Selasa, 11 Juni 2013

Edit

a Conversation in Dubai


Oke, 5 jam transit di Dubai setelah kepulanganku dari Paris dan menuju Jakarta membuatku menunggu cukup bosan juga di Bandara. Teman-teman yang lain masih ada yang sibuk keliling-keiling, berbelanja parfum atau souvenir dari Dubai. me? I just had 9 Euro left in my pocket dan sejumlah rupiah untuk naik taksi pulang dari Soekarno-Hatta. hahaha.. Dinar, dirham, real nggak ada so niat mau shopping pun lenyap. Aku sudah mulai terbiasa dengan Dubai International Airport. sudah tau bagaimana naik kereta dalam Bandara untuk ke Terminal. Seperti yang sudah kubilang, kereta dalam Bandara ini keren dan cepat sekali. Bahkan di tiap pintu ada petugas yang menjaga supaya tidak ada penumpang yang tertinggal or even terjepit. mantap. Di toilet Bandara Dubai pun tersedia air keran jadi buatku sangat nyaman. Terlebih ada Musholla juga, mantaplah ini peradaban Timur Tengah.

Setelah bersih-bersih dan kembali "meninggalkan jejak" (Oh my God, 2 jejak kutinggalkan di Dubai ini wkwkwk), aku rebahan di tempat duduk untuk tiduran. Nyaman sekali hehehe.. Ketika aku sedang utak atik HP cari Wifi tetiba ada bapak disebelahku yang menyapa. Ia seorang Indonesia. Aku terlibat percakapan dengannya yang membuatku tambah mengagumi Bangsa Arab.

Bapak Indo: Dari mana Dek?

Aku: Dari Paris Pak, Bapak abis umroh? (melihat bapaknya memakai gamis)

Bapak Indo: Masha Allah.. ada agenda apa? nggak, saya cuma habis nemenin istri ngajar di Arab.

Aku: Iya pak, cuma Outing kantor aja.. Wah hebat istri bapak. Ngajar dimana pak? Ngajar apa?

Bapak Indo: Saya mah cuma orang bodoh. Istri saya dulu dosen di Indonesia yang tidak dihargai jadi pindah ke sini. istri saya ngajar IT. Adek kerja dimana, bidang apa? dulu kuliah dimana?

Lalu kuceritakanlah tentang diriku, pekerjaan dan latar belakangku sekilas kepada bapak itu. kemudian Bapak itu menggebu-gebu menceritakan pengalamannya di Arab.

Bapak Indo: Di Arab itu wanita sangat dihargai, makanya maharnya pun mahal-mahal, apalagi kalo wanitanya berpendidikan, maharnya tambah mahal. Saya itu paling sebel sama laki-laki yang tidak bertanggung jawab, memukuli wanita, KDRT. kok bisa ya di Indonesia banyak banget kasus kayak gitu? Bener deh, saya benci laki-laki seperti itu.. Arab itu bagus banget loh dek kalo soal pendidikan. Sekolah gratis, kuliah kedokteran gratis. ya, karena dokter memang sangat dibutuhkan. Mereka bahkan membayar rakyatnya supaya sekolah. Jadi mahasiswanya belajar dan dibayar. Semuanya. cuma kalau warga asing nggak, cuma warga negaranya saja. Kalo di Arab itu memang panas sekali, tapi fasilitas luar biasa. Makanya kalo musim panas orang-orang Arab liburan dan keluar dari Arab, karena memang sangat panas.. Kalo lanjut kuliah lagi jangan di Arab tapi, Eropa bagus..

Lalu, aku juga dengan semangat meluap-luap menceritakan perjuangan dan impianku. Bapak itu juga tambah semangat memotivasiku.

Bapak Indo: Kalo gagal satu jangan menyerah dek, coba lagi, coba lagi. Pasti ada jalan. Itu teman saya disini disini disini lolos ini itu... bla2.. (Bapak menceritakan keberhasilan rekan-rekannya yang melanjutkan sekolah di luar negeri).

Aku: "mengangguk-angguk" Iya pak, saya akan coba..

Kemudian, percakapan berakhir karena sama-sama sudah lelah dan istri si Bapak sudah datang. Istrinya anggun dan cantik, terlihat sangat intelek. tentu, karena Ia berilmu. Thanks for sharing, pak! :)

1 komentar: