Jumat, 28 Juni 2013

Edit

Kerikil Kecil Bernama "Sombong"


Terkadang ketika ada seseorang yang mendapatkan rezeki melalui kita, kita pun ikut merasa bangga dan terselip selentingan gumam di hati: "Ih, karena gue tuh dia dapet kerjaan", "Karena gue dia dapet beasiswa", "Karena gue dia akhirnya masuk Islam", "Karena gue akhirnya masalah dia beres, "karena gue.. dia....bla bla bla.."

Padahal toh pada hakikatnya bukan karena kita. Semua sudah ketentuan Allah dan mungkin melalui kitalah rezeki itu disampaikan Allah. Menurutku, hal ini termasuk sombong hati dan inilah yang mungkin menyebabkan kerikil kerikil kecil dalam hidup kita. Tidak kita sadari dan berlalu tanpa kita rasakan keberadaannya sehingga unconcious sin ini lah yang bisa menghambat terkabulnya doa-doa kita. 
Padahal..
"Tidak akan masuk syurga orang yang dalam hatinya terdapat biji sawi sifat sombong" (HR. Muslim)
Astaghfirullah, semoga kita terhindar dari penyakit hati satu ini. Aku ingat guruku pernah berkata:
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan karena melalui kita, maka kita akan mendapatkan pahala kebaikan sebanyak orang tersebut mengerjakan kebaikan tanpa sedikitpun mengurangi pahal a kebaikan orang tersebut.
Jadi, jangan berhenti mengalirkan kebaikan pada orang lain dan jangan iri kepada apa pun yang mereka miliki. Jangan pernah iri terhadap yang bukan milik kita. Toh tiap orang punya porsinya masing-masing.

Wallahua'lam bisshawab

-hanya sebuah renungan sore hari

Jumat, 21 Juni 2013

Edit

Untuk Laki Laki yang Berkemas Pergi


Bagaimana jika kita tidak benar-benar berjumpa?

Seperti para pengemis tidak benar-benar mengemis. Guru tidak benar-benar mendidik. Dokter tidak benar-benar menyembuhkan. Nelayan tidak benar-benar melaut?

Bagaimana jika siang tak benar-benar terang. Kedua kaki tak benar-benar melangkah beriringan. Kedai tidak benar-benar ramai.

Dan kita tidak benar-benar berjumpa?

Ku kira kita tidak benar-benar saling menatap. Tidak benar-benar menopang dagu seraya mendengar. Tidak benar-benar melipat tangan sambil berbincang.

Angin tidak benar-benar kering. Langit tidak benar-benar biru. Ronaku tidak benar-benar merah jambu.

Mungkin, kita tidak benar-benar menyangsikan kehampaan. Kita tidak benar-benar memilih dan memutuskan. Kita tidak benar-benar melambai dan mengucap selamat tinggal.

Bahkan, kita tak benar-benar mengerti arti pertemuan dan perpisahan?

Mungkin, kita memang tidak benar-benar berjumpa.

Dan rasa itu tidak benar-benar sama.



Payung Teduh- Kita Adalah Sisa-sisa Keikhlasan Yang Tak Diikhlaskan

-Sur
071112
Edit

Tanya


Kalau saya tanya “apa kamu baik-baik saja”, apa kamu akan bertanya-tanya diantara tanya-tanya? Dengan demikian, masihkah ada perbedaan dengan saya bertanya-tanya dan tanya-tanya mereka? Apakah akhirnya saya cuma bisa berdoa dan mengharap semesta menjawab jika saya tidak bertanya-tanya dan kamu tak tahu selain tanya-tanya mereka?

Ah. Saya sendiri jadi bertanya-tanya mengapa saya bertanya.

-Sur
Edit

Kita Lagi


Kamu potong-potong
isi kepalaku dengan nama-nama perempuan itu.
Lalu kau isi dengan cemburu.
Hingga semalaman terbakar ragu.

Kita tak bisa tidak,
kita tahu tapi menunggu.
Selalu mati beku, lidah membatu.
Itu kata, suara,
ini kondisi, sangsi.
Kamu lagi.
Aku lagi.
Kita berdebar lagi.

-sur

Rabu, 19 Juni 2013

Edit

Lawan dengan Amal Sholeh


Baru aja semalem saya dapet tausiyah ini. Saya curhat abis2an ke guru saya dan beliau cuma bilang,
“Lawan aja dengan amal sholeh”.

Lawan aja dengan amal sholeh. apapun itu: ujian, godaan, musibah, cercaan, hinaan, semua… lawan aja dengan amal sholeh. Pastikan terganti dengan yang lebih baik. Wallahua’lam bisshawab

Selasa, 18 Juni 2013

Edit

Dialog Sebuah Lyra #3




Huff... Ternyata perjalanan dari Bimasakti ke Circinus cukup melelahkan. Jika melewati jalur biasa mungkin bisa sampai 10.000 tahun cahaya. Tapi Thanks God! Aku berangkat bersama Gabriel, malaikat utusan Tuhan. Dengan sayapnya, kami hanya perlu seperempat tahun cahaya untuk sampai ke Circinus. Gabriel menemaniku dan membantuku membawa semua bintang-bintangku!. Sampailah aku disini, Circinus, Galaksi baruku. Halloooo semuaaa.. perkenalkan, aku Lyra -si rasi bintang biasa- senang bertemu dengan kalian semua! Ehem, ehem.. aku mencoba menyapa rasi rasi bintang yang lain..

Circinus sangat dingin, ia jauh berbeda dengan Bimasakti yang hangat. Matahari pun jauh dari pusat Circinus. Gabriel memberitahuku bahwa disinilah aku akan menata bintang-bintangku. Tuhan memberiku langit dan lintasan yang sangaaaaaaattt luas. Ini karena di Circinus sangat sepii.. Jarak dari Rasi Bintang ke Rasi Bintang yang lain sangat jauh. Aku mulai kesepian.

Vega -bintang Terangku- memberontak dalam genggamanku dan ingin segera keluar. Ia ingin segera bersinar di Circinus. Sabar ya Vega, aku mau menata bagaimana bentuk Lyra kembali. Karena Aku sudah bukan Summer Triangle lagi. Aku sendiri. Vega terlihat senang karena kuberikan ia lintasan yang luas dan cukup hangat. Yah setidaknya lebih hangat dari hole hole yang ada di Circinus. Baguslah.

Disini aku akan memulai kehidupan baruku, tentu tanpa Hercules. Diapun tidak pernah tau bahwa aku sangat menyukainya dan menyukai iluminasinya. Dia tidak pernah tau aku menantikan hujan hujan meteornya setiap senja. Dia tidak pernah tau bahwa aku tidak ingin melihat dia berotasi bersama Cassiopeia. Dia bahkan tidak tau bahwa aku pergi. Aku Lyra, si rasi bintang bodoh. Ya, aku bodoh karena Hercules. Oke cukup, mungkin kalian juga bosan aku membicarakan tentang Hercules terus. Aku akan ganti topik.

Di Malam pertama ini, ada kunjungan datang ke Rasiku. Kau tau siapa dia? Pegasus! Dia benar-benar memenuhi janjinya akan mengunjungiku. Aku senang bersahabat dengannya! Aku memiliki banyak sahabat baru di Circinus yang dingin ini. dan mungkin... aku juga akan menemukan cinta baru... mungkin... setelah aku bisa melupakan Hercules...
Edit

Dialog sebuah Lyra #2



Hari ini Gabriel mendatangiku! Ia menyampaikan pesan Tuhan padaku. Doaku dikabulkan. Sebentar lagi aku akan pindah dari Bimasakti. Yeeaaay...! Ya, aku Lyra si rasi bintang Summer Triangle akan pindah dari Bimasakti! Oh Tuhan, aku tidak tau harus berkata apa. Perasaanku campur aduk. Aku senang tapi juga sedih. Aku sedih karena harus berpisah dengan sahabatku, Bimasakti. Aku senang karena pada akhirnya aku tidak akan melihat Hercules lagi. Hm... tidak, sesungguhnya aku sedih. Aku hanya berpura-pura senang. Hercules, Hercules lagi. Triangulum bahkan sudah berkali-kali muak karena aku selalu membicarakan Hercules. maaf...

Satu tahun cahaya lagi, kata Gabriel. Aku, Lyra -si rasi bintang biasa- akan pindah ke galaksi lain. Kau tau galaksi mana yang aku tuju? Circinus. Oh, dimana ya Circinus itu?? Bahkan aku belum pernah mendengarnya. Tuhan itu Maha Kuasa. Dialah pemilik milyaran Galaksi. Aku hanya ciptaan-Nya yang kecil saja. Kabarnya jalan ke Circinus juga akan melewati Supernova, sang Galaksi legendaris. Wow, mungkin ini pengalaman baru bagiku -si rasi bintang biasa!-

Aku pergi tidak sendiri, aku akan membawa Vega, salah satu bintang Terangku. Banyak yang kecewa siih sewaktu aku memberi pengumuman bahwa Vega akan bersamaku pergi, bersama sejumlah bintang lain dalam rasiku. Vega, penerang bumi di musim panas akan pindah ke Circinus dan menerangi bumi disana.

Andromeda membantu persiapan pindahanku. Cahayanya terlihat meredup, tak secemerlang biasanya. Aku tau ia akan sedih dan merindukanku. Maaf Andromeda, aku tidak mau melihat Hercules dan Cassiopeia bersama. Aku Jahat. Aku Lyra si rasi bintang jahat. Kau boleh anggap aku seperti itu.

Oh, Gabriel sudah datang dan menjemputku! Kali ini aku harus benar-benar pergi. Selamat tinggal, Bimasakti.. Selamat Datang, Circinus!
Edit

Dialog sebuah Lyra #1




Namaku Lyra - sebuah rasi bintang di Bimasakti, sahabatku. Aku sering bertanya pada Bimasakti, kenapa ya aku bisa ada di galaksinya.. kenapa aku tidak berada di Andromeda saja? sehingga aku tidak perlu bertemu dengannya. Bimasakti bilang, itu kehendak Tuhan. Tuhan percaya aku bisa melaluinya. Betul sih, mungkin ini ujian untukku. Aku tidak pernah bercerita pada siapa-siapa, kecuali pada Bimasakti, Andromeda dan Triangulum. Mereka boleh tau, seluruh galaksipun boleh tau. Tapi dia tidak boleh tau. Pada mereka aku percayakan rahasiaku, pada mereka aku simpan rapat-rapat perasaanku. Aku Lyra, rasi bintang biasa, meski kata manusia-manusia di Bumi aku cantik. Aku Lyra, hanya pengagum Hercules, rasi bintang tergagah sepanjang masa. Menurutku sih. Ah, mengapa mataku hanya melihat Hercules saja. Andromeda, tolong pindahkan aku ke tempatmu, aku tidak mau di Bimasakti lagi!

Triangulum pernah suatu hari mengunjungiku. Katanya lupakan saja Hercules, masih ada Pegasus, Delphinus atau Cepheus. Bahkan ia mau mengenalkanku pada seluruh rasi bintang di galaksinya. Semua agar aku tidak terpaku pada Hercules. Hercules hanya mencintai Cassiopeia saja dan masih ada sejumlah rasi cantik lain yang mengelilinginya. Sebagian aku mengenalnya, Aquila, Sagitta, Phoenix, semua berharap pada Hercules. Tuhan, pindahkan aku ke Triangulum!

Dear Andromeda, sampai kapan aku berada di Bimasakti? Tuhan, aku ingin pindah. Setidaknya ke Andromeda atau Triangulum. Atau Jika Engkau berkehendak, pindahkan aku ke galaksi paling jauh dari Bimasakti.

Dear Bimasakti, bukan maksudku menjauhimu. Aku hanya ingin pergi dari Hercules. Aku tidak ingin lagi melihat meteor-meteor indahnya. Aku tidak ingin melihat ia berotasi bersama Cassiopeia. Maafkan aku Bimasakti..
Dear Triangulum, terima kasih telah mendengarkanku dan menyimpan rapat-rapat rahasiaku. Semoga aku bisa pergi ke tempatmu..

