Ini draft yang udah lamaaaa banget saya simpen sejak hampir satu tahun yang lalu.. Akhirnya saya post juga... for some reasons :p Well, kali ini saya mau menuliskan pengalaman yang bener2 baru saya alami. Mungkin ini berguna buat yang membacanya, so have a nice read!
Saya pribadi udah seriiiing banget denger or baca tentang
karakter orang Jepang yang pekerjakeras, workaholic, bertanggung jawab dan
lain-lain sebagainya yg bener2 baik untuk ditiru, tapi baru kali ini saya
bener2 merasakannya. Bukan di Jepang tapi di Indonesia.
Awalnya, saya bertemu dengan senior saya dari organisasi
yang sama (IAAS) di sebuah mall dan ia saat itu sedang membutuhkan bantuan
seseorang yang sudah tidak ada kuliah untuk membantunya dalam sebuah kegiatan
lingkungan yang diadakan oleh komunitasnya. Sebut saja komunitas tsb Green
Earth. Karena memang saya sudah tidak ada kepentingan akademis lagi selain
menulis skripsi (saat itu), maka saya pun mengiyakan bahwa saya Insya Allah bisa membantu.
So, teman senior saya tsb menghubungi saya dan meminta saya untuk ikut kegiatan
ini selama 10 hari. Awalnya saya kaget (karena saya kira hanya 2-5 hari saja)
namun akhirnya saya tetap bergabung.
Kegiatan ini diadakan di desa Cisalopa, deket lido,
Sukabumi. Ada 8 orang mahasiswa Jepang
yang tergabung dalam komunitas Very50 dan seorang mendamping yang juga
tergabung dalam kegiatan ini. Tujuan mereka dalam kegiatan ini adalah
memecahkan persoalan yang sedang dialami Green Earth. Jujur, green earth adalah
sebuah komunitas yang fokus pada permasalahan lingkungan dengan cara
memproduksi produk daur ulang dari sampah plastik. Produk ini dikerjakan oleh 15
orang ibu-ibu yang dibina Green Earth. Masalahnya, saat ini anggota Green Earth
hanya tersisa satu orang, yakni sang leader. Ia mengalami kesulitan dalam
memasarkan produk ini. Sementara very50 adalah sekumpulan anak muda yang
berkeinginan untuk belajar dan berusaha memecahkan persoalan real yang ada. Maka
jadilah Green Earth mengundang very50 untuk membantunya memasarkan produk ini.
Well, itu hanyalah kisah singkat mengenai hubungan antara
very50 dan Green Earth.
Dalam hal ini, saya adalah salah satu orang yang membantu
memfasilitasi antara para mahasiswa Jepang dengan green earth. Jujur, orang2
yang ada dalam kegiatan ini belum pernah saya kenal sebelumnya. Pertama, saya
mengenal Data Putra (FKH 42) yang mengantar saya ke tempat pemilik Green Earth
(mbak Nina). Kami berkenalan di IPB baranangsiang. Saat itu ia bersama dengan
Kohei, salah satu mahasiswa Jepang. Meskipun saya satu universitas dengan Data, ternyata kami belum pernah bertemu sebelumnya. Lanjut, kami pun menunggu Iceu, salah
satu mahasiswa UI (Sastra Belanda) yang juga akan membantu program ini.
Ternyata oh ternyata, dunia begitu sempit. Teh Nina ternyata adalah sahabat mantan teman sekamar saya sejak 2 tahun lalu (baca: Yolanda Sylvia).. hahaha… Finally, kami bertiga pergi ke
rumah teh nina naik angkot dan disana kami bertemu dengan 8 orang Jepang
lainnya.
Ternyata, masih ada satu orang lagi yang akan membantu yakni
tehVallent, sahabat setia teh Nina yang sangat mencintai makanan. So,
jadilah petualangan baru saya pun dimulai. di hari2 terakhir, ada juga Indri Guli, temennya teh Nina (yang ternyata temen SMAnya Ferly Julianto, temen maen saya waktu tingkat 1 kuliah and Indri guli juga temennya Yayang, anak IAAS UNDIP yang digosipin sama saya. LOL). what a small tini world!! ada juga Darwin, sumpah ni orang kacau abis!! gak ada yang ngalahin kegaringannya deh, suer!! hahaha
Ups, jadi lupa! Satu lagi Andreas Nathius, mahasiswa FE UI
yang akhirnya tergabung dalam kegiatan ini benar2 karena ketidaksengajaan (ia
tidak masuk ke dalam daftar orang yang akan membantu teh Nina). Kisah Andes
(begitu ia disapa) hingga dapat mengikuti program ini benar2 seperti kisah
drama Korea lhoo..
Jadi, Andes adalah mahasiswa Indonesia yang baru saja
selesai Exchange Program di Hiroshima, Jepang. Ketika dia transit di Kuala
Lumpur, he was fall in love w/ a Japanese girl who was sitting in front of him.
Mau nanya yah sok2 malu2 gitu, tapi dia berdoa semoga cewek Jepang itu duduk di
sampingnya saat di pesawat. Kebeneran deh, ternyata cewek itu (namanya Noda)
duduk di sampingnya di pesawat. Singkatnya mereka ngobrol2 dan Noda ngajak
Andes ikut kegiatan ini.. Well, I think all of the situation in this event is
being controlled by the Almighty, deshou?? J
Hari pertama, bener2 masih adaptasi n perkenalan sama
semuanya. Let me introduce you one by one, ne?
Grup mereka terdiri dari 6 orang laki-laki dan 2 orang
perempuan. Ada Megumi, Noda, Susumu, Kohei, Nozomu, Umeda, Ryosuke, dan satu orang pendamping yang namanya
Ryosuke juga.
Ini pertama kalinya saya bekerjasama dengan orang Jepang
sebanyak ini. Hari pertama kerja bareng sama mereka, saya shock berat! Why
not?? Ya iyalah.. biasanya kalo saya ikutan National Congress juga semuanya
udah terjadwal so selarut2 apapun kita diskusi pasti bakalan ada istirahatnya
kan?? Naahh.. yang ini enggak, man! Sampe jam 3 pagi kagak kelar2 juga, he.. I
was really2 shock at the time!
Karena diskusi nggak kelar-kelar akhirnya saya pun tinggal
tidur, hehehe… itulah salah satu bedanya orang Indonesia dan orang Jepang.
Ringkasnya akan saya tulis sebagai berikut!
1. Orang Indonesia suka banget kerja sambil nyambi
sesuatu (misalnya nyambi facebookan, twitteran or something) sementara orang
Jepang nggak. Kalo mereka kerja, pasti bener2 serius dilakukan sampe kerjaannya
selesai. Bagusnya yah mereka bener2 fokus dalam melakukan pekerjaan. Jeleknya,
mereka kalo kerja bener2 nggak kenal waktu! Gilee.. kalo yang ini jangan
dicontoh yah, soalnya kan kita kudu sholat, berdoa dan melakukan hal2 lain yang
juga sama pentingnya.. hehehe…
2. Orang Indonesia lebih suka berpikir simple
(berpikir sambil jalan) sementara orang Jepang bener2 merencanakan sesuatu
dengan detaiiiiilll dulu baru mereka bertindak. Bagusnya, perencanaan mereka
benar2 matang jadi nggak berantakan ketika di jalan. Jeleknya, mereka terlalu
banyak menggunakan waktu untuk berpikir. Yang musti kita ambil adalah,
perencanaan harus matang namun menggunakan waktu yang tidak terlalu banyak.
3. Orang Indonesia kadang terkesan lebih terburu-buru,
pengennya mau cepet selesai, sementara orang Jepang tidak. Mereka sangat the
best dalam hal perencanaan, slow but sure! Itu motto mereka.
4. Orang Jepang itu memperhatikan detail tampilan
banget (terbukti dari fashion2nya sih). Well, kalo berdasarkan waktu saya kerja
bareng mereka, riset yang dilakukan cukup detail karena hal2 yg ditanyain is
something that unpredictable and we never think about before lah.. Bagusnya ya
mereka perfectionist..
5. Nggak asing lagi kalo kita denger orang Jepang
pantang menyerah dan yep! They are right. Saking pantang menyerahnya tuh ya,
mereka bahkan masih mau ngelanjutin jualan produk di Jepang (karena waktu
homestay dah abis).. ckckckck… kalo kita amah, as long as waktunya udah abis
yah stop aja ya.. bagusnya, Yep, Fight till the end of Time!!!
6. Orang Jepang mudah tertarik hal2 baru dan mau
banyak belajar dari orang lain. Fyi, direktur program ini Ryo, bilang dia kagum
sama saya (padahal saya bukan sapa2 hahaha) makanya dia manggil saya “Master”..
padahal ya kalo kata saya, pengalamannya dia lebih banyak dari saya hehehe..
0 comments:
Posting Komentar