Minggu, 20 Januari 2013

Edit

Jadilah Wanita Berhati Kuat


Jadilah Wanita Berhati Kuat


Mohon maaf sebelumnya karena lama sekali postingan ini dipublish.. hehe.. Berikut adalah materi yang saya dapat dari Ustadzah Halimah Alaydrus di sebuah kajian muslimah sore di masjid BI. Saya suka banget ceramah2 beliau karena bervariasi dan penuh kisah sehingga ketika mendengarkannya layaknya kita menonton televisi. Saya suka sekali kisah kisah sejarah yg dipaparkan ustadzah Halimah dalam tausiyahnya, semua terasa hidup dan mendalam, meruh dan menjiwa. Tema kali ini sebenernya “Wanita dan Tantangan masa kini” tapi intinya mah ttg wanita sih.. Sok silakan disimak :

Part 1. Wanita dan Masa Jahiliyah
Sebagaimana kita tau, posisi wanita pada zaman jahiliyah sangat dihina dan tidak dihargai. Perempuan hanyalah sebuah objek kaum laki2.Bahkan bayi perempuan yg lahir ketika itu wajib hukumnya untuk dikubur hidup2, astaghfirullah.. ustadzah mengisahkan sebuah kisah tentang Umar Ibn Al-Khattab tatkala beliau belum masuk Islam.
Di suatu hari dalam sebuah masjid, Umar suka senyum2 sendiri, salah seorang sahabat pun bertanya ”Wahai Umar, apa yg membuatmu senyum2 sendiri?”. Umar menjawab, ”Aku teringat perilaku aku zaman jahiliyah dulu...” Kemudian ia pun menceritakan kisahnya..

”Istriku pernah melahirkan seorang bayi perempuan tatkala aku tidak sedang di rumah. Budaya saat itu, barang siapa yg melahirkan bayi perempuan maka wajib hukumnya untuk dibunuh. Istriku takut aku membunuh bayi itu, lantas ia mengungsikan bayi perempuan tersebut jauh ke rumah neneknya dan ketika aku kembali ke rumah, ia berkata padaku bahwa bayi yg baru saja ia lahirkan adalah laki-laki namun meninggal dan telah dikuburkannya. 5 tahun kemudian, aku melihat seorang anak perempuan balita bermain-main dekat rumahku. Aku pun bertanya pada istriku anak siapa itu. Akhirnya istri memberitahu aku bahwa anak itu adalah anakku. Bagaikan tersambar petir, aku marah luar biasa dan ingin segera menguburkan anak tersebut hidup2.. Aku membawa anak tersebut ke tengah hutan. Anakku itu, tidak tau menahu apa yang akan dilakukan ayahnya. Ia riang gembiran dan terus riang sepanjang perjalanan karena mengira akan diajak jalan-jalan. Sampai di tengah hutan, aku menggali lubang untuk menguburkannya. Ia pun hanya duduk lugu menungguku menggali lubang. Hingga ketika Lubang sudah agak dalam, ia memanggilku ”Ayah, ayah... itu di jenggot ayah ada tanah.. sini aku bersihkan..” dengan tangan mungilnya ia membersihkan tanah dari jenggotku. Namun hal tersebut tak mengurungkan niatku tuk menguburkannya hidup-hidup. Setan sudah menggelapkan mata hatiku. Aku lemparkan ia ke lubang. Ia pun meronta-ronta dan menangis. Bagaikan setan, aku terus menimbun tanah di lubang itu, terus... hingga suara tangisannya tak terdengar lagi...

Jika aku ingat hal tersebut, sungguh aku rasa aku tak bisa memaafkan diriku sendiri..”

Innalillahi.. begitulah salah satu contoh tragisnya perempuan di zaman jahiliyah.

