Senin, 23 Juli 2012

Edit

“Pesantren Darul Ulum, New York..”


Hari ini aku cukup kaget karena sholat zuhur pada hari ini tak seperti biasanya.. jam-jam sibuk di kantor membuat para penghuni gedung ini menunda waktu sholatnya (termasuk aku, terkadang). Namun pada hari ini, di hari ketiga Ramadhan, sendal2 jepit dan sepatu2 tumpah ruah di depan pintu masjid lantai 16, sebuah masjid di kantorku.. Saat itu sholat jamaah sudah berakhir dan ceramah telah dimulai. Aku pun membuat jamaah sendiri dan setelahnya duduk manis mendengarkan ceramah..

Tak disangka, ternyata ustadz yang ceramah adalah imam masjid Istiqlal, maaf aku lupa siapa nama beliau. Yang jelas, beliau pernah mengisi acara seminar di kampusku, sering tampil di TV one dan beliau juga yang mendampingi Obama dan istrinya kala mereka berkunjung ke masjid Istiqlal. Tema hari ini adalah “Tidak berlebih2an dalam Ramadan”.. Hmm.. topik umum yang cukup sering di peringatkan.. Intinya, kita jangan lebay dalam makan, belanja ini itu selama Ramadan wong yang dirayain apa? Nothing! Misalnya Umroh di bulan Ramadhan (Meski Rasul nggak pernah nyontohin dan meski juga ini bukan larangan), banyak orang berbondong2 umroh di bulan Ramadan padahal mungkin (mungkin yaa) uangnya lebih baik di infakkan (Jika mereka belum berinfaq). Well, based on your opinion sih. No offense loh ya, gue Cuma nulis apa yang gue dapet hari ini.. Ustadz juga bilang kalo kita berinfaq itu (baik dalam keadaan ada duit maupun nggak ada duit, tanggal muda atau tanggal tua), itulah yang dimuliakan Allah..bersedekah bukan berarti kita kehilangan uang, justru makin bertambah. Malaikat2 akan mendoakan manusia2 yang bersadaqoh dan bagi manusia2 yang tidak mau bersadaqoh, malaikat akan medoakan kehancuranya. Dan ingat, doa malaikat Makbul bangeet!

Ada seorang jamaah bertanya, bagaimana kalau kita mau bersedekah tapi salah orang (alias penipu yang pura2 jadi pengemis)? Akhirnya ustadz cerita kalo mau sedekah ke yang HAQ, coba kamu datang ke Desa xxxx (maap saya lupa nama desanya) di sidoarjo, Ponorogo. Kalo mau kesana, mobil tidak bisa masuk dan perjalanan akan cukup melelahkan. Disana, semua penduduknya Cuma makan tiwul (singkong kering yang direbus kembali) + garam. No lauk, Ituuuu aja setiap hari. Dan disana hiduplah mbah Temu, seorang nenek yang buta matanya, yang hidup dengan seorang anak perempuan yang belum menikah berumur 50 tahun dan berkelatarbelakangan mental. Mbah temu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memetik daun jati di hutan (tentu dengan petikan penuh perasaan karena matanya yang buta), dikumpulkannya daun-daun2 tersebut dan dijual di pasar. Kamu tau berapa harganya?? Minimal mbah Temu mendapat 1000 rupiah dan maksimal? Ia hanya mendapat 3000 rupiah (Mungkin banyak juga Mbah Temu-Mbah Temu lain seperti di reality show “Andai Aku Menjadi…”). Astaghfirullah… Betapa sedikitnya harga itu dibandingkan apa yang sudah kita peroleh? Masihkah kita tak bersyukur?

Ustadz juga bilang, kalo mau sedekah lagi, pergilah ke Jatinegara jam 3 pagi.. Disana banyak homeless yang tidur hanya beralaskan Koran atau paling mewah –kardus-. Sebelum subuh, biasanya mereka sudah bubar satu persatu.. Ada lagi di Pasar Senen, Biasanya mereka datang jam 11 malam setelah keliling Jakarta seharian mencari nafkah.. Memang banyak masyarakat miskin saat ini.. dan banyak pula dari mereka tidak bisa beribadah karena berbagai alas an, keterbatasan, keengganan dan lain2.. Kasihan… sudah hidup di dunia susah, masa di akhirat juga? Tanggung jawab siapa? Allah… ampuni kami…

Terakhir, kalo kamu mau uangmu diinfakkan untuk Islam, berikanlah uang itu untuk pesantren Darul Ulum di New York. What? New York?? Ini adalah 1 dari 13 pesantren yang ada di New York. Saat ini mereka sedang kekurangan dana dalam membimbing santri mereka sejak krisis ekonomi yang menghimpit Amerika sehingga donasi begitu menurun. Tahun ini, ustadz diundang ke New York karena Ada 15 orang anak-anak yang hafal Al-Qur’an ingin di wisuda. Subhanallah, di tengah hingar bingar New York masih ada anak-anak emas tersebut? Masha Allah, apa saja yang sudah kita lakukan di negeri damai ini?

Ustadz pernah mengajak 3 orang kaya berinfak untuk madrasah ini namun orang2 kaya tersebut menolak dan lebih memilih umrohnya di tanah suci.. Which one is better in sadaqoh? The choice is on your hand… :)

3 komentar: