarahnya sih katanya dulu orangtuaku mau menamai di "Muhammad Fikri Ukasyah" tapi berhubung ada saudara juga yg namanya Fikri jadi dipangkas menjadi "Muhammad Ukasyah". Ukasyah yang pertama ini sudah lulus dari Sekolah Tinggi Penerbangan Jurusan Manajemen Transportasi Udara dan sekarang bekerja di Salah satu Maskapai Penerbangan Nasional. Ukas, begitu ia biasa dipanggil sehari-harinya bisa dibilang orang yg lembut, jarang bicara (bicara secukupnya), pasrah menerima "gencatan" dari kakak perempuan satu2nya alias sabar, hehe.. (beda banget yah :P). tapi kalo lagi marah alias udah bertumpuk kekesalannya, grr.. serem banget ini anak..

Waktu kecil aku ngiriiii banget sama Ukas. Yah, secara kami hanya berjarak 1.5 tahun. Jadi seriing banget berantem. Ukas bahkan sering aku gigit (ups, ketauan deh) tapi dia tetep pasrah aja dan tidak membalas. Mulia yaa (baru nyadar sekarang).
Aku ngiri banget sama Ukas soalnya dia itu putih kulitnya sedangkan aku hitam jadi waktu kecil orang2 sering bandingin Ukas dan kakaknya yang sangat berbeda (nggak penting banget ini mah, hahaha).

Waktu SMP Ukas orangnya cuek banget, dia nggak pernah ikut apa2.. Hobinya cuma gambaaar aja, bikin komik, main games, main orang2an, menghayal dll tapi tetep tanpa suara, zzziiiing. tapi begitu masuk SMA, subhanallah dia aktif n rajin ikut ROHIS.. Padahal kakak perempuannya aja waktu SMA ikut ROHIS cuma ikut2an aja (ups, ketauan lagi deh, hehehe).. Sampe sekarang Ukas masih aktif di ROHIS SMA nya walaupun udah lulus. Bahkan di Tempat Kuliah barunya pun dia jadi pioneer ROHIS disana (katanya sih, berhubung dia nggak banyak ngobrol ma aku, hehe) --> Hasil Ngintel FBnya, hahaha..

Dan tahukah kamu? Mungkin Ukasyah juga merupakan salah satu orang yang menyentuh hatiku hingga mengantarkanku bersama dengannya berada dalam manhaj yang sama.. (Alhamdulillah). Semoga Ukasyah dan kakaknya tetap istiqomah yaa, amiin :)


Begitulah sekilas kisah antara aku dan Ukasyah.. Lanjut adikku yang kedua yaa..

Muhammad Wildanil Iman.. Muhammad, Anak laki-laki yang beriman. Itulah arti dari nama adikku yang sudah berada di dalam Syurga ini. Maklum, ibuku keguguran waktu usianya 4 bulan dalam kandungan. Ketika akan dikuburkan, Wildan, begitu seharusnya ia disapa, sudah punya titik2 rambut dan garis2 jari.. Seperti barbie.. Jelas, aku tak kan pernah tahu bagaimana karakternya namun yang pasti ia sedang menunggu kami di Jannah-Nya, semoga kami bisa dipertemukan kembali yaa :)

Last but not least, tererereret... Di saat usiaku sekitar 11/12 tahun lahirlah Qeis Muhammad Sulthon. Ini pertama kalinya aku mengerti arti dari kehamilan. Disaat ibuku hamil besar, aku yang saat itu kelas 6 SD senang sekali menyapa Qeis yang masih berada dalam kandungan lewat perut ibuku. Begitu disapa "Halo2" sambil mendekatkan mulut ke perut ibuku, Qeis pasti langsung menendang hingga kulit perut ibuku terlihat menonjol dan itulah pertama kalinya aku takjub dengan kehamilan.. hehe..

