Selasa, 01 Oktober 2013

Edit

Hakikat Pengorbanan #1


Saya nggak tau mau berkata apa lagi karena alhamdulillah hari ini saya seneng banget bisa ketemu dan denger ceramah beliau lagi. Seperti biasa, ustadzah selalu menceritakan kisah-kisah sejarah zaman Nabi dengan metodenya yang seru sehingga jamaah bisa dengan khidmat mendengarkannya dan juga sangat menyentuh. Seperti biasa pula, ceramah ustadzah selalu membuat saya meneteskan air mata. Allahu Akbar, melihat dan mendengarkan ustadzah dari jauh saja sudah membuat saya bahagia. Sungguh, orang yang Allah muliakan pasti bisa membuat orang lain mudah jatuh cinta padanya. Semoga Allah selalu mencurahkan kasih sayang kepada ustadzah Halimah Alaydrus beserta keluarganya :)

Ini kali pertama saya datang di kajian musholla Al-Ikhwan Tebet, saya baru tau ada kajian rutin disini padahal deket banget dari rumah saya. Bahkan bisa jalan kaki :))
Saya datang pukul 10 pagi meski katanya kajian mulai pukul 8.30 pagi. Saya ngaret :( tapi untungnya ceramah belum mulai. Masha Allah, jamaah musholla al ikhwan pagi itu ramai sekali… segala jenis golongan usia pun hadir, mulai dari nenek2, ibu2 hingga remaja kayak saya ini hehehe.. (muslimah semua tapi)

Sebenernya tema kajian kali ini adalah tentang “Hakikat Pengorbanan”, berhubungan dengan hari raya idul adha. Ustadzah juga memaparkan berbagai kisah sirah namun ada satu hal yang benar2 menancap di hati saya.. berikut kisahnya.. ini adalah kisah pengorbanan Salah satu kaum anshor..

Suatu hari, saat Rasul dan para sahabat sedang berkumpul, tetiba datanglah kabar bahwa Rasul akan kedatangan tamu. Kemudian Rasul meminta tolong sahabatnya untuk melihat makanan yang ada di rumah istri-istrinya demi menjamu tamu tersebut.. ternyata, setelah diperiksa, semua rumah istri Rasul hanya tersedia air putih saja. Tidak ada makanan sama sekali di satu rumah pun.

Lantas Rasul menanyakan para sahabatnya apakah ada yang bersedia menjamu tamunya? Seorang bapak-bapak mengangkat tangannya..

"Ana ya Rasul. Saya bersedia menjamu tamu engkau di rumah saya.." ujar sahabat tsb.
“Ok, kalo gitu setelah isya kamu siap-siap ya karena tamu saya akan datang” ujar Rasul.
Sore hari, sang sahabat pulang ke rumahnya dan memberitahu isterinya bahwa akan ada tamu Rasulullah yang singgah di rumah mereka. Sahabat dan isterinya merasa senang karena mendapat kesempatan baik tersebut, namun…

"Tapi bang, makanan kita nggak cukup.. bahkan buat saya dan abang juga nggak cukup.. makanan kita cuma cukup buat anak-anak kita. Lantas kita kasih makan apa tamu Rasul ya Bang?" Cemas sang isteri.
Mereka khawatir sang tamu merasa tidak enak kalau makan sendirian sedangkan tuan rumah tidak ikut makan.. meski memang makanan mereka sebenarnya tidak cukup. Namun sang suami cerdas, ia memiliki ide brilian.

"Tenang dek, abang punya ide.. gimana kalau nanti pas tamunya makan, lampunya dimatikan dan kamu pura-pura makan sementara abang pura-pura benerin lampu. Setuju?", jelas sang suami

Isteri sahabat tersebut adalah isteri yang sami’na wa atho’na. Ia menuruti ide suaminya dan melaksanakan akting mereka dengan baik.

Lantas, datanglah tamu tersebut ke rumah mereka. Suami isteri tersebut menyambutnya dengan ramah dan Setelah menyajikan makanan kepada tamu tersebut, mereka siap2 makan dalam satu meja (saat itu belum ada ayat tentang hijab jadi boleh makan bersama antara ikhwan dan akhwat). Kemudian lampupun dimatikan.

Sang isteri mempersilakan tamu makan makanannya sementara sang isteri pura-pura makan didepan mereka dalam kegelapan. Sang suami pergi dari meja makan dan pura-pura membetulkan lampu.

Lampu menyala dan tamu merasa kenyang dan lahap makan makanan yang disajikan suami isteri sahabat tersebut. Kemudian mereka pun pulang dengan hati lapang.

Keesokan harinya, Rasul menanyai sahabat tentang apa yang dilakukannya pada tamunya.
Rasul: Apa yang sudah engkau lakukan pada tamuku ya Fulan?
Sahabat: kami sudah menjamu tamu enhkau ya Rasul. *sambil tersenyum senang*
Rasul: Apa yg sudah engkau lakukan pada tamuku ya Fulan?
Sahabat: sungguh, aku sudah menjamu tamu engkau… *sedikit cemas masa sih Rasul nggak percaya??*
Rasul: Apa yg sudah engkau lakukan pada tamuku ya Fulan?
Sahabat: sungguh Rasul.. bener deh sungguh.  Kami sudah menjamu tamu engkau…

Sahabat menjawab ketakutan seakan ketakutan menutupi dosanya. Tapi bukan dosa yg ia tutupi. Ia menutupi amalnya! Ia takut Allah tidak Ridho terhadap apa yang ia lakukan semalam makanya Ia tidak ingin mengatakan apa yang ia dan isterinya lakukan pada tamu Rasul. Ia benar-benar takut amalnya hilang. Masha Allah.. Subhanallah… itulah orang-orang yang benar-benar baik.. benar-benar ikhlas..

Kemudian Rasul bertanya lagi,”Apa yang sudah engkau lakukan pada tamuku Ya Fulan? Aku bertanya seperti ini karena baru saja turun ayat Allah yang mengabadikan apa yang kamu lakukan pada tamuku semalam. Kalau saja Allah tidak kagum padamu dan menyampaikannya pada seluruh umat manusia melalui Al-Qur’an, sungguh aku dan seluruh umat tidak akan tahu mengenai kejadian ini…”

Subhanallah… Allah begitu kagum terhadap amalan sahabat tersebut sehingga mengabadikannya dalam Al-Qur’an. Maaf, ustadzah tidak menyebutkan ayat berapa tapi intinya ayat yg bunyinya begini “Mereka mendahulukan orang-orang lain yang kelaparan meski mereka sendiri kelaparan”. Ayat tentang kaum anshor. Maaf ya kalo salah sitasi hehe..
Begitulah pengorbanan. Mengorbankan sesuatu yang paling mereka cintai..
Ustadzah menambahkan Andaikata kejadian tsb terjadi pada zaman ini, mungkin ceritanya akan beda.. dan andaikata kita yang menjadi sahabat kemudian ditanya Rasul, mungkin jawabannya akan seperti ini..

Rasul: Apa yg kamu lakukan pada tamuku semalam?
Kita: tau nggak sih Rasul? Semalem tuh ya… (kemudian menceritakan amal-amal kita)

Astaghfirullah… kisah ini benar-benar terjadi dan semoga menjadi pelajaran untuk kita semua.
Wallahua’lam bisshawab
Al ikhwan
Tebet 290913

1 komentar: