Hari ini aku cukup kaget karena sholat zuhur pada hari ini
tak seperti biasanya.. jam-jam sibuk di kantor membuat para penghuni gedung ini
menunda waktu sholatnya (termasuk aku, terkadang). Namun pada hari ini, di hari
ketiga Ramadhan, sendal2 jepit dan sepatu2 tumpah ruah di depan pintu masjid
lantai 16, sebuah masjid di kantorku.. Saat itu sholat jamaah sudah berakhir
dan ceramah telah dimulai. Aku pun membuat jamaah sendiri dan setelahnya duduk
manis mendengarkan ceramah..
Tak disangka, ternyata ustadz yang ceramah adalah imam
masjid Istiqlal, maaf aku lupa siapa nama beliau. Yang jelas, beliau pernah
mengisi acara seminar di kampusku, sering tampil di TV one dan beliau juga yang
mendampingi Obama dan istrinya kala mereka berkunjung ke masjid Istiqlal. Tema
hari ini adalah “Tidak berlebih2an dalam Ramadan”.. Hmm.. topik umum yang cukup
sering di peringatkan.. Intinya, kita jangan lebay dalam makan, belanja ini itu
selama Ramadan wong yang dirayain apa? Nothing! Misalnya Umroh di bulan
Ramadhan (Meski Rasul nggak pernah nyontohin dan meski juga ini bukan
larangan), banyak orang berbondong2 umroh di bulan Ramadan padahal mungkin
(mungkin yaa) uangnya lebih baik di infakkan (Jika mereka belum berinfaq).
Well, based on your opinion sih. No offense loh ya, gue Cuma nulis apa yang gue
dapet hari ini.. Ustadz juga bilang kalo kita berinfaq itu (baik dalam keadaan
ada duit maupun nggak ada duit, tanggal muda atau tanggal tua), itulah yang
dimuliakan Allah..bersedekah bukan berarti kita kehilangan uang, justru makin
bertambah. Malaikat2 akan mendoakan manusia2 yang bersadaqoh dan bagi manusia2
yang tidak mau bersadaqoh, malaikat akan medoakan kehancuranya. Dan ingat, doa
malaikat Makbul bangeet!
Ada seorang jamaah bertanya, bagaimana kalau kita mau
bersedekah tapi salah orang (alias penipu yang pura2 jadi pengemis)? Akhirnya
ustadz cerita kalo mau sedekah ke yang HAQ, coba kamu datang ke Desa xxxx (maap
saya lupa nama desanya) di sidoarjo, Ponorogo. Kalo mau kesana, mobil tidak
bisa masuk dan perjalanan akan cukup melelahkan. Disana, semua penduduknya Cuma
makan tiwul (singkong kering yang direbus kembali) + garam. No lauk, Ituuuu aja
setiap hari. Dan disana hiduplah mbah Temu, seorang nenek yang buta matanya,
yang hidup dengan seorang anak perempuan yang belum menikah berumur 50 tahun
dan berkelatarbelakangan mental. Mbah temu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
memetik daun jati di hutan (tentu dengan petikan penuh perasaan karena matanya
yang buta), dikumpulkannya daun-daun2 tersebut dan dijual di pasar. Kamu tau
berapa harganya?? Minimal mbah Temu mendapat 1000 rupiah dan maksimal? Ia hanya
mendapat 3000 rupiah (Mungkin banyak juga Mbah Temu-Mbah Temu lain seperti di
reality show “Andai Aku Menjadi…”). Astaghfirullah… Betapa sedikitnya harga itu
dibandingkan apa yang sudah kita peroleh? Masihkah kita tak bersyukur?
Ustadz juga bilang, kalo mau sedekah lagi, pergilah ke
Jatinegara jam 3 pagi.. Disana banyak homeless yang tidur hanya beralaskan
Koran atau paling mewah –kardus-. Sebelum subuh, biasanya mereka sudah bubar
satu persatu.. Ada lagi di Pasar Senen, Biasanya mereka datang jam 11 malam
setelah keliling Jakarta seharian mencari nafkah.. Memang banyak masyarakat
miskin saat ini.. dan banyak pula dari mereka tidak bisa beribadah karena
berbagai alas an, keterbatasan, keengganan dan lain2.. Kasihan… sudah hidup di
dunia susah, masa di akhirat juga? Tanggung jawab siapa? Allah… ampuni kami…
Terakhir, kalo kamu mau uangmu diinfakkan untuk Islam,
berikanlah uang itu untuk pesantren Darul Ulum di New York. What? New York??
Ini adalah 1 dari 13 pesantren yang ada di New York. Saat ini mereka sedang
kekurangan dana dalam membimbing santri mereka sejak krisis ekonomi yang
menghimpit Amerika sehingga donasi begitu menurun. Tahun ini, ustadz diundang
ke New York karena Ada 15 orang anak-anak yang hafal Al-Qur’an ingin di wisuda.
Subhanallah, di tengah hingar bingar New York masih ada anak-anak emas
tersebut? Masha Allah, apa saja yang sudah kita lakukan di negeri damai ini?
Ustadz pernah mengajak 3 orang kaya berinfak untuk madrasah
ini namun orang2 kaya tersebut menolak dan lebih memilih umrohnya di tanah
suci.. Which one is better in sadaqoh? The choice is on your hand… :)
di Sidoarjo, Ponorogo?
BalasHapusboth are the different city Sarmaaaa..
not the sub of other. ahahaha
bagusan sodaqoh ke pesantren sebenarnya, karna memberikan manfaat ke orang lain dan sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain :)
BalasHapus
BalasHapusviagra
viagra asli
jual viagra
toko viagra
viagra usa
viagra original
obat viagra
viagra pfizer
obat kuat viagra
obat kuat viagra asli
obat viagra asli
agen viagra
agen viagra asli
apotik viagra
apotik viagra asli
toko viagra asli
jual viagra asli
jual pil biru
toko pil biru
jual obat kuat
toko obat kuat
viagra asli pfizer
viagra asli usa
viagra asli original
viagra jakarta
viagra di jakarta
viagra asli jakarta
viagra asli di jakarta
obat kuat jakarta
obat kuat di jakarta
obat kuat asli jakarta
jual viagra jakarta
jual viagra di jakarta
toko viagra jakarta
agen viagra jakarta
apotik viagra jakarta
toko obat kuat jakarta
toko obat kuat di jakarta
titan gel jakarta
titan gel asli jakarta
titan gel asli
titan gel
jual titan gel
toko titan gel
obat cialis
obat kuat cialis
jual cialis
toko cialis
cialis asli
cialis jakarta
cialis asli jakarta