Qeis lahir dengan luapan banyak kasih sayang dan cinta, karena ia sangat lucu.. Dia miriiip banget dengan Ukas waktu kecil cumaa Ukas masih tetap lebih putih dari Qeis..
Qeis sendiri juga nama salah satu sahabat, maaf aku kurang tau kisahnya. Sedangkan Sulthon artinya pemimpin, ini artinya orangtuaku mendoakan Qeis menjadi pemimpin. Qeis sejak masih duduk di kelas 5 SD namun Jiwa kepemimpinannya sudah terlihat lhoo.. Hal ini terbukti dari hobinya yang "Menggiring" anak2 seusianya main, jadi trend setter jajanan *ini bener lhoh, banyak teman sekelasnya merengek minta jajanan yang sama dengan Qeis* dan ia sangat menonjol di kalangan manapun.. Qeis paling ganteng diantara semua adikku (maksudnya dibandingin sama Ukas lho yah, hahaha, tapi sekarang nggak juga sih hehe). Sayangnya, Karena anak bungsu Qeis sangat manja dan rewel, yah mungkin ini karena dia masih kecil ya.. Smoga setelah mengerti nanti ia bisa menjadi pemimpin yang 'adil, amiin.

Cita2 Qeis suka berubah2.. Pernah ia dengan polosnya menjawab ingin menjadi "Guru Olahraga", jarang2 ada anak kecil bercita2 seperti itu, biasanya kan jadi dokter, pilot dll kan? hehe.. yang paling kuat mungkin cita2nya menjadi Polisi, ini karena dia hobi banget nonton film2 Kamen Rider n kepahlawanan. Qeis orangnya nggaaaaak bisa diem banget, uh beda banget deh sama Ukas. kalo Ukas menghayal main perang2an lewat orang2annya dalam keheningan alias asyik sendiri, Qeis justru menghayal main perang2an dengan aktivitas fisik kayak: Loncat2an, Guling2an, Teriak2, Lari2, Salto (jago banget ini anak), dll.. Walaupun semuanya dilakukan sendirian tapi ramenyaa...

Sekarang Qeis masih sekolah di SMP Percik kelas 1 (tapi aku ngerasa kalo Qeis tuh masih umur 5 taun aja, mungkin karena anak bontot kali yaaa hehehe)

mereka (baca: Ukas, Wildan dan Qeis) akan menjadi bodyguardku sampai kapanpun, baik dunia maupun akhirat.. Dan Entah mengapa aku merasa lebih cocok dengan adik laki-laki daripada adik perempuan, hehe.. Kayaknya adik perempuan tuh rewel gitu ya? hahaha.. Tapi kalo Allah mengizinkanku punya anak, apa aja mau deh.. amiin..

However, I Love my brothers :)

Jumat, 20 Mei 2011

Edit

Welcome to My Life, Dawleys!


Akhirnya hari yang ditunggu2 tiba jua. Ya, hari ini aku kedatangan banyak tamu. Siapa lagi (ups, maksudku apa lagi) kalau bukan 51 tikus percobaanku (ini baru sesi 1 masih ada sesi selanjutnya dengan jumlah yg sama setelah sesi ini), galur Sprague Dawley. Tikus Sprague Dawley yang merupakan jenis outbred tikus albino serbaguna. Jenis ini secara ekstensif digunakan dalam riset medis. Keuntungan utamanya adalah ketenangan dan kemudahan penanganannya. Tikus jenis ini pertama kali diproduksi oleh peternakan Sprague Dawley (kemudian menjadi Perusahaan Animal Sprague Dawley) di Madison, Wisconsin. Fasilitas penangkaran dibeli pertama kali oleh Gibco dan kemudian oleh Harlan (sekarang Harlan Sprague Dawley) pada bulan Januari 1980.

Saat ini aku masih semester 8 (sebenernya akhir semester 8 sih) dan “tamu2” ini merupakan penelitian utamaku. Sudah cukup lama aku memulai penelitian ini (NB: ikut penelitian Pak Rahman S3 yang didanai oleh DIKTI karena yah jujur aja aku nggak punya uang, hihi… :P). Penelitianku berjudul “Pengaruh Isolat Protein Daging Teripang Pasir (Holothuria Scabra J.) terhadap Pengendalian Kadar Gula Darah Tikus Diabetes Mellitus.” Kedengarannya keren yaah? Hihi, maklum saja penelitian ini kan diprakarsai oleh seorang mahasiswa S3, aku mah Cuma ikut2an aja.. hehe, tapi gak pa-pa karena targetku memang ikut penelitian yg “ITP” banget karena setelah lulus nanti aku berencana bekerja tidak pada bidang “ITP” banget.. “maksudnyaa??* (catatan: ITP : Ilmu dan Teknologi Pangan)

