Selasa, 26 Juli 2011

Edit

ARMAGEDDON #2: antara Petaka dan Rahmat (Sebuah Resensi)



Judul Buku
ARMAGEDDON 2, antara Petaka dan Rahmat

Penulis
Wisnu Sasongko, MT

Penyunting
Budi Permadi

Tebal/Ukuran
396 hlm, 17.5 cm

Penerbit
Gema Insani

Tahun 2008

Masih ingatkah anda dengan sebuah film science fiction Hollywood yang berjudul “Armageddon”? film tersebut mengisahkan tentang sebuah meteor (asteroid) besi yang mengancam bumi karena akan bertabrakan sehingga bisa mengakibatkan kepunahan missal bila tidak dicegah. Sebagaimana film2 science fiction Hollywood lainnya, ada beberapa tokoh yang memainkan peran sebagai “Hero” untuk menyelamatkan bumi. Alkisah dalam film tersebut NASA merekrut para ahli bor pertambangan untuk sebagai awak pesawat ulang alik yang membawa sebuah bom yang akan ditanam dalam inti meteor. Sebagaimana khas Hollywood pula, bumbu percintaan pun tak luput dalam film ini. Ayah seorang putri dan tunangan putrinya menjadi tokoh utama dalam film ini namun sayang sang ayah harus dikorbankan demi keberhasilan misi tersebut.

Tidak, tulisan ini ditulis bukan untuk menceritakan film tersebut. Hanya sekedar meningatkan dengan judul film “Armageddon” sangat terkait dengan buku yang akan saya tuliskan resensinya berikut ini.

Al-Qur’an yang Allah turunkan pada 14 abad yang lalu menubuatkan tentang akan datangnya kejadian besar yang mendunia, tentang bumi yang menjadi gelap total karena tertutup kabut global/asap global (ad-Dukhaan).
“Maka Tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut (ad-Dukhaan) yang tampak jelas, yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih..” [ad-Dukhaan: 10-11]

Note: Bagi anda yang tidak mempercayai Al-Qur’an maupun yang belum mempercayainya, berikutnya akan saya paparkan mengenai Al-Qur’an, bagaimana ia diturunkan, kaitan Al-Qur’an dengan kitab-kitab sebelumnya dan bagaimana Al-Qur’an yang sampai ke tangan kita saat ini sama sekali tidak berbeda dengan Al-Qur’an ketika pertama kali diturunkan. Untuk sementara, silakan baca tulisan saya ini sampai tuntas.

Di dalam dunia barat, Armageddon sudah menjadi sinonim bagi peristiwa Kiamat dengan jatuhnya meteor (mungkin hal ini juga yang menginspirasi film “Armageddon”), juga sudah menjadi nama bagi peperangan akhir zaman di Magiddo. Dalam kajian yang ada dalam buku ini, Armageddon bukanlah peristiwa Kiamat Kubro (besar) melainkan sebagai suatu fenomena tentang jatuhnya meteor ke bumi, yang menyebabkan seluruh bumi tertutup asap ad-Dukhaan sehingga banyak manusia tersiksa. Lalu apa hubungannya? Berdasarkan eksplorasi Al-Qur’an dan hadits, Penulis mengemukakan hipotesisnya “bahwa munculnya ad-Dukhaan/asap yang bersifat global adalah karena hantaman meteor terhadap bumi”

Bagaimana bisa itu terjadi? Yang jelas, semua dalam buku ini tidak dapat saya jelaskan merinci satu persatu. Penulis cukup pandai meramu sebuah tulisan ilmiah Qur’ani yang disertai dengan data, fakta dan bukti yang jelas sehingga pembaca dengan latar belakang apapun dapat dengan mudah memahaminya.