Sahabatmu,

Lyra

Minggu, 16 Juni 2013

Edit

Cari Perhatian

Kali ini gue mau speak up dikit tentang cari perhatian. Setiap manusia pasti butuh perhatian dan ingin diperhatikan. Ya, nggak? Siapa sih yang nggak mau? Itu fitrah. Tapi janganlah cari cari perhatian di hadapan manusia. Carilah perhatian didepan Yang Maha Mengabulkan Harapan dan doa-doa. Cari perhatian di hadapan Tuhanmu dengan jalan-jalan yang disukaiNya. Berhentilah mencari perhatian kepada makhluk, apapun itu, gebetan, pacar, mantan, guru, bos, mertua dll. Nah, kalo kita maknai cari perhatian cuma di depan Allah aja, niscaya doa-doa kamu bakal makbul banget. Percaya deh. Carilah perhatian dengan ibadah ibadah yang disukaiNya. Cari perhatian dengan solusi solusi yabg diberikanNya. Al-Qur'an.

Selamat mencari perhatian!

Selasa, 11 Juni 2013

Edit

a Conversation in Dubai


Oke, 5 jam transit di Dubai setelah kepulanganku dari Paris dan menuju Jakarta membuatku menunggu cukup bosan juga di Bandara. Teman-teman yang lain masih ada yang sibuk keliling-keiling, berbelanja parfum atau souvenir dari Dubai. me? I just had 9 Euro left in my pocket dan sejumlah rupiah untuk naik taksi pulang dari Soekarno-Hatta. hahaha.. Dinar, dirham, real nggak ada so niat mau shopping pun lenyap. Aku sudah mulai terbiasa dengan Dubai International Airport. sudah tau bagaimana naik kereta dalam Bandara untuk ke Terminal. Seperti yang sudah kubilang, kereta dalam Bandara ini keren dan cepat sekali. Bahkan di tiap pintu ada petugas yang menjaga supaya tidak ada penumpang yang tertinggal or even terjepit. mantap. Di toilet Bandara Dubai pun tersedia air keran jadi buatku sangat nyaman. Terlebih ada Musholla juga, mantaplah ini peradaban Timur Tengah.

Setelah bersih-bersih dan kembali "meninggalkan jejak" (Oh my God, 2 jejak kutinggalkan di Dubai ini wkwkwk), aku rebahan di tempat duduk untuk tiduran. Nyaman sekali hehehe.. Ketika aku sedang utak atik HP cari Wifi tetiba ada bapak disebelahku yang menyapa. Ia seorang Indonesia. Aku terlibat percakapan dengannya yang membuatku tambah mengagumi Bangsa Arab.

Bapak Indo: Dari mana Dek?

Aku: Dari Paris Pak, Bapak abis umroh? (melihat bapaknya memakai gamis)

Bapak Indo: Masha Allah.. ada agenda apa? nggak, saya cuma habis nemenin istri ngajar di Arab.

Aku: Iya pak, cuma Outing kantor aja.. Wah hebat istri bapak. Ngajar dimana pak? Ngajar apa?

Bapak Indo: Saya mah cuma orang bodoh. Istri saya dulu dosen di Indonesia yang tidak dihargai jadi pindah ke sini. istri saya ngajar IT. Adek kerja dimana, bidang apa? dulu kuliah dimana?

Lalu kuceritakanlah tentang diriku, pekerjaan dan latar belakangku sekilas kepada bapak itu. kemudian Bapak itu menggebu-gebu menceritakan pengalamannya di Arab.

Bapak Indo: Di Arab itu wanita sangat dihargai, makanya maharnya pun mahal-mahal, apalagi kalo wanitanya berpendidikan, maharnya tambah mahal. Saya itu paling sebel sama laki-laki yang tidak bertanggung jawab, memukuli wanita, KDRT. kok bisa ya di Indonesia banyak banget kasus kayak gitu? Bener deh, saya benci laki-laki seperti itu.. Arab itu bagus banget loh dek kalo soal pendidikan. Sekolah gratis, kuliah kedokteran gratis. ya, karena dokter memang sangat dibutuhkan. Mereka bahkan membayar rakyatnya supaya sekolah. Jadi mahasiswanya belajar dan dibayar. Semuanya. cuma kalau warga asing nggak, cuma warga negaranya saja. Kalo di Arab itu memang panas sekali, tapi fasilitas luar biasa. Makanya kalo musim panas orang-orang Arab liburan dan keluar dari Arab, karena memang sangat panas.. Kalo lanjut kuliah lagi jangan di Arab tapi, Eropa bagus..

Lalu, aku juga dengan semangat meluap-luap menceritakan perjuangan dan impianku. Bapak itu juga tambah semangat memotivasiku.

Bapak Indo: Kalo gagal satu jangan menyerah dek, coba lagi, coba lagi. Pasti ada jalan. Itu teman saya disini disini disini lolos ini itu... bla2.. (Bapak menceritakan keberhasilan rekan-rekannya yang melanjutkan sekolah di luar negeri).

Aku: "mengangguk-angguk" Iya pak, saya akan coba..

Kemudian, percakapan berakhir karena sama-sama sudah lelah dan istri si Bapak sudah datang. Istrinya anggun dan cantik, terlihat sangat intelek. tentu, karena Ia berilmu. Thanks for sharing, pak! :)
Edit

Cukup

Aku rasa cukup bimasakti saja yang tau. Andromeda, boleh lah ia tau. Triangulum? Dia pun boleh tau..
Aku rasa semua galaksi di semesta ini boleh tau. Tapi dia tidak boleh tau.
Cukuplah Bimasakti, Andromeda dan Triangulum yang boleh tau perasaanku padanya. Tetap dia tidak boleh tau.
Aku akan mengatakannya pada semesta, tapi tidak padanya...
Terima kasih Bimasakti
Terima kasih Andromeda
Terima kasih Triangulum
Aku percaya kalian menyimpan rapat rapat rahasiaku

Senin, 10 Juni 2013

Edit

Benua Biru - Day 6: Au Revoir!


7 Juni 2013,

Hari terakhirku di Paris. Rasanya seperti sudah lama tinggal disini hehe.. karena aku sudah hampir hapal bagaimana jalur metro Val d’Europe to Paris. Pagi ini, aku dan Denna sudah berencana shopping souvenir dll, pergi ke Notre Dame dan Le Grande de Mosquee Paris. Semua sudah terencana rapi. Aku juga sudah janjian akan bertemu temanku di Paris, Nawaaz, seorang Muslim dari Mauritius Island dan tinggal di Paris. Well, we’ve been friend since several years ago but didn’t know how it was started hahaha.. entah dari mana dan sejak kapan ya kami berteman tapi belom pernah bertemu. Maybe because I like discuss in some international Islamic forums :p hahaha.. So, keberangkatan yang awalnya direncanakan jam 8 pagi tertunda satu jam karena menunggu dua orang yang masih sarapan. Hmm.. I hate waiting. Kami membeli one way ticket saja untuk hari ini sebesar 6.55 Euro. Mahal sih hehe.. tapi kami tidak perlu transit dimanapun. Tujuan kami adalah berbelanja di took souvenir depan Musee de Louvre, yang katanya murah meriah. Kami berbelanja di satu toko saja, karena malas mutar-mutar. Ternyata pembelian diatas 170 Euro mendapat tax refund 12%, so kami mendapat potongan pajak sebanyak 30 Euro dan bisa diambil di Bandara sebelum kepulangan kami. Lumayan juga kan? Hehehe..

Cukup lama berbelanja, kami (aku dan Denna) masih saja menyempatkan foto didepan Louvre, foto titipan Teman Denna katanya, ia membawa brand milik temannya untuk difoto depan Louvre hehehe.. waktu kami sempit. Jam 12 aku janjian dengan Nawaaz di Depan Notre Dame dan saat itu hanya tinggal aku dan Denna saja berdua. Mas Ito dan lainnya pergi berbelanja di La Fayette or tempat lain. Oke, aku melihat di peta Notre Dame tak jauh dari Louvre jadi kupikir jalan kaki saja sudah cukup. Namun ternyata aku salah. Kami tidak tau arah dan akhirnya tersesat. Hiks hiks. Lost in Paris session 2 with Denna! Siang sudah sangat terik, finally aku dan Denna makan siang dulu dengan bekal mi goreng yang sudah aku buat pagi tadi di Hotel demi menghemat hehehe.. Nikmat sekali mi goreng cabe ijo itu hehe.. kami duduk dekat Louvre tapi karena takut diusir akhirnya mi goreng tidak habis dan tertunda. Padahal ternyata begitu kami melangkah ke samping ada banyak turis yang juga makan bekal makanan mereka. Kami berjalan mengikuti feeling. Notre Dame terlihat semakin menjauh, aku mulai pusing dan panik. Waktu janjian sudah ngaret. Aku tidak bisa menghubungi Nawaaz, hanya bisa berharap pada Wifi sekitar. Denna juga tidak bisa konek internet. Kami kelelahan dan kepanasan. Beberapa gelas yang kubeli pecah karena jatuh, hiks hiks.. aku tambah panik, karena hari ini juga kami harus kembali ke Hotel tepat waktu untuk ke airport bersama. Akhirnya, kuberanikan diri bertanya pada orang sekitar, seorang Pria Perancis. Oke, dia membantuku tapi merci beaucop (merzi buko) pake bahasa Perancis and I didn’t understand! Haduuuh, kapok aku ngomong sama cowok perancis, mereka sama sekali nggak bisa bahasa Inggris! Percuma, aku mengiyakan saja arahannya dan segera pergi dari sana. Denna, gimana nih? Kita tersesat lagi?? Finally, kami sepakat untuk pergi ke McDonald Chattele Les Halle (Shatel le hale) untuk cari Wifi dan menghubungi temanku, Nawaaz. Notre Dame batal, le Grande apalagi :( Time was truly limited. Terlebih Denna masih mau belanja di H&M dekat McD itu haha.. Suddenly, God Saved us! Masuklah mesej mesej dar watsap ku secara tiba2. Aku Konek WIFI!! Seketika itu juga aku segera menghubungi Nawaaz dan menceritakan kondisiku. Kami putar haluan dan bertemu di McD McDonald Chattele Les Halle. Aku menunggu Nawaaz dan sepupunya, sementara Denna akan belanja. Waktu kami hanya satu jam saja hahaha.. Bye bye Notre Dame, lain kali semoga aku bisa berkunjung J

  
Awalnya Nawaaz tidak menemukan keberadaanku karena ada beberapa McD disekitar daerah Chattele Les Halles tapi akhirnya kami bertemu karena ia mengecek McD satu persatu ahhaa.. hebat! Well, aku dikenalkan juga dengan sepupu perempuannya Tahzeeb. Nawaaz dan Tahzeeb sama sama orang Mauritius Island tapi mungkin mereka termasuk ras keturunan india Pakistan gitu2 lah, tak jauh beda dengan teman kantorku hehe.. By the way, kami mengobrolkan banyak hal, tentang masalah hijab di Perancis, sekolah di Perancis, makanan halal dan lain-lain. Nawaaz bilang McD tidak halal, padahal Mas Ito bilang semua McD diseluruh dunia halal. Haduh-haduh.. jadi bingung hehe.. terus masalah larangan hijab sewaktu kuliah juga tidak benar. Student boleh memakai hijab, hanya saja hijab dilarang saat student masih usia SD. Ooooh… mulutku bundar dan mengangguk angguk. Nawaaz saat ini bekerja dan akan melanjutkan studi master tahun depan, sedangkan Tahzeeb saat ini sedang master of architecture di Paris, satu tahun sekali ia pulang kampung. Denna datang dan bergabung dengan kami setelah berbelanja di H&M. tak lama mengobrol, kampi pun mengakhiri pembicaraan karena Nawaaz harus sholat Jum’at dan kami harus kembali ke Hotel. Aku memberikan oleh-oleh batik ke Nawaz dan berfoto bersama mereka. Kemudian Nawaaz dan Tahzeeb mengantar kami ke stasiun St.Michel karena katanya mereka mau membelikan souvenir untuk kami. Tahzeeb membawa kami ke toko parfum terkenal di Paris, oh aku tidak tau apa itu karena aku tidak pernah membeli parfum hehe.. kami disuruh memilih mana yang kami suka. Hm… aku tertarik satu paket cantik seharga 75 Euro, tapi itu terlalu mahal buatku hehehe.. Finally, aku memilih parfum seharga 22 Euro dan Denna 15 Euro. Beruntung Denna, dia jadi ikut-ikut dapat parfum hehehe. Super Merci Beaucop Nawaaz & Tahzeeb! Di stasiun St. Michel, aku dan Denna kelimpungan membeli tiket dan recehan Euro kami berjatuhan, cring cring cring.. dasar ABG Labil hehehe.. Nawaaz segera merespon dan memberikan kredit cardnya untuk kami. Dia membelikan kami tiket kereta!! Total jadi 12.6 Euroo.. Huwaaaah, aku terharuu.. baik sekaliii  hehee.. Finally, kami meyakinkan Nawaaz dan Tahzeeb bahwa kami akan kembali ke hotel dengan selamat. Kami tau kereta mana yang harus kami naiki. Aku tau mereka juga sibuk jadi tidak mau merepotan banyak hehe..

