Senin, 10 Juni 2013

Edit

Benua Biru - Day 2: Volendam

3 Juni 2013,
Hari keduaku di Netherland. Pagi ini aku dan rombongan sarapan pagi di hotel dan yep! Makanannya enak2 semua. Aku hanya mengambil croissant dan scramble egg.. menghindari hewani bagi yang tidak jelas halalnya. Fyi, keju juga tidak kucoba karena tidak semua keju halal karena ada beberapa yang menggunakan enzim dari babi untuk fermentasinya, as what I learned from my major. So i took only croissant, potato and scramble egg plus hot chocolate. Menurutku itu sudah mengenyangkan! Aku bahkan mengantungi telur rebus untuk persediaan bekal perjalanan hari ini hehe..

Cuaca hari ini cukup bersahabat meski lebih dingin dari hari sebelumnya. Brrrr... this is just like a fake spring, a friend said.

Agenda hari ini adalah mengunjungi Volendam, desa nelayan di Pinggiran Kota Amsterdam, berlayar dengan boat kaca alias canal cruise mengarungi canal canal kota Amsterdam, berkunjung ke museum diamond, free time at Dam Square, dan ditutup dengan dinner di Indosische Restaurant alias restoran masakan indonesia.
at Volendam

Let me just tell you about Volendam. 

Volendam adalah sebuah desa nelayan di pinggiran kota Amsterdam. Mayoritas Penduduknya adalah nelayan. Jangan salah, meski pekerjaan mereka nelayan tapi rumah mereka bagus2 banget loh.. nelayan disini kaya-kaya dan berpendidikan. Dan jangan membandingkan desa nelayan disini dengan desa nelayan di Indonesia. It would totally different!

Sampai di Volendam yang terletak di tepi laut meski beberapa meter lebih rendah dari permukaan laut, udara dingin menyambut kedatanganku menusuk hingga ke tulang. Selanjutnya Kami disuguhi film dokumenter tentang Belanda, sejarah Canal canal Belanda, bagaimana Pemerintah Belanda mengatasi masalah perairan dan tata kota. Sudah tidak asing lagi negeri Belanda terkenal karena terletak dibawah permukaan laut namun tidak pernah kena banjir sejak banjir besar tahun 1950-an. Mereka bekerja keras demi menahan air dari air laut dan membangun sebuah dam besar. Dam tersebut tersebutlah yang menahan air laut sehingga nelayan Belanda saat ini sudah tidak bisa melaut lagi. Mereka sudah berganti pekerjaan.

Di Volendam, kamu bisa melihat view pedesaan yang asri banget plus berbelanja souvenir khas belanda dan berfoto dengan pakaian tradisional belanda. Disini juga ada pabrik keju dan pengunjung bisa mencicipi berbagai jenis keju dan melihat cara pembuatannya. Hmm... aku jadi ingat pelajaran teknologi fermentasi dulu haha.. ohya hati2 kalau makan keju karena ada beberapa enzim yang digunakan berasal dari babi. Ada juga panti jompo di daerah ini dan you know what? Setiap malam minggu kakek dan nenek di panti jompo dikasih ekstasi. Katanya agar mereka senang. Dan ini legal lhoh.

Makan siang di Volendam, kami disuguhi ikan khas sana. Lupa namanya apa. Setelah makan siang kami pun kembali ke kota untuk menyusuri kanal kota Amsterdam. Di Kota, ada beberapa gedung bertanda "XXX" merah. Apa artinya itu?? Artinya adalah gedung tsb milik pemerintah. X pertama artinya Api, maksudnya masyarakat Belanda harus waspada terhadap api dan kebakaran karena jika satu rumah terbakar maka semua rumah ikut terbakar. X kedua bermakna air, artinya masyarakat Belanda harus waspada terhadap air yang bisa menyebabkan banjir di Belanda. Semua ini Karena ketraumaan bencana banjir tahun 1950an lalu. Lalu, apa X yang ketiga?? X yang ketiga adalah simbol tikus. Lhoh kok tikus?? Yap! Karena dulu Belanda pernah dilanda wabah pes (penyakit dari tikus) yang menyebabkan banyak orang meninggal dunia. Sebenernya belanda itu bersih? Lantas dari mana tikus tikus itu?? Betul! Tikus-tikus itu berasal dari Indonesia hahaha.. karena dulu Belanda merampas rempah-rempah, beras dan bahan makanan dari Indonesia dan dibawa ke Belanda dengan kapal laut. Selama berbulan-bulan, tikus tikus tersebut berkembang biak dan menyebabkan wabah penyakit ketika sampai di Belanda.