Singkat cerita, walaupun penelitianku Cuma ttg isolat tapi aku dan temanku, Nida, juga ikut bikin sampel yang lain, contoh: tepung daging teripang, konsentrat daging teripang dan hidrolisat daging teripang. Bikin sampel2 ini Setengah IDUP bgt *lebayy*, tapi emang bener sih.. serunya jadi scientist, banyak trial n error, berat badan turun drastis (indikator: tulang pipi keliatan, sekarang nggak lagi, haha), badan tepar, bolak-balik FATETA-FKH, nyuci2 ratusan tabung sentrifuse daaaan lain-lain sebagainya.. nikmati sajalah kalo kata Pak Made, Dosen pembimbing keduaku. Ok setelah sampel2 ini jadi (untuk sementara cukup segini), masuk ke tahap berikutnya yakni tahap HIPERGLIKEMIK.

Mereka (baca: Dawleys) sudah dipesan 2 bulan lalu karena harus disesuaikan umur dan beratnya juga.. Hari ini, tepat 20 Mei 2011 mereka datang ke tempat tinggal barunya: Laboratorium Hewan Percobaan, SEAFAST CENTER (South East Asia Food and Agriculture Science and Technology Center).. Keren banget kan?? Padahal sih intinya: Kandang tikus! Hihihi…

Entah mengapa aku tertarik penelitian dgn memakai tikus ini, padahal aku punya pengalaman buruk lho sama tikus! Jadi, waktu dulu ada praktikum “Evaluasi Nilai Biologis Komponen Pangan” di semester 7 yang pake tikus, aku sempat kena alergi jadi Diare, muntah2, pening, kembung, mual, pokoknya jadi satu semua hanya gara2 habis ngasih pakan ransum ke tikus karena hari itu kelompokku piket. Kata dokter sih kena bakteri di kutu tikusnya. Whatever, aku mah santay aja.. maybe, Cuma lebih mengetatkan peraturan aja, jadi sekarang kalo ke kandang pake pakaian lengkap alias pake jas lab khusus tikus n masker..

Lanjut lagi, mereka lucu2 banget.. masih lincah sewaktu diantar.. tapi setelah dipisahkan di kandang masing2 (pake baskom kotak –red) jadi pada diem gitu.. mungkin masih pada kaget kali ya jadi nggak punya temen.. hihi.. sekarang masih masa adaptasi selama seminggu. Oiya, ransum mereka ransum standar kok (karena akan dicekok aja). Tahap berikutnya adalah penentuan dosis sampel terbaik dan ini akan aku lakukan 2 minggu full dari pukul 08.00-18.05 (istirahat hanya dari pukul 12.35-13.30 dan 16.05-16.40 saja) karena pengukuran darah tiap 5 menit sekali.. Yuhuuuu… kita sambut dengan senyuman aja yaaa!! Sekali lagi kuucapkan: WELCOME TO MY LIFE, The Dawleys! ^__^

Minggu, 15 Mei 2011

Edit

이유

그대는 나란사람 모르죠
그대는 아무것도 모르죠
누군가 사랑을 하면 나를 알겠죠

그대가 내가될순 없겠죠?
심장을 바꿀수는 없겠죠,
이토록 사랑을 하면 내맘 알겠죠?
처음으로 다른 누군가를
지켜주고싶은 그런마음 그대는 모르겠죠

기대도되요 참 많이 힘들었죠 참 많이 기다렸죠
너무 돌아와서 오래 걸렸죠

우연이 아니겠죠 가슴이먼저 그댈 알고 기다려왔다고 말을 하네요

사랑은 많은 것을 바꾸죠 변하지 않을것만 같았던
내 작은 습관들마저 변하게 했죠

마지막은 그대이길 나와 함께하는
그 사람이, 그대이길 바래요..
기대도되요 참 많이 힘들었죠 참 많이 기다렸죠,
너무 돌아와서 오래 걸렸죠

우연이 아니겠죠 가슴이먼저 그댈 알고
기다려왔다고 오래전부터 사랑인걸 알았었다고
사랑해요 그대 세상에 외칠께요
이젠 내가그댈 지켜줄께요
내몸이 바뀐대도 내맘은 여기있죠 먼저
가슴이 그대를 알아보네요...
Edit

Vitamin A Fortification in Palm Cooking Oil, Is It Necessary?




Vitamin A is used for growth, sight, reproduction and ephitelial cell maintenance. At present, there are still 0.8 billion people in the world are suffering vitamin A deficiency and 4000 infants in the world died caused by vitamin A deficiency (VAD). In Indonesia, 1 of 2 children and 10 million infants are suffering vitamin A deficiency. It is the threat for nation competition. Besides, according to World Health Organization (WHO), there are about 14.6% children above one year old suffering vitamin A deficiency and affected to their sight.

In early of 2011, Indonesian government has obligated the palm oil producer in adding the import synthetic vitamin A to their product which issued in Indonesia since January 2011. The policy was intended to improve public health. Food fortification is the public health policy of adding micronutrients (essential trace elements and vitamins) to foodstuffs to ensure that minimum dietary requirements are met, in this case the additional element is vitamin A. Conventional fortification process can be done by adding micronutrients into food formulations. This policy is assumed to overcome the problem of VAD because 70% of Indonesian people are consuming cooking oil.

Vitamin A fortification in cooking oil is one of ways to supply vitamin A for infants and children, including adult people, assuming that it wouldn’t affect people’s diet and couldn’t affect much to price. Instead, I think it is necessary if we do review more about this policy. Is it really become the effective way to solve vitamin A deficiency in Indonesia?

According to Widyakarya National Food and Nutrition (2004), the needs of vitamin A (µg Retinol) for child/day is 375-500 µg, for adult is 600 µg, for pregnant and lactating mother is 300-350 µg. The raw material of cooking oil is CPO (Crude Palm Oil) or Red Palm Oil. The amount of beta carotenoid as provitamin A in CPO could reach 500-1000 ppm carotenoid or 1 ml CPO contain vitamin A carotenoid 600 µg retinol. It means that 1 ml CPO can fulfill the needs of vitamin A for an adult per day. In case of daily activities, people usually use 1 litre or 1000 ml of cooking oil for their home needs. Regarding to the retinol amount above, it can be calculated that 1000 ml can fulfill a thousand people’s need of vitamin A! How amazing it is! Instead, in the fact, beta carotenoid in 1 litre of CPO is eliminated by the process of purifying, bleaching, and deodorizing. The color is goldenish yellow as we known as well in cooking oil so almost of the carotenoid had been reduced by those processes.

Through this vitamin A fortification policy, producers should add the import synthetic vitamin A into cooking oil AFTER eliminating process of provitamin A in CPO. Now, how do you think? Does this policy is a huge extravagance? The answer is absolutely YES! The policy was also be pitied by Prof.Dr.Ir. Rungkat Fransiska Zakaria, M.Sc., lecture and researcher in Department of Food Science and Technology, Bogor Agricultural University who is very concern of vitamin A deficiency problems in Indonesia.

Then, how many production of CPO in Indonesia? Extraordinarily, Indonesia is one the highest producers in the world after Malaysia. Based on data in 2007, Indonesia produced 16 million tons per year of CPO. TempoInteraktif.com stated that Indonesia is also predicted as The World Most CPO producer which production can reach 47.2% or 22.2 million tons per year. But, 60% of CPO production is exported to overseas and 40% is consumed inside the country. For local consumption, cooking oil industries are becoming the dominant CPO consumer, reaching 29.6% from total production.

The question is : “Does this policy is an appropriate way to solve vitamin A deficiency problems in Indonesia?”.
Let us take a look at the financial side. Reviewing at the basic price, the local nature palm oil which is containing 550 mg/L has basic price Rp 7,-/child or Rp 7,-/malnourish child/day meanwhile the import synthetic vitamin A fortified cooking oil has Rp 25-Rp 50/kg or Rp 100/kg. CPO which is rich of beta carotenoid can be consumed in capsule form, dressing oil, emulsifier, etc. This way is very contradictive with the fortified cooking oil policy which is seems “forcing” consumers to eat frying food although it can give bad effect if it is eaten much. Besides, unless becoming capable people, buying cooking oil is not an easy way for poor people, right?

By this policy, it is apparently clear that the Indonesian government decision to fortify vitamin A into cooking oil is inappropriate way. As mentioned in SinarHarapan.com (July 16th, 2010), this mandatory can also cause higher production cost in cooking oil industry and also causing extravagant cost until Rp 200 billion each day. You can imagine by yourself if this mandatory was formally ratified as Indonesian National Standard. In other words, there would be more extravagant oil production. It is really horrible. While there are still a lot of people as victims of some terrible disasters happened in this country, instead of the government would do abundant extravagance. According to Prof. Dr. Ir. Tien R. Muchtadi, MS statement in SinarHarapan, the leader of Indonesia Palm Oil Society stated that the producers of synthetic vitamin A in the world are mostly controlled by two biggest companies from Germany, BASF and Roche.