Dengan membawa hadiah parfum, aku dan Denna tersenyum kegirangan dan kembali ke Hotel dengan selamat dan tepat waktu! Au Revoir, Paris. We will gonna miss you much! Sekitar pukul 5 sore kami berangkat ke Bandara dan menuju Dubai International Airport. Oh, masih ada cerita baru sewaktu aku transit di Dubai. Nantikan yaaa!!
Edit

Benua Biru - Day 5: Lost in Paris!

Siang yang sangat panjang membuat ceritaku tak ada habis habisnya hehehe.. Setelah makan siang di Versailles, kami berencana mengejar jadwal Seine River Cruise. Dalam rombongan ini hanya aku satu satunya yang pernah Cruise duluan karena berbeda bis dengan yang lainnya. Namun ternyata kami salah naik kereta dan tersesat di Paris utara. Rencana kami ke Louvre juga tertunda karena stasiun Louvre ternyata bukan stasiun yang kami maksud. Nikmati saja perjalanan ini hehe...

Lagi, di kereta aku menjumpai seorang gadis kecil cantik, kulit putih, berambut coklat dan bermata biru. Oh dia sungguh cantik.. namun sayangnya, ia pengemis. God, aku tersentuh dan kasihan dengannya.. kalau di Indonesia mungkin ia sudah jadi artis. Banyak sekali gadis gadis cantik disini yang kerja serabutan, penyebar selebaran di metro, pelayan, dll. Thats life. Hehe..

Karena tidak terkejar jadwal Seine Cruise, kami memutuskan akan ke Musee de Louvre untuk berfoto saja sebelum gala dinner alias dinner penutupan dari kantor kami. Masing masing sudah mengantongi alamat dinner tersebut. Namun waktu yang terbatas membuatku berpisah dengan beberapa rekan yang harus mempersiapkan gala dinner karena membawa bahan bahan presentasi. Finally, tinggal aku berempat yang pergi untuk berfoto di Louvre.

Setelah puas ambil gambar, ada seorang perempuan sebayaku yang menegur dan menawarkan jasa mengambil fotoku dan temanku, Denna. Aku kaget dan menolaknya karena kupikir aku harus waspada. Copet dimana-mana, kata Pak Kris, tour leader kami dari travel. Namun ternyata gadis itu memperkenalkan dirinya. Namanya Jamila Raiss, asal Maroko namun tinggal di Paris. Seorang Muslim. Ia bilang bahwa ia akan ke Indonesia dan Malaysia tahun depan dan ingin berteman dengan kami. Kami pun senang dan berfoto bersama. Subhanallah, lagi. Aku bertemu saudariku yang lain dari belahan dunia nun jauh disana :)

Jamila-me-Denna


Kami segera pamit karena ingin mengejar jadwal gala dinner. Bos akan presentasi jadi kami harus ontime! Sebenarnya restoran tempat kami dinner cukup dekat dengan musee de louvre. Cukup satu stasiun saja. Kami turun di stasiun Auber. Dari sana kami bingung karena tidak menemukan restoran Edouward meski kami sudah di jalan Eduoward 7. We lost our way. Suddenly  God saved us, aku melihat bus besar di pinggir jalan dan bertemu supir busku, driver dari Slovenia. Sempat sempatnya Christopher meledek kami, "I won't tell you the place" haha.. finally, kami diantar masuk oleh Chris ke restoran tempat gala dinner.

Semua sudah duduk manis di tempat meski ada beberapa yang belum hadir.

Aku segera mencari tempat dan mendengarkan dengan seksama. Bos bilang "Someone say thank you to me bcz bring us to Paris. I said, 'no, don't say thanks to me. Thanks to yourself! You make it possible. Not me'". Boss, you are inspiring!! I love ya :p

Gala dinner cukup berlangsung lama dan setelahnya kami langsung kembali ke hotel. Kakiku sudah mati rasa karena seharian keliling Versailles dan panik karena tersesat dan takut terlambat. Besok adalah hari terakhirku di Paris. Ada kenangan disana :)
Edit

Benua Biru - Day 5: Versailles

Sebelum tidur aku berdoa, "Ya Tuhan, semoga hari ini aku bisa ke Versailles". Kemudian pagi ini, 6 Juni 2013, aku terbangun dan segera mengecek mesejku. Pertanyaan-pertanyaanku terjawab sudah. Aku bertanya pada adik kelasku yang pernah ke Versailles. Bagaimana jalan kesana dari Paris, dll. Ia begitu bersemangat dan memotivasiku pergi kesana. "Harus kak, lo harus kesana. Disana indah banget!", kata dia. Motivasinya membuatku menggebu gebu untuk tetap kesana meski rapat malam sebelumnya memutuskan kami tidak akan pergi ke Versailles. Aku menunjukkan mesej temanku itu ke Mas Ito, yang kuanggap tour leader dalam grup kami. Akhirnya dengan sedikit memaksa dan tampang memelas, Mas Ito mau juga aku ajak ke Versailles. Aaaah... senangnyaaa... :))

Kami pun bertanya ke Resepsionis bagaimana cara ke Versailles. Mereka bingung karena kami mengucapkan Versailles (versaye). Akhirnya setelah menuliskannya di kertas mereka paham dan bilang bahwa Versailles itu dibacanya Veurzi. Ah, sudahlah.. bahasa perancis memang susah hehe.. ternyata kami harus naik metro dan transit 2x untuk ke Versailles. Dan inilah yang membuatku tahu tentang kehidupan bingar luar biasa di dalam stasiun Subway kota Paris.