Ad-Dukhaan adalah asap penanda akhir zaman. Asap ini menyelimuti seluruh dunia. Secara teori, ada berbagai peristiwa di bumi yang dapat menghasilkan asap, yakni aktivitas industri dan kendaraan bermotor, kebakaran hutan, ledakan gunung berapi, ledakan nuklir dan hantaman meteor/asteroid ke bumi. Dari semua penyebab tersebut, yang dapat memenuhi kriteria terjadinya ad-Dukhaan hanyalah dari hantaman meteor ke bumi, ini karena peristiwa selain itu hanya menyebabkan asap di daerah sekelilingnya dan tidak global (menyeluruh). Ad-Dukhaan juga sudah dinubuatkan oleh Muhammad Rasulullah sebagimana disebutkan dalam Hadits Riwayat ath-Thabrani:

“Sesungguhnya Tuhanmu memperingatkan tiga hal kepadamu. Pertama, kabut (ad-Dukhaan)
yang menimpa kaum mukmin (beriman) seperti pilek (flu/selesma) dan juga menimpa orang kafir, kabut itu mengepul sampai-sampai keluar dari setiap organ tubuh pendengarannya. Kedua, hewan melata (daabah). Ketiga, Dajjal (pendusta).”

Efek yang ditimbukan ad-Dukhaan tersebut berbeda antara orang beriman (mukmin) dan orang tidak beriman (kafir). Dari sana timbullah pertanyaan, apa yang menyebabkan dampaknya berbeda? Padahal notabene secara fisik orang beriman dan tidak beriman sama? Hal inilah yang menjadi landasan penulis untuk mencari jawabannya.



Sebenarnya, fenomena jatuhnya meteor ke bumi merupakan hal yang biasa. Bumi sebagai sumber medan magnet memang rentan mendapat serangan dari batu2 angkasa, namun berkat tujuh lapis langit yang diciptakan Allah (Al-Mulk: 3-4) maka manusia dapat nyaman tinggal dibumi dan lepas dari ancaman meteor karena adanya atmosfer. Meteor yang sering jatuh ke bumi merupakan meteor batu sehingga ketika bergesekan dengan atmosfer, permukaan semakin mengecil dan yang sampai ke bumi hanyalah bongkahan-bongkahan kecil atapu serpihan-serpihannya saja. Meteorit besi merupakan salah satu jenis meteor yang mampu menghantam bumi dengan keras karena kandungan besinya yang banyak. Ada kemungkinan meteroit jenis ini yang mengancam bumi dan dapat menyebabkan ad-Dukhaan, sebagaimana kita tahu bahwa besi bukan merupakan unsur pembentuk bumi dan tidak ada dibumi, besi (Al-hadiid) merupakan sebuah rahmat yang Allah turunkan dari surga untuk manusia (Al-hadiid: 25).

Anda pasti juga sudah tahu mengenai teori kepunahan dinosaurus yang diakibatkan oleh hantaman meteor, bukan? Namun tahukah anda setiap 100 ribu tahun sekali orbit bumi terhadap matahari berubah? Dan tahukah anda bahwa kepunahan massal terjadi setiap 30 juta tahun sekali?
Note: tiap 30 juta tahun bumi kita memasuki area terpadat galaksi bima sakti yang berisi jutaan asteroid sehingga memungkinkan mengalami hujan meteor yang berakibat kepunahan massal.

Kepunahan massal terakhir terjadi sudah lebih dari 30 juta tahun yang lalu. Ini artinya kita saat ini sedang berada dalam rentang waktu 30 juta tahun berikutnya! (Wallahua’a’am, Hanya Allah yang tahu)

Banyak ilmuwan mempercayai bahwa bencana-bencana yang ada di bumi datang dari luar angkasa, ini karena masih banyak jawaban yang belum diketahui para ilmuwan mengenai siklus tersebut.

Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi ketika meteorit besi tersebut jatuh kebumi: pertama, ia jatuh di laut dan mengakibatkan tsunami yang dahsyatnya luar biasa dan kedua, ia jatuh ke daratan yang dapat mengancam lebih banyak jiwa terutama jika jatuh dikawasan padat penduduk. Meteorit besi yang menghantam daratan akan mengakibatkan terbentuknya kawah meteor yang sangat besar dan karena meteorit ini mengandung logam maka bumi akan terinduksi magnet. Secara logika, tanah di daratan akan bercampur dengan unsur2 logam meteorit saat hantaman sehingga terbawa ke atas (langit) dan membentuk kabut/asap yang amat luas, menyelimuti seluruh bumi sehingga bumi pun gelap total. Selain itu, kabut ini mengandung gelombang elektromagnetik yang sangat dahsyar sehingga seluruh teknologi maju macam apapun akan mati total akibat induksi magnetik yang sangat kuat (at-Thuur: 44-46).
Note: Dunia ini adalah Darul asbab, yaitu tempat berlakunya hukum sebab akibat. Bahwa segala sesuatu, kejadian, peristiwa, fenomena dsb pasti ada sebabnya serta akibatnya.

Medan magnet yang sangat besar tersebut mempengaruhi kesehatan manusia saat itu. Hal inilah yang dijadikan landasan akan terjadinya perbedaan dampak pada orang beriman dan tidak beriman. Berdasarkan hadits, jatuhnya meteor akan terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan (entah tahun berapa, Wallahua’lam). Bagi orang beriman, saat itu mereka tengah berpuasa, menjaga makanan mereka dari yang haram dan mereka selalu melaksanakan sholat. Inilah tameng bagi mereka sehingga ketika ada bencana tersebut mereka hanya mengalami flu sebagai dampak dari homeostasis (kesetimbangan) tubuh mereka.

Mengapa? Ini karena faktanya bahwa gerakan sujud dalam sholat mampu menetralkan radiasi magnetis dalam tubuh. Saat sujud, dahi manusia bersentuhan dengan bumi yang notabene mengandung medan magnetik yang lemah akibat dari earth core/inti bumi yang berputar (medan magnet yang lebih baik adalah medan magnet lemah). Dengan gerakan tersebut maka medan magnet bumi dapat menginduksi zat besi dalam darah dikepala sehingga aliran darah lancar dan stamina menjadi meningkat.

Fakta kedua, bagi orang beriman yang dipertengahan bulan Ramadhan sedang menjalani puasa, kekebalan tubuh mereka akan meningkat sehingga tidak mudah terserang virus dan bakteri yang tumbuh subur akibat tidak adanya sinar Ultraviolet (UV) yang dapat membasmi virus dan bakteri karena terhalangi oleh materi ad-Dukhaan. Sebuah penelitian di Universitas Osaka, Jepang mengungkapkan bahwa orang yang berpuasa 7 hari berturut-turut atau lebih, pada hari ke-7 jumlah sel darah putih akan meningkat sedangkan orang yang tidak puasa tidak mengalami pertumbuhan sel darah putih. Jika puasa dilanjutkan dari hari ke-7 hingga hari ke-10 maka penambahan jumlah sel darah putih akan sangat pesat dan sel ini sangat berguna dalam sistem imunitas. Puasa juga bermanfaat untuk detoksifikasi, dll. Maka jelas sekali bahwa aktivitas yang dilakukan oleh orang beriman akan berdampak positif pada kesehatannya ketika terjadi fenomena ad-Dukhaan.

Sedangkan bagi orang yang tidak beriman, mereka mengalami bengkak di wajah, kulit, gangguan mata dan telinga. Hal ini dipengaruhi oleh makanan yang mereka makan. Alkohol dan makanan haram lainnya dilarang oleh Allah SWT sebagai bukti dari kasih sayang-Nya, juga sebagai pembeda antara hamba-Nya yang beriman dan yang tidak. Memang, di dunia ini tidak ada suatu hal apapun yang diciptakan-Nya sia-sia namun apakah pantas jika kita mempertanyakan keputusan-Nya mengenai halal-haram? Yang seharusnya kita lakukan sebagai makhluk-Nya adalah mencari hikmah mengapa Allah melarang hal ini dan itu kepada hamba-Nya?

Jika ingin tahu lebih lanjut bagaimana fenomena ad-Dukhaan dapat memberikan efek yang sangat negatif bagi orang yang tidak beriman, saya rasa buku ini cukup mampu menjawab mekanisme terjadinya hal tersebut secara ilmiah dan disertai dengan landasan yang jelas. Buku ini bagaikan ensiklopedi yang dapat menambah wawasan anda secara ilmiah dan juga memotivasi anda untuk segera melakukan amalan-amalan terbaik anda di dunia. Maka, milikilah buku ini segera!

Regards,
SARAH TSAQQOFA
-Just a reader-

Kamis, 14 Juli 2011

Edit

Inside story of Japanese Speech Contest PIMNAS 2010, Bali

Well, ini hanyalah sekilas cerita dibalik perjalanan gw waktu ikutan Lomba pidato bahasa Jepang di Bali 2010. Hanya sekedar mengungkapkan isi hati dan mengenang kejadian2 suka dan duka setahun lalu.. Lets check this out!!

Days before
Hmm… tahun 2010… di tahun itu gw mentargetkan diri buat ikut PIMNAS di Bali. PIMNAS ini adalah Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional, ajang bergengsi buat seluruh mahasiswa se-Indonesia. Apalagi acaranya diadain di Bali, wuiih siapa sih yg nggak mau jadi Finalis sekalian jalan2 ke Bali?? Hehehe.. Ups, begitu niatan gw waktu itu. Nah, demi mewujudkan impian gw kesana, Alhamdulillah gw ikut PKMP (program kreatifitas Mahasiswa bidang Penelitian) bareng kakak kelas. Karena gw niaat bgt masuk PIMNAS maka gw lebih memilih Cuma ikut 1 PKM aja supaya lebih fokus, disamping ada kesibukan lain di organisasi juga sih. Hari berlalu, monitoring PKM dan laporan akhir pun dilalui namun ternyata kelompok PKM gw nggak lolos PIMNAS, hiks.. sedih banget waktu itu (biasa aja sih sebenernya) tapi ya mau gimana lagi. Harapan lain ke PIMNAS lewat jalur PKM GT (Gagasan Tertulis) pun kandas sudah karena nggak lolos juga, hehehe.. Yaudah deh gw bener2 pasrah nggak bisa ke Bali.

Tapi di suatu siang yang terik, disaat gw lagi sibuk2nya ngerjain laporan akhir anpang (Analisis Pangan) di sekret HIMITEPA (Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan), tiba2 HP gw berdering. Ada telpon dari temen gw yg namanya Leo. Begini kira2 percakapannya:

L (Leo): Halo Sar..
S (Sarah, gw): Iya le, kenapa?
L: Sar, lo mau nggak ikut PIMNAS?
S: Hah? PIMNAS? Maksud lo apa? (“Emang kelompok gw lolos PIMNAS? Perasaan nggak deh,” kata gw dalem hati)
L: Iya, tadi Pak Rim (Pak rimbawan, direktur kemahasiswaan –red) nelpon gw. Katanya ada lomba pidato bahasa jepang tuh di PIMNAS, lo mau ikut nggak?
S: *Jelegeeerr* (bagai kesamber petir gw kaget sekaget2nya ditawarin kesempatan gratisan)
Mm..ma, maksudnya gimana? Gw ikutan pidato, gitu? (gw kaget karena taun ini juga gw ada rencana ikutan lomba pidato bahasa Jepang di UNSADA)
L: Iya, tadi gw dah ngasih nomer lo ke Pak Rim, ntar Pak Rim mau nelpon katanya. Berhubung Deadline pendaftarannya bentar lagi jadi IPB nggak ngadain seleksi. Ikutan aja, Sar..
S: I, iya ntar gw pikir2 dulu (sok2 mau mikir padahal mupeng banget). Emang berapa orang perwakilannya?
L: Palingan dua sih, lebih jelasnya lo langsung ke Ditmawa aja ya, ok. Thx ya (as usual ni orang cepet2 ngomongnya, hehe)

Tuutt.. Telepon terputus dan seketika tangan gw dingin karena sangat terkejut.
Nggak beberapa lama kemudian ada telpon dari Pak Parta (staf ditmawa) so gw langsung melesat ke ditmawa n mengklarifikasi berita dari Leo.. Ternyata eh ternyata Pak Rim menawarkan 2 orang (1 cewek, 1 cowok) buat ikutan lomba pendukung PIMNAS ini). Syaratnya standarlah, pernah belajar bahasa Jepang tapi blm pernah tinggal di Jepang selama 6 bulan atau lebih. Gw banget kan? Hehe.. so akhirnya gw disuruh cari satu orang lagi. Hmm.. siapa yaa?? Akhirnya pas lagi gw bingung, datanglah ADI INDRA PERMANA.. sahabat gw satu ini juga pernah belajar Bahasa Jepang n lulus Noken level 4 meski bernasib sama kayak gw alias udah lama banget nggak belajar lagi. So, gw ajak deh n kita sama2 berjuang bikin naskah.. ckckck..

Singkatnya, Pembimbing kita berdua adalah Bapak Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MSc. Dosen ARL (Arsitektur Lanskap) lulusan Jepang yg sampai saat ini masih aktif berbicara bahasa Jepang.

Pak Hadi adalah dosen konselor gw waktu TPB jadi begitu dikasi tau pembimbingya adalah beliau gw seneeeng bgt, hehehe.. Singkatnya lagi, begitu naskah kita dah jadi, kita perlihatkan deh ke Pak Hadi. Dan ternyata masih banyaaaaaaaaak bgt salahnya, hihihii.. (maklum lah yaaa bukan anak sastra). Padahal pas waktu itu kita lagi Praktikum Terpadu (semacam praktik lapang gitu tapi di kampus sendiri) yang padeet bgt setiap hari selama 2 minggu. Hampir setiap hari, pas jam makan siang, kita berdua selalu gangguin bapak di ruangannya. Belum sempet latian tuh, masih revisi, revisi dan revisi. Revisi 1 halaman setiap 2 jam/hari. Nah lhoh? Ini karena pak Hadi sibuk banget.. secara kita juga sih, hehehe..

Teruus.. karena gw minderr bgt, ngerasa nggak mungkin menang karena lawannya anak2 sastra Jepang semua, gw mulai mencari tau siapa aja sih lawan2 yang bakal gw hadepin (duileee lawan2?? Hahaha). Gw buka web PIMNAS n liat daftar nama2 peserta Japanese Speech Contest. Pastinya yang paling jadi perhatian gw adalah peserta dari Universitas2 ternama yg terkenal bgt sastra jepangnya, such as: UI dan UGM. Nah, karena penasaran dengan orang2 yg namanya tercantum sebagai peserta dari universitas2 tersebut maka gw carilah akun Facebook mereka. Ceritanya mengintai lawan nih, ahahaha… *Licik

Dengan sok2 kenal gw add deh nama2 yg ada disitu. Contoh yang berinisial AQA, MKD, RR dll gatau lagi lupa. Setelah di approve, liat lah status2 mereka yg banyak pke bahasa Jepang dgn Kanji Njlimet wae.. Saya sangat minder. Apalagi setelah searching, ternyata dua diantara mereka adalah juara I & II Japanese speech Se-Jateng euy! Makin jiper deh gw, alhasil yasudahlah berusaha aja semampu saya, nggak usah mikirin lawan, hehehe..

And Finally, Di H-2 keberangkatan itu naskah kita masih ada revisinya, ini karena Hadi-sensei kurang yakin dengan kalimat revisi darinya maka direkomendasikanlah istri beliau yang juga lulusan Jepang & sudah tinggal lebih lama di Jepang. Alhasil, gw harus bertemu Istri beliau setelah beliau menyidang anak ARL 42 padahal disisi lain juga PT waktu itu hari2 terakhir n makin padet jadwalnya. Kabur2an deh demi ketemu Ibu Nunung (istri Hadi-sensei), hehe.. demo sa, Hontou ni arigatou Nunung-sensei ^^. Setelah fix semuanya, barulah bisa gw latian.. Ckckck.. Naskah segini panjang baru latian H-1nya, parah banget kaan? Hihi.. belum latian interviewnya pula. Bikin cenat cenut deh pokoknya. Hehe

DAN BERIKUT ADALAH HASIL REVISI NASKAH TERAKHIR, LIHATLAH BAGAIMANA KUMELNYA KERTAS INI KARENA SAKING TERLALU BANYAK REVISI :p

Halaman 1


Halaman 2


Halaman 3


Halaman 4


The Day
12 Juli 2010
Gw berangkat ke Bali bareng Adi dan hadi-sensei by Sriwijaya Air. Sepanjang perjalanan ke bandara kita berdua ngapalin naskah, mulut komat kamit tapi tetep aja nggak apal2, hehehe.. sampe di bandara kita ditraktir makan sama Hadi-Sensei (Doumo Arigatou sensei!! ^^), uang saku dari ditmawa safe deh, *licik lagi, hihi..