The vitamins cartel was the “Mother of All Global Cartels.” It was the most elaborate, longest lasting, and most harmful of the international cartels discovered by the U.S. Department of Justice (DOJ) the 1990s. Hoffmann-La Roche was fastly becoming the dominant producer of synthetic vitamins in the 1930s. Beside Roche, there is also BASF which dominate world’s vitamin market. For vitamin A, Roche dominated 48% of global market and BASF dominated 30% of global market in the early of 1990s. Is there any connection between the policy and world’s vitamin cartel? Unless the government, no one knows

Selasa, 10 Mei 2011

Edit

Kali ini Mengenai Sebuah Pernikahan



Kali ini saya ingin menulis tentang sebuah pernikahan. Bukan. Tulisan ini bukan dilatarbelakangi oleh “Sindrom 22” atau karena banyaknya undangan pernikahan akhir2 ini, melainkan terdorong oleh curahan hati saya mengenai sebuah pengalaman.

Menurut teman2, apa itu sebuah pernikahan? Kalau menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Berdasarkan hukum Al-Qur’an (Q.S. 24-An Nuur : 32) "Dan kawinlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan mereka yang berpekerti baik. Termasuk hamba-hamba sahayamu yang perempuan." Dengan tujuan pernikahan tercantum dalam Q.S. 30-An Ruum : 21, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."

Pernikahan adalah sesuatu hal yg baik. Sesuatu hal yang menghalalkan segala aktivitas yang dilakukan sepasang manusia berbeda lawan jenis yang sebelumnya bukan mahramnya. Banyak cara yang dilakukan oleh manusia sebelum melakukan pernikahan. Ya, tentu saja ini harus dilakukan untuk saling atau lebih mengenal pasangan masing2, bukan? Namun pertanyaannya adalah cara seperti apa –tentu berdasarkan Islam– yang seharusnya pasangan tersebut jalankan sebelum pernikahan mereka? Apakah dengan “kecelakaan” seperti di sinetron2?? Atau dengan jalan pacaran seperti di FTV2? Atau ada yang menyebut “PACARAN ISLAMI” seperti di sinetron2 berkedok ‘Islami’? atau... Hubungan tanpa status yang notabene sama saja aktivitasnya dengan pacaran? Atau… Ta’aruf seperti di film2 dari novel karya Habiburrahman El-Shirazy? Ta’aruf seperti apa yang dicontohkan oleh Rasulullah? Silahkan baca sendiri dalam Siroh (Sejarah Rasul) karena saya masih belum pantas menceritakannya (berhubung belum pernah juga, hehe) Hmm… yang pasti banyak yah, tinggal manusianya sendiri yang menentukan dia mau melalui jalan yang mana.

Jalan menuju Jodoh memang berliku. Ups, sok tau banget ya saya yang masih kecil ini ngomong2 ttg Jodoh. Gak pa-pa lah ya.. hihi.. Lanjut.. Ya, jalan menuju pernikahan bagi tiap manusia pasti berbeda2.. ada jalan yang benar, ada jalan yang salah. Dan setiap manusia pasti memiliki kesalahan. Saya ulangi, dan setiap manusia pasti memiliki kesalahan.

Bagi sesama Muslim yang paham akan pentingnya dakwah bagi umat maka jalan menuju pernikahan pun seharusnya juga sangat diperhatikan. Katakanlah dalam objek tulisan ini sebuah kaum yang memahami pentingnya berdakwah dan mari kita sebut mereka dengan istilah aktivis dakwah (AD). Tugas AD pada dasarnya sangat bergengsi. Mereka mengemban tugas yang sama dengan para Nabi dahulu, menyampaikan Risalah dari ALLAH, Tuhan Semesta Alam. Rasulullah, Nabi2 dan AD semua sama2 manusia. Manusia adalah sebuah makhluk dan PASTI pernah melakukan kesalahan. Bedanya, kesalahan Rasul dan manusia biasa jelas Tak sama. Jika AD mengikuti cara Rasul dalam mengemban dakwah, itu seharusnya berbanding lurus dengan cara AD memilih jalan menuju pernikahan.