Ada beberapa rekan yang keluar dari rombongan dan memutuskan hanya akan ke musee de louvre (baca: muse de louv) ataupun shopping di city center. Kami yang ke Versailles hanya ber-9 orang. Kami membeli tiket kereta 22€ untuk one day trip. Tiket ini memang cukup mahal tapi bisa dipakai seharian, baik untuk naik kereta, metro ataupun busway. Awalnya aku tak mengerti bagaimana menggunakan tiket ini. Namun lama lama terbiasa juga.

Sistem kereta bawah tanah Paris sungguh keren! Map kereta juga jelas dan sempurna sehingga penumpang bisa menentukan dengan jelas jalur mana yang akan dilalui. Hanya saja aku tetap saja tidak bisa baca peta jadi cukup mengikuti tur leader dari belakang hahaha.. Kereta bawah tanah datang sangat ontime. Sesuai dengan jadwal dan cepat sekali. Hanya berhenti 2 menit saja di tiap stasiun. By the way, pintu kereta ini tidak terbuka otomatis. Jadi barang siapa yg mau naik atau turun harus memencet tombol pintu supaya terbuka.

Kehidupan lalu lintas subway sangat padat. Banyak juga anak anak jalanan, pengemis, homeless dan pencopet disini. Tak ubahnya dengan Jakarta saja. Stasiunnya pun tidak keren keren amat. Ada beberapa fasilitas yang sudah butut dan rusak namun masih bisa dipakai. Dalam satu jalur kereta belum tentu setiap stasiun dilalui. Kamu harus melihat lampu menyala di stasiun tujuanmu barulah benar keretamu akan datang. Aku baru menyadari hal ini setelah 2 hari di Paris :p

Dari stasiun dekat hotelku, Val d'Europe, kami berangkat naik kereta dan transit di Rivoli. Disini aku mendapatkan pengalaman luar biasa. Alkisah dalam perjalanan, ada seorang pria bule yang duduk disampingku. Sejak awal tangannya sibuk memegang handphone dan melihatnya. Ketika aku menoleh dan melihatnya... subhanallah, ternyata ia sedang membaca Alqur'an. Betul Alqur'an, bukan bible berbahasa Arab hehehe.. wajahnya pun bukan warga keturunan, ah tapi entahlah..  aku begitu terkagum kagum... masha Allah.. pengalaman ini benar benar menohokku.. ia menyempatkan membaca Qur'an di tengah hingar bingar kota Paris yang luar biasa. Semoga Allah mencatat dan membalas amal kebaikannya..

Baiklah, setelah transfer kereta sana sini, and here we were sampailah kami di Versailles!! Banyak turis yang juga ke sini. Kota ini sangat indah, lebih teratur dari Paris kurasa. Cukup berjalan kaki saja dari stasiun Versailles ke loket Chateau de Versailles. Ketika mengantri kami ditawari travel agen untuk beli tiket di mereka dengan harga yang sama. Well, cara calo yang cukup anggun dan cantik, serta legal. Kami membeli tiket 15€ untuk kunjungan ke Palace dan garden. Marie Antoinette Estate tidak masuk dalam kunjungan karena waktu yang tidak cukup. Ohya, jika kamu resident di EU minimal 6 bulan dan dibawah 26 tahun maka kamu gratis masuk sini. Berhubung aku hanya turis biasa jadi tetap membayar meski usia masih dibawah 26 tahun.

Kami berjalan sedikit dari loket dan terpana begitu melihat gerbang Istana. God, it was just like a gate of Heaven! Meski pastinya pintu pintu Surga lebih indah dari gerbang ini. Sibuk berfoto foto ria didepan gerbang membuat kami lengah kalau antrian masuk sudah melingkar seperti ular. Finally, setelah mengantri sekitar 30 menit, masuklah kami ke istana indah ini.

Can't believe it. Speechless. Hanya saja waktu yang terbata membuat kami tak sempat mengitari utuh seluruh dalam istana. Next time next time. I promise it to myself. Keluar istana, kami disuguhi pemandangan taman surgawi. Hahaha, aku menyebutnya taman surgawi karena benar benar luaaaaaaaassss indaaaaaaah dan tertata sangaaaaat rapiiiii... bahkan ada juga hutan hutan di sekeliling taman ini. Terbayang sudah jika main petak umpet disini, seminggu belim tentu ketemu hehehe..
Peradaban yang luar biasa. Aku tak berhenti berdecak kagum.. ada Grand Canal juga yang menghubungkan tiap tiap garden. Pohon pohon terpotong dengan bentuk sempurna. Tak terbayang bagaimana membentuk simetri seperti ini pada pohon yabg tinggi zaman dulu . Pakai alat apa mereka? Ada juga patung pemenggalan Marie Antoinette. Ia mati dipenggal. Aku belum baca sejarahnya kenapa hehe..





















me and Denna!





Ohya, ada banyak toko eskrim dan cafe disini karena cuaca sangat panas da  garden sangaaaaaat luasss.. hany saja mahal jadi kami memutuskan untuk makan di luar. Terakhir, karena lelah luar biasa dan time is limited, kami naik kereta odong odong untuk keluar gerbang. Cukup mahal juga 3.7€ naik kereta ini. Begitulah kunjungan singkat kami di Versailles, negeri surgawi..
Edit

Benua Biru - Day 4: Paris!

Sarapan pagi di Bruges menutup perpisahanku dengan mapple mapple indah di hotel Leonardo de Bruges ini. Perjalanan ke Paris menempuh waktu 4 jam. Kami bahkan sempat istirahat di sebuah rest area. Rest area di sini tak sama dengan rest area di Indonesia yang penuh dengan restoran, bahkan ada mallnya juga. Disini hanya ada supermarket, toilet dan jajanan jajanan biasa.

Sepanjang perjalanan hampir banyak  kuhabiskan untuk tidur. Mungkin karena lelah dan setiap pagi selalu mimisan. Oh ya, di bus ini aku bersama Mas Wildan dan berdikusi banyak hal! Mas Wildan adalah satu satunya statistician di kantorku. Wow, tak kusangka ternyata mas Wildan bisa bahasa Arab. Ia lancar membaca bahasa Arab gundul karena 6 tahun di pesantren. Subhanallah.. bahkan istrinya Mas Wildan ternyata juga bisa berbahasa Arab. Aku jadi semakin mengenal rekan rekan sekantorku.