Ada kejadian lucu pas di ruang tunggu pesawat. Setelah check in ke ruang tunggu, gw duduk di salah satu bangku sambil baca naskah pidato gw yang udah gw salin dalam beberapa lembar que card (maksudnya biar lebih gampang diapal gitu, hehehe). Tulisan naskah pidato di quecard itu semuanya Hiragana (maksudnya biar lebih gampang dibaca gitu, hehehe). Nah, pas gw lagi asik2nya baca gitu, datanglah 3 orang anak muda (2 laki-laki dan 1 perempuan). Gaya2nya sih mahasiswa banget. Masing2 sibuk dengan kertas ditangannya. Ups, gw jadi curiga, jangan-jangan 3 anak muda tersebut adalah peserta yg mau ikut speech jg di Bali??

Berhubung bangku di sebelah gw kosong, salah 1 dari pemuda tersebut duduk di samping gw. Perasaan gw, familiar dengan ini orang. Kayak pernah liat dimanaaa gitu. Oh iya! Akhirnya gw inget, gw semakin curiga kalo pemuda disamping gw ini anak sastra Jepang UI yg gw sok2an add FBnya, hihihi.. ternyata eh ternyata pas gw tengok agak ke kiri sedikiit (ngintip maksudnya), pemuda di samping gw ini lagi baca naskah berbahasa Jepang. Tapi bedanya isinya banyaak kanji yg njlimet, bikin mata berkerut.

Jelegeer,, Gw langsung jiper, ternyata bener, mereka bertiga pasti mau ikutan lomba. Duh, mana ok bgt lagi naskahnya. Trus bacanya kayak nggak mikir pula. Makin minder.
Akhirnya gw lapor deh ke adi yg duduknya agak jauh dari gw n minta tukeran tempat duduk. Finally, adi duduk di samping pemuda itu n sok2 kenalan. Benarlah ternyata 3 orang anak muda tersebut berasal dari Sastra Jepang Universitas Indonesia, Namanya Akhyar, Rama dan Dina. Mereka satu pesawat sama gw n Adi. U know what? Kita berjodoh sama mereka karena satu pesawat dari berangkat sampe pulang n akhirnya kita juga berpetualang bareng deh, hehehe..

Sampe di Bali kita pisah karena beda hotel. Dari bandara ke hotel, biaya transportasi Taksi ditanggung oleh Hadi-Sensei (Mou ichido doumo arigatou, sensei! ^^) *Licik, karena uang saku safe lagi, hehe

Singkatnya, kita sampe malam hari dan setelah beres2 dikit, kita latian interview.. Tapi kayaknya Hadi-sensei udah hopeless banget karena kita (terutama gw) udah kecapekan jadi Cuma latian bentar deh, huhu.. yowislah kita istrahat demi agenda keesokan harinya yang sangat penting.

>> Sebenernya ada Secret Story dalam scene diatas namun maaf tidak bisa diceritakan kali ini, kalau ingin tahu lebih lanjut bisa Tanya langsung sama saya yaaa :P <<


13 Juli 2010
Pagi2 kami (gw, Adi dan Hadi-sensei) udah sampe di Universitas Mahasaraswati, Denpasar, tempat berlangsungnya lomba. Ketika lomba udah mau dibuka, ketiga anak muda UI tersebut masih belum datang jua. Ternyata mereka tersesat dan salah lokasi kampus. Untungnya Adi menghubungi mereka sehingga mereka sampai tepat waktu. Finally kita berlima duduk sekelompok. Adi dapet giliran paling awal dari kita semua, sedangkan gw dapet urutan 18. Posisi tempat duduk terbagi dua. Di sebelah kiri adalah para peserta Tuan rumah dan dosen2nya. Sedangkan di sebelah kanan (sekeliling kami berlima) ada banyak peserta dari berbagai Kampus di Indonesia. Karena Adi orangnya Supel banget n selalu jadi center of attention, akhirnya kita (para peserta yang duduk di bangku sebelah kanan) jadi kenalan dan saling support bareng tiap ada yg tampil. Jurinya ada 3 orang, Mereka wanita Jepang asli, perwakilan dari Japan Foundation Bali. Peserta yang tampil macem2, ada yang biasa aja, datar, lupa2, tapi banyak juga yang kereeen.. APalagi Dua peserta dari UGM yang waktu itu gw sok2an add FBnya, hehehe.. Mereka emang Ok banget. Dua2nya akhwat pula, subhanalloh deh. Pidatonya berat2, satu tentang Palestine, satu lagi lupa ttg apa.