Katakanlah sebuah kisah sepasang AD (ambil contoh dari beberapa kasus) yang mengambil jalan pernikahan yang salah. Kita tau itu salah karena benar2 tidak sesuai dengan hukum Islam. Dari lika-liku perjalanan sepasang AD tsb. memang sudah berulangkali saudara2nya memperingati agar mereka terhindar dari fitnah, sudah berulang kali dan usaha ini termasuk maksimal meski ternyata hanya Allah yang tahu bagaimana perjalanan mereka sampai akhirnya berlabuh pada sebuah amal kebaikan, yakni sebuah pernikahan. Lantas, apakah karena kesalahan mereka sebelumnya kita berhak mengucilkannya dengan tidak memenuhi sebuah undangan kebaikan dari mereka dan melarang orang lain memenuhinya? Apakah kita –yang juga seorang manusia biasa– pantas melakukan hal tersebut? Allah saat itu telah menunjukkan kebesaran-Nya dengan membuka aib mereka di hadapan kita, sebagai saudara sesama Muslim mereka. Kita, manusia, masing2 punya aib dan beruntunglah bagi mereka yang aibnya masih dirahasiakan oleh ALLAH. Tidakkah ini pelajaran yang amat sangat berharga buat kita?

Oke, katakanlah karena itu merupakan sebuah bentuk ijtihad dan hukuman karena mereka adalah AD yang paham terhadap aturan2 jamaah namun apa bedanya dengan undangan dari teman2 kita yang melalui jalan2 yang berbeda menuju pernikahan mereka (dalam artian pacaran, HTS, dll yang notabene TIDAK DIBENARKAN dalam Islam)? Apakah harus kita telusuri satu persatu jalan mereka benar atau tidak?

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda yang artinya, ”Apabila seseorang di antara kalian diundang untuk menghadiri walimatul ’ursy (resepsi pernikahan), penuhilah.” (HR. Muslim) dan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam juga bersabda yang artinya, ”Barang siapa yang tidak menghadiri undangan walimah/pernikahan, sungguh dia telah durhaka pada Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Muslim). Dari dua hadits ini terlihat jelas bahwasanya hukum memenuhi undangan walimah adalah wajib, jika memenuhi 3 syarat di atas. Apabila yang mengundang adalah seorang muslim, namun dia terang-terangan dalam berbuat maksiat (fasik) seperti mencukur jenggot, merokok di muka umum atau melakukan bentuk kemaksiatan yang lain, maka memenuhi undangan dari orang semacam ini tidaklah wajib.

Akan tetapi, jika dalam memenuhi undangan tersebut terdapat maslahat (manfaat), maka boleh menghadirinya. Sedangkan apabila dalam memenuhi undangan tersebut tidak terdapat maslahat, maka perlu dipertimbangkan lagi, yaitu bisa memilih untuk datang atau tidak. Jika dia melihat dirinya mampu untuk tidak menghadiri undangan tersebut kemudian ketidakhadirannya ini dapat menimbulkan maslahat yaitu orang lain malah ikut tidak memenuhi undangan si pengundang yang fasik ini sehingga si pengundang kemudian bertaubat dari maksiat yang dia lakukan, maka tidak mengapa (tidak wajib) dia tidak memenuhi undangan dari orang semacam ini. Semoga Allah memberi petunjuk padanya. (Syarh Riyadhus Sholihin). [Ust. Zaid, Lc http://muslim.or.id/2007/07/09/hukum-memenuhi-undangan/]

Saudaraku, jika seseorang mengundangmu ke rumahnya untuk makan bersama atau engkau diajak untuk membantunya dalam suatu perkara, maka penuhilah. Karena hal ini akan membuat senang orang yang mengundang dan akan lebih mempererat ukhuwah dan kasih sayang sesama muslim. Bersyukurlah, jika saudaramu yang sebelumnya melakukan kesalahan sebelum pernikahan mereka namun pada akhirnya mengakhirinya dengan sebuah pernikahan maka bersyukurlah. Bersyukurlah karena mereka justru berlabuh pada sebuah amal kebaikan, sebuah amal yang diibaratkan Rasul sebagai amalan “setengah agama”, half of dien. Ya Allah, kami meminta pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amalan yang diterima. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi terhadap apa-apa yang kita lakukan. Amin Yaa Mujibad Da’awaat. Sebuah renungan.