Memasuki wilayah perancis yang agak berbeda bedanya dengan wilayah sebelumnya, aku lebih sering melihat rumah rumah biasa. Bukan seperti rumah dongeng yang aku lihat di Bruges. Awalnya aku bingung ketika kami mulai memasuki wilayah Paris, Paris bukan seperti bayanganku. Paris panas, sedikit berantakan dan tidak seindah Amsterdam dan tiga kota lain. Namun kebingunganku terjawab sudah saat kami sampai di kota Paris yang legendaris, pinggiran Paris memang biasa saja namun Paris yang sesungguhnya, luar biasa indah! It is sooo beautiful.

Agenda pertama kami di Paris adalah naik ke 3rd level of Eiffel Tower. Level teratas di menara Eiffel. Katanya sih tidak semua orang bisa kesini. Karena harus booking beberapa bulan sebelumnya. Jadi setelah makan siang di restoran china dekat Eiffel, kami segera mengantri dan masuk ke Eiffel.
Paris berbeda dengan dua negara sebelumnya. Disini sudah summer dan cukup terik. Antriannya cukup panjang karena pengunjung datang dari berbagai belahan dunia. Ada seorang guide lokal yang menemani kami. Hati2 juga karena di sekeliling Eiffel banyak pencopet. Modus mereka bermacam macam, ada yang pura pura minta tanda tangan petisi dan ketika korban tanda tangan, mereka mulai menggerayangi dompet korban. Dan pencopet tidak segan segan investasi masuk ke menara Eiffel. Jadi jangan lengah jika sudah di dalam, pencopet bisa saja mengintai dimanapun dan kapanpun . Kulihat juga beberapa homeless dan pengemis jalanan. Paris tidak semegah yang dibayangkan, bahkan mungkin hampir sama dengan jakarta hanya saja banyak bangunan megah dan bersejarah disini. Saat mengantri dan tiket di cek, seorang petugas langsung tersenyum padaku dan mengucapkan salam "Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarokatuh". Aku tersenyum pula dan menjawab salamnya. Hehe.. entahlah ia seorang Muslim atau tidak. Islam memang sudah tidak asing lagi di Benua Biru ini.

Got a ticket to 3rd Level of Eiffel. Free~~

ngantriii n panaass








Seine River

Arc de Triomphe

Beautiful Sunset in front of my Room!

Di eiffel ada 3 level, 1st adalah level pertama yang paling rendah namun luas karena dekat kaki eiffel. 2nd level terletak di tengah2 dan 3rd level is in the top of the tower. Lalu lintas dalam lift di eiffel cukup padat. Kami butuh transfer 2 kali lift agar sampai ke 3rd level of eiffel. Sungguh tinggi sekali.
Puncak eiffel cukup sempit dan ramai. Pemandangan dari sini benar benar indah. Karena kamu bisa melihat tata kota Paris yang baik sekali. Jika ingin memakai teropong cukup membayar 2€ saja. Tak beda dengan monas. Ohya ada juga toko heineken, bir dan beberapa turis menikmati bir sambil melihat pemandangan kota.

Puas berfoto dan mengambil gambar, aku mampir ke toko souvenir sebentar dan turun lagi ke bawah Eiffel. Rombongan kami pun berfoto bersama dibawah Eiffel yang cukup terik.
Perjalanan dilanjutkan dengan tur Seine River Cruise. Melihat keindahan kota Paris dari sungai Seine yang membelah kota Paris. Cruise kali ini berbeda dengan Cruise di Amsterdam. Perahunya sangat besar. Ratusan penumpang di dalamnya. Rombonganku naik bersama ratusan ABG ABG Labil, mungkin setingkat SMP dari Perancis atau mungkin dari Amerika. Ternyata dimana mana semua ABG sama, mereka ingin diperhatikan dan cari perhatian. Ciri khas remaja sekali.

Dari perahu ini tak henti hentinya aku berdecak kagum melihat kanan dan kiri sungai yang sungguh indah. Kekagumanku bertambah saat Notre Dame ada di depan mata. Bangunan ini sungguh megah. Sebenarnya Notre Dame itu bukan berada di Paris. Ada sebuah pulau ditengah Seine River dan disanalah Notre Dame berada. Kami juga Melewati golden bridge, gedung parlemen, gedung tahanan dll. Aku tidak tau apa namanya. Susah bacanya hehe.. di tepi Seine banyak juga muda mudi yang berjemur, berkumpul kumpul ataupun minum bir sambil menikmati pemandangan dan menunggu matahari terbenam. Ohya matahari bersinar saat summer disini hingga pukul 9 malam. Jadi siangnya cukup panjang.

Satu jam lebih kami habiskan di perahu dan melihat keindahan Paris dan aku membayangkan susana abad pertengahan. Hmmm pasti sangat klasik dan cantik!
Dari sungai seine kami mampir ke Arc de Triomphe, bangunan megah dari Napoleon Bonaparte, Champ Elysse (salah satu pusat perbelanjaan), melihat Place de La Concorde, musee de louvre, golden bridge, jembatan gembok cinta (Aaaah padahal pengen banget kesini hehe.. someday with my hubby! ♥), National Assamble alias gedung MPR DPR perancis, dll. Paris sangat luas. Tidak cukup satu hari di Paris.

Setelah makan malam masakan Thai (makan malam sekitar pukul 8 namun matahari masih bersinar), kami finally check in ke hotel yang jauh dari Paris. Hotel kami terletak di Val d'Europe, 45menit dari Paris. Menurutku, dari 2 hotel sebelumnya, hotel disini merupakan hotel terbaik meski kedua hotel sebelumnya juga sangat nyaman. Pemandangan dari kamarku juga sangat indah. Aku menikmati sunset di kamarku dan malam ini hanya beres beres demi rencana kami keesokan harinya.
Malam jam 12, kami merencanakan agenda full free day untuk tanggal 6 juni, berdasarkan hasil rapat kami memutuskan hanya akan ke Louvre dan sekeliling Paris. Tapi entah mengapa hatiku cenderung ke Versailles. Sebelum tidur aku berdoa "Ya Tuhan, semoga aku bisa ke Versailles". Dan itu terjadi keesokan harinya :)
Edit

Benua Biru - Day 3: Bruges

Kami akan bermalam hanya satu malam di Bruges sehingga aku dan beberapa rekan merasa tidak akan melewatkan malam ini begitu saja di hotel. Hotel yang kami tinggali cukup indah. Karena disekelilingnya ada hutan dan banyak pohon mapple! Oh i love mapple so much!