Dan tibalah Giliran Adi… Keliatan banget dia grogi meski dia dah sering banget jadi MC n tampil di depan panggung. Hal yg paling tak terlupakan dari Pidato dia adalah “Mou Ichido (tanpa onegaishimasu)” artinya (tolong ulang sekali lagi). Ini karena Adi nggak ngerti apa yang ditanya Juri jadi dia minta Juri ngulang pertanyaannya sekali lagi. Tapi karena gayanya yang lucu buanget pas ngomong so semua penonton ketawa ngakak. Asli, gw juga ngetawain dia dan bersumpah dalam hati semoga gw nggak mengeluarkan kalimat sakti itu.

Namun ternyata ketika tiba giliran gw ditanya juri……………………………………………….

Kalimat sakti itu keluar juga: Mou Ichidou Onegaitashimasu. Ini karena gw sengaja mengulur waktu supaya bisa punya cukup waktu berpikir jawaban apa yang cocok (Alesan). Dan alhasil yaah gw jawab sekenanya deh, huhuhu.. begitu turun dari panggung gw liat mimik Hadi-sensei agak kecewa namun masih tetap tersenyum dan menghibur gw, “Nggak pa-pa, ini kan memang bukan bidang kita”, hiks, aku jadi sangat terharu. Padahal Hadi-sensei udah sempetin waktu buat nemenin gw n Adi 3 hari 2 malem full buat lomba ini diantara kesibukannya tapi kami begitu mengecewakannya. Hontou ni gomenasai, sensei TT. And u know what? sampe sekarang gw bener2 nggak berani nonton Video Speech gw waktu itu. Begitu memalukan, hihihi..

We are the Rempongz Fam!! (Ki-Ka: Adi, Hadi-Sensei, Saya sendiri)


Tapi akhirnya nggak Cuma Adi dan gw yang ngomong “Mou Ichidou”, masih ada peserta lain lagi dan ternyata dia juga bukan jurusan sastra Jepang (Ekonomi –red) maka jadilah kami membentuk Geng “Mou Ichidou”, hahaha

Diantara sela2 giliran, para peserta yg duduk di sebelah kanan banyak ngobrol (kok gaya ceritanya kayak anak SMA yaa?? Hahaha), ada Andi dari Bandung yang dari awal keliatan arogan bgt karena sejak pagi dia selalu pake HEADPHONE yang guede banget tp ternyata urang Bandung asli yg cukup asik, Andar dan Anggu yang datang jauh2 dari Medan, Cininta dan adik kelasnya yang Hobi naruto dari Surabaya, Pritta dan Hayun dari Brawijaya, Dita dan Rida yang sangat akhwat sekali dari UGM dll. Sementara, Gw, Dina, Adi, Akhyar dan Rama merencanakan jalan2 bareng esok harinya keliling Bali, sekalian bareng sama sepupu Dina yang kebetulan lagi libur jadi pramugari GIA. Kebetulan juga esokanya Hadi-sensei mau ketemu koleganya jadi kami pisah.

And The Winner is............
ki-ka: Dita, Rida, Andi, Dina, Cininta, Anak Mahasaraswati (??)



Finally, prediksi gw nggak salah. Juara I & II Rida dan Dita dari UGM, Juara III Andi, juara IV dari Mahasaraswati, juara V Cininta dan juara VI Dina. Lengkaplah sudah 5 orang dari juara itu duduk di barisan kita semua (nggak penting bgt tapi penting juga, hehehe). Setelah foto2 bareng, baliklah kita ke hotel masing2. Dan malemnya kami berlima merencanakan makan malem bareng didaerah Nusa Dua. Eh ternyata Andi mau ikut, dia ngajak Andar yang selalu bareng Anggu, mereka ngajak Pritta yang barengan sama Hayun, trus kalo nggak salah ada Erna dari Bali juga ikut deh. So, malem itu rame banget deh. Karena nusa dua udah sepi alhasil kami semua makan di Wong Solo (jauh2 ke Bali makannya Wong Solo, hehehe) tapi nggak pa-pa, kami semua rata-rata seangkatan dan Senang sekali dapat teman baru :)

Jalan-jalan session



at Wong Solo



14 Juli 2010

kami berlima nyewa mobil buat jalan2 setengah hari keliling Bali. Rencana jalan2 hari itu adalah ke Pantai Kuta, Garuda Wisnu Kencana dan tempat oleh2 Khrisna. Firstly, kami ketemu sepupu Dina yang cantik, dia pramugari GIA yg lagi libur shiftnya. Finally, kami berenam + Beli (supir yang mengantar) mulai berpetualang. Perjalanan terhambat karena anak2 cowok lama banget bangunnya (Apalagi Akhyar yang disetiap kesempatan selalu tidur :P, Kalo Adi sehotel sama gw jadi gampang banguninnya :P) so kami baru bisa berangkat sekitar pukul 10. Lantas kami beli oleh2 ke Khrisna dulu, disini lumayan lama sampai siangan. Gw beli oleh2 buat temen2 kosan n keluarga aja, Alhamdulillah ada uang lebihan dari uang saku yg dikasih ditmawa, hehehe.

Setelah agak siang kami segera menuju ke Kute, liat2, makan rujak n photo session terus langsung meluncur ke GWK dan melewati Jimbaran. Mengingat Jimbaran, gw jadi inget temen SD gw, Ferdinand Petra Karel Surentu yang juga tinggal disini setelah lama menetap di Singapur. Beberapa hari sebelum ke Bali gw sempet hubungi dia sih coz kan sayang udah jauh2 ke Bali tapi nggak ketemu teman lamaaa bgt, namun blm ada jawaban dari Petra hingga hari keberangkatan gw. And pas gw di Bali, gw tanyalah kontak Petra ke temen SD gw yg lain, Tantia Dian Permata Indah. Tantia ini lama banget bales sms gw, secara dia lagi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Nasional (saat itu gw yakin bgt dia menang dan benarlah dia yg menang). Ok, pas Tantia bales sms gw ternyata nomer Petra yg dikasih adalah nomer Singapur. Ini mah namanya sami mawon atuh. Yasudahlah mungkin gw emang gak berjodoh ama Petra. Tapi pas gw lagi di GWK dan pas mau balik ke bandara karena kami ngejar pesawat yang akan lepas landas jam 5 sore itu, tiba2 ada sms dari Petra, dia bilang lagi di rumahnya di Jimbaran n mau nemenin sodaranya jalan2 di Bali. Walhasil tetep aja karena mengejar waktu gw gak jadi deh ketemu temen SD gw itu. Sorry ya Pet, maybe next time :)

Best Picture at GWK
Ki-Ka: Rama siramarama, Akhyar si orang Jepang (maklum mukanya japanese abis), Adi (u knowlah dia), Saya pribadi dan Dina sang juara


Abis Photo session di GWK (emang disini kami GAJE banget deh, Cuma jalan2 n poto2 aja, hahaha), kami segera tancap ke bandara karena takut macet dan ketinggalan pesawat. Alhamdulillah kami sampai tepat waktu namun ternyata pesawat ditunda hingga setengah jam, walhasil kami berlima pun leha2 dulu di ruang tunggu. Ternyata sepupunya Dina mengantar sampai bandara dan nraktir cewek2 (alias Cuma gw n Dina) buat makan di Lounge di dalam ruang tunggu Bandara. Di dalam Lounge tersebut ada tempat SPA dan u know what? Gw ketemu Hadi-sensei lagi dipijit di SPA tsb. Hehehe, and finally kami berpersonel lengkap deh buat kembali ke Jakarta dan mengakhiri “Liburan” kami.

Terimakasih telah menemani Petualangan Baruku Ya teman-teman =)

Kimitachi ni atta koto Hontou ni Yokatta :))