Satu lagi kisah..
Anak perempuan yg hidup pada zaman jahiliyah ketika berumur 13 tahun boleh dikawini oleh laki-laki manapun. Hal itu di tandai oleh sebuah bendera kuning di atas rumahnya. Barang siapa laki-laki yg melewati rumah tersebut dan ingin melampiaskan birahinya, ia boleh menikahi (mengawini) anak perempuan tersebut. Dan tentu ayahnya pun mengizinkan. Terus dan terus dikawini hingga anak perempuan hamil. Jika bayinya laki-laki maka akan dilihat wajahnya ketika sudah besar paling mirip pria yang mana. Innalillahi! Sungguh jauh sekali dari kemanusiaan.

Part 2. Wanita sebagai Tiang Negara

Peran wanita berubah 180 derajat sejak Islam diturunkan.

Rasul bersabda ”Jika engkau memiliki anak laki-laki maka dia akan menjaga dirinya sendiri akan tetapi apabila engkau memiliki anak perempuan maka Allah akan utuskan malaikat untuk menjaganya..”

Perempuan adalah tiang negara, perempuannya nggak beres maka negaranya juga nggak beres. Perempuannya hebat maka negaranya juga hebat. Negerimu bukan hanya tergantung pada siapa pemimpinnya tapi juga tergantung pada perempuannya.. dalam skala lebih kecil, rumah tangga tergantung pada istrinya.

Ibarat sebuah bangunan, tiang adalah fondasi yang utama untuk berdirinya sebuah bangunan. Tiangnya hancur, maka bagunan tersebut akan hancur. Jika ada bangunan terbuat dari kayu, maka dipilihlah tiang dari kayu yg paling kokoh, jika ada bangunan dari semen dan batu bata, maka dipilihlah tiang dari beton. Itu mengapa? Karena tiang haruslah kuat dan kokoh sehingga bangunan tidak roboh..
Kata Nabi ”Tiangnya itu dirimu, perempuan..”

Oleh karena itu, ketika wahyu pertama turun, orang pertama yg didatangi Muhammad adalah perempuan, Siti Khadijah dan syariat Islam terakhir turun, ajaran islam sempurna, Nabi juga bersama seorang perempuan, Siti ’Aisyah. Orang yg masuk islam pertama, juga perempuan, Siti Khadijah. Syahid pertama adalah perempuan, Zindiroh. Islam dirangkaikan dengan perempuan2 yg luar biasa.

Jika disebuah bangunan, tiang adalah bagian yg tidak terlihat. Orang lebih banyak fokus pada dinding dan ruangannya, tiang memang jarang ditonjolkan, berada di pojok-pojok saja. Namun semua elemen bangunan bersandar pada tiang. Tembok bersandar pada tiang, pintu, atap, jendela bersandar pada tiang. Oleh karena itu, perempuan tidak hanya perlu cantik.. yang ia butuhkan adalah kuat.. kokoh...

Maka ketika rasul menyebutmu sebagai tiang, permasalahannya adalah bagaimana dirimu menjadi perempuan yang kuat, yang berhati kokoh sehingga menjadi tiang yg kokoh, kuat dalam menghadapi permasalahan yg ada. Perempuan yg cantik belum tentu kuat. Kekuatanmu sebagai kaum wanita ada pada hatimu, bukan pada tampilanmu. Akan tetapi ketika ia menjadi perempuan yg kuat ia benar2 menjadi perempuan yg tidak terkalahkan, perempuan yg tenang untuk dunia dan akhirat.

Part 3. Wanita Berhati Kuat

Salah satu contoh wanita berhati kuat adalah Siti Khadijah. Hatinya sekuat baja. Beliau adalah seorang wanita karir dan mampu membuat laki2 zaman tersebut berharap dilamar oleh Khadijah. Dia hanya akan bisa menikah hanya dengan orang yang dia inginkan. Ia kaya raya, dan amat sangat dermawan pada kaummnya. Tidak ada kaum fakir yg tertolak dari pintunya Khadijah. Kekuatan yg dimiliki oleh khadijah.
Maka Hikmah dari Muhammad dinikahkan oleh Khadijah adalah untuk menguatkannya secara hati dan juga secara materi.
Maka menikahlah Khadijah dengan Muhammad. Beliau berkemapanan ekonomi dan menafkahi suaminya. Sesungguhnya ia adalah wanita yg tidak berkata tidak kepada suaminya.. Laki2 mulia yg ada di luaran sana pasti  istrinya adalah org2 shalihah. Meyakini bahwa pemberi rizki hanya satu, Allah..
Itu yg diyakini Siti Khadijah maka ia tidak mengeluhkan suaminya tidak bekerja. Bahkan di awal-awal akan turunnya wahyu, nabi Muhammad punya kebiasaan aneh, yakni menyendiri di Gua Hira. Nabi merasa gelisah dan resah karena perilaku jahiliyah di Mekkah dan ingin menyendiri. Khadijah sebagai istri yg taat menyiapkan bekal untuk perjalanan Muhammad. Ketika bekal sudah habis di Gua Hira, Rasul kembali lagi ke rumah Khadijah namun 2-3 hari kemudian kembali lagi ke Gua.. terus begitu hingga 6 bulan lamanya. Khadijah tidak mengeluh dan tidak pernah berkata tidak kepada suaminya.

Hingga datanglah wahyu pertama, Nabi menggigil kedinginan dan pulang ke rumah. Khadijah melihat suaminya pulang tidak banyak bertanya apa yg terjadi dan setelah nabi sudah tenang, Nabi menceritakan apa yg dilihat dan didengarnya di Gua Hira. Khadijah menenangkan suaminya dan meyakinkan ”Muhammad, tenang.. Tuhanmu tidak akan pernah mengecewakan orang sepertimu.. wahai Muhammad, engkau adalah orang yg suka menyantuni anak yatim, menyambung silaturahim, menjamu tamu.. Tuhanmu tidak mungkin mengecewakan orang sepertimu..” Ya, Muhammad memang benar menyantuni anak yatim. Muhammad memang benar menjamu tamu, tapi dengan materi siapa? Semua dari Khadijah. Namun bukan itu yg dihitung Khadijah, ia menghitung kelebihan2 Rasul..dan itu yang dibutuhkan oleh perempuan masa kini. Kuat hatinya, hingga menjadi perempuan tak tergantikan, menempati derajat tertinggi perempuan di Surga.

Ada sebuah kisah...
Ketika Rasul di Gua Hira, datanglah Jibril memberi tahu

”Wahai Rasul, sebentar lagi akan datang Siti Khadijah kesini. Apabila Khadijah datang, sampaikan padanya bahwa Allah menyampaikan salam padanya dan aku berkirim salam padanya. Sampaikan padanya bahwa Allah telah menyiapkan sebuah tempat untuknya di surga, sebuah istana di Surga. Disana Khadijah tidak akan lagi merasa kelelahan, disana Khadijah tidak akan ada lagi sesuatu yang menyusahkan...”

Subhanallah! Begitu tingginya derajat Khadijah di mata Allah hingga Dia mengirimkan salam khusus untuk Khadijah.

Rasul pun menyampaikan salam Allah kepada Khadijah.. dan mereka tinggal di Gua karena dalam persembunyian dari musuh-musuh Islam. Khadijah, yang biasanya semua kebutuhannya terpenuhi, rela mengorbankan segalanya demi Islam.. oleh karena itu ia takkan tergantikan oleh perempuan manapun.

Kuatnya hatimu semua itu tergantung pada sandaranmu. Maka sandarkanlah hatimu pada Yang Maha Kuat, Yang Maha memiliki segala hati. Lagi kesal sama manusia? Kembalikanlah pada-Nya, itu adalah kekuatan kita satu-satunya. Kembalikan pada Dia, bahkan hati manusia berada dalam genggaman Allah...

Sesungguhnya ada satu lagi kisah pribadi ustadzah, tapi katanya nggak perlu dishare hehe.. jadi kalo ada yg mau tau boleh tanya saya aja.. Seruu banget looh :D (tentang jodoh –red)

Selamat menyandarkan hati!!

1 komentar:

  1. Eonni,aku mau datang ke majelis ustadzah mu bisa ga? aku udah liat blognya, beliau keren ya

    BalasHapus