Setelah mandi dan beres beres di hotel, aku dan beberapa rekan mengunjungi city center of bruges. Sebenarnya hotel kami dan city center cukup jauh namun ternyata transportasi disini cukup murah. Kami bisa naik taksi ke city center dengan biaya 13€ saja. Taksinya pun cukup untuk 8 orang sehingga jika dibagi rata cukup murah untuk masing2 orang.

Bruges malam sangat sepi. Hampir seperti kota tanpa penghuni, cuaca pun sangat dingin namun kami tetap nekad ke city center dan finally kenekadan kami terbayar sudah. Aku melihat sebuah kota indah, kota Bruges yang tidak terkenal namun sungguh klasik. Aku melihat istana princess, kastil drakula dan rumah rumah khas dongeng dongen yang ada di buku Road Dahl dan Enid Blyton!!

Sebenarnya ini khayalanku saja, tidak ada istana princess da  kastil drakula hehe.. hanya saja bangunan museum bersejarah disana sangat mirip dengan apa yang ada di khayalanku :p

Pemandangan depan kamar di hotelku

Hotelku di Bruges

kayak kastil Drakula, hihii

Beautiful


Hotel Kempinski


Gang Kecil dan Rumah Dongeng


Taman Cantik di Hotel

Hutan Mapple di sekeliling


Di tengah kota kami kelaparan dan kedinginan sehingga mampir di sebuah toko kelontong terdekat. Subhanallah, ternyata penjualnya adalah seorang Muslim dan bukan warga keturunan. Hal inilah yang selalu membuatku bersyukur jika berkunjung ke negeri orang. Aku bersyukur bisa bertemu saudara sesama muslim di kota kecil Bruges. Penjual itu juga mengenalkan temannya yang juga muslim dari Algeria. Kami membeli makanan yang ia jual dan berjalan lagi di sekeliling kota.

Hari sudah malam, tak tampak ada tanda tanda kehidupan disini. Hanya segelintir bar yang buka saja. Sama seperti Antwerpen, anak anak muda jarang terlihat. Eropa sudah kehilangan sebagian besar kaum mudanya. Menyusuri jalan jalan, kami menemukan sebuah hotel yang bangunannya indah sekali seperti benteng istana. Hotel Kempinski. Dengan sembunyi sembunyi kami berfoto depan benteng istana tersebut. I swear by God, Bruges sungguh cantik. Ia anggun dan tak terjamah. Aku bahkan merasa aku masuk dalam negeri dongeng, negeri negeri yang sering diceritakan dalam buku karangan Enid Blyton dan Road Dahl. Rumah dari batu bata dan memiliki cerobong asap. Aku cinta Bruges dan jatuh hati di kota ini.

Malam semakin larut dan suhu semakin dingin. Kami putuskan untuk kembali ke hotel dan istirahat karena keesokan harinya kami akan ke Paris, the city of Love. Karena kesulitan memanggil taksi, kami menelepon taksi dengan meminjam cellphone muslim penjual kelontong. Masha Allah.. semoga Allah membalas kebaikan kebaikannya!

Selamat tinggal Bruges, selamat tinggal istana princess, kastil drakula, rumah rumah negeri dongeng dan segala kenangan yang tersimpan indah dalam memoriku :)
Tak sabar ke kota berikutnya: Paris!
Edit

Benua Biru - Day 3: Brussels

Brussels adalah kota besar. Kota ini padat dilalui kendaraan dan manusia manusia yang sibuk. Banyak toko toko, cafe dan outlet memenuhi sepanjang jalan. Agenda kami di Brussels hanya berfoto foto di Atomium, Grand Place, pusat kota yang juga terdapat bangunan bangunan khas Eropa, serta patung manekin pis yang legendaris dan ditutup dengan beli souvenir dan coklat khas Belgia.

Atomium merupakan bangunan khas Brussels berbentuk segi delapan dan di tiap tia sudut terdapat sebuah ball house. Sebenarnya dalam Atomium hanyalah museum teknologi dan ilmu pengetahuan. Banyak anak anak Sekolah berkunjung ke Atomium. Siang yang terik membuat Cuaca tidak sedingin di Belanda. Atomium indah dipandang dari jauh. Kami berfoto bersama di taman depan Atomium dan melanjutkan perjalanan ke Grand Place.



Atomium


Jejeran Pohon Mapple 

Brussels City Center

Patung Manekin Pis







Grand Place ramai dikunjungi wisatawan mancanegara. Banyak yang hanya menikmati udara yang kembali mendingin dan duduk duduk saja, berfoto foto ria ataupun memberi makan merpati yang berkumpul di tengah Grand Place. Objek menarik disini banyak sekali. Gedungnya tinggi dan kokoh, indah karena ukiran ukiran cantik di sekeliling dindingnya.

Disini waktu kami tidak begitu banyak. Cuaca sangat dingin dan aku hanya mengambil beberapa gambar di Grand Place. Sayangnya aku tidak masuk ke salah satu gedung di dalamnya. Mungkin next time, ketika aku berkunjung lagi ke Belgia dan juga ingin sekali berkunjung ke IAAS Headquarter disini :)
Kami berhenti di patung manekin pis. Patung seorang anak laki laki yang sedang buang air kecil. Tanya kenapa patung ini begitu legendaris. Orang orang berebut memfoto patung ini dan berfoto di depan patung ini. Disekeliling patung manekin pis, ada banyak toko toko coklat dan souvenir. Semakin banyak membeli coklat maka semakin murah harganya. Namun karena saking ramainya pembeli, terjadilah tragedi coklat. Coklat yang kubeli hilang 2 kotak dan 1 batang. Mungkin sudah tercampur campur dengan yang lain. Ah sudahlah, mungkin bukan rejeki kalian :p

Setelah puas berbelanja coklat dan souvenir, kami makan malam di restoran Cina dan melanjutkan perjalanan ke kota ketiga di Belgia, Bruges, sebuah kota kecil dan merupakan kota favoritku di sepanjang trip ini :)