Oke, sekarang aku akan cerita tentang kanal kanal belanda. Kanal ini sudah dibangun sejak abad ke 17. Kanal kota ini semua buatan manusia. Merupakan salah satu transportasi yang padat dilalui masyarakat. Aku melihat jejeran pohon mapple di pinggir kanal. Guguran daunnya pun memenuhi permukaan air di kanal. Hmmm.. sayang ini spring, daun mapple masih hijau, belum memerah seperti di autumn. Rumah-rumah dipinggir kanal bukanlah rumah-rumah kumuh seperti rumah pinggiran kali ciliwung. Rumahnya unik dan tingginya semua sama karena sudah diatur oleh pemerintah. Bahkan mereka tidak bisa menentukan cat warna dinding rumah mereka sendiri. Semua ditentukan pemerintah karena tata kota semua ditentukan pemerintah. Great!

di dalam Kanal
Rumah Nelayan



dipoto abang2 suru bayar 3.5 Euro
Setelah sekitar 45 menit menyusuri kanal-kanal dan menikmati pemandangan indah disekeliling kanal, melihat gereja katedral dan protestan, anne frank huis (rumahnya Ibu Kita Kartini versi belanda yang hidup di zaman Nazi), dll kami masuk ke Gassan Diamond, melihat cara pembuatan berlian. Amsterdam terkenal dengan berliannya Gassan 121, berlian memiliki ratusan sudut dan kecemerlangan luar biasa. Entahlah, aku tak tertarik. Tapi mungkin untuk maharku nanti boleh juga hahaha...
Selanjutnya kami berjalan ke Dam Square, City center di kota ini. Banyak Museum disini, Rijk Museum, Royal Palace Kerajaan Belanda yang dulu ditempati (namun sekarang istana aslinya sudah pindah di kota Den Haag), ada juga Madam Tolousse museum patung lilin yang menyerupai orang terkenal, dan museum2 yang lain. Banyak sepeda wara wiri di sekeliling kota ini, ini karena Holland adalah negara pesepeda terbesar se Eropa. Red line di jalanan adalah khusus untuk sepeda dan kamu tidak boleh jalan kaki di red line tsb.

Karena bingung mau kemana sekeliling Dam Square, akhirnya aku dan beberapa rekan mencoba naik kuda delman keliling daerah ini. Jangan salah, kuda disini beda banget sama kuda di Jogja. Kudanya gagah dan ganteng banget!! Tinggiiii, berkaki besar dan kekar, serta penurut hehe.. kuda inilah yang sangat menarik perhatian kami hingga kami menaikinya. Pak kusir kuda juga cakap berbahasa Inggris sehingga enak diajak ngobrol. Ia bercerita tentang bangunan-bangunan sekitar Dam Square. Selesai naik kuda kami makan cemilan kentang goreng. Ingin mencari kehangatan di tengah udara dingin ini. Ternyata kentang goreng yang kami makan juga terkenal sejak abad 18. Woww.. tak heran banyak yang mengantri disini.. hehe.. entah karena kentangnya yang enak atau karena abangnya yanh ganteng #eh. Hehehe.. serius loh, disini semuanya cakep2, mulai dari porter, tukang delman sampe abang2 penjual kentang goreng wkwk.. kalo di indonesia mungkin mereka dah naik kasta jadi pemain sinteron kali yaaa hahaha...


Aku pun mampir ke toko buku bahasa Inggris sebentar dan membeli sebuah buku seharga 9.99€. Lumayan, penasaran aja karena buku ini sudah terjual lebih dari 2 juta kopi di dunia. Sebuah buku yang tentang Tuhan, "God Delusion". Namun, karena kelamaan beli buku ini hampir saja aku ditinggal rombongan untuk makan malam hehe.. i was late and felt so guilty haha.. ohya ketika aku berlari lari mengejar bus, ada beberapa cowok yang nongkrong di cafe dam berbisik2 "muslims-muslims" hahaha.. lo kira gw nggak denger? Wkwkwk.. mungkin mereka penasaran aja kali yaaa.. padahal banyak juga kulihat muslimah muslimah berwajah Turki yang lalu lalang di kota.





Setelah makan malam masakan Indonesia yang cukup mengobati rinduku pada masakan Indonesia, banyak dr rombongan yang penasaran dan ingin melihat "Red Light District". Daerah prostitusi legal di Holland. Tak ubahnya dengan Dolly di Surabaya saja. Wanita-wanitanya dipajang di jendela-jendela, memakai lingerie dan berpakaian dalam saja, berpose seksi hingga datanglah pelanggan yang menawar mereka. Ini bisnis dan profesi, semua legal di Holland. Aku tidak pergi dan memilih stay di kamar saja selain juga karena udah ngantuk, alergi ku cukup kambuh malam itu. It was not a really important destination for me even tho i felt curious too siih.hehe.. But i just can imagine it. I think its better.
Malam ini adalah malam terakhirku di Amsterdam karena keesokannya aku sudah harus ke Belgium setelah sarapan pagi. Tunggu kisahku berikutnya ya..  stay tuned :D

1 komentar: