Kamis, 10 November 2011

Edit

Sst… Sebenernya ini rahasia Lhooh??!!

Sst.. sebenernya tulisan yang saya buat ini rahasia lhoh, tapi kayaknya semua orang udah tau deh (?), hehehe.. Begini, saya mau cerita tentang seseorang yang saya kagumi (ups, kagumi??).. tulisan ini sengaja tidak saya share dimana2, jadi kalau anda baca tulisan ini jangan bilang siapa-siapa yaah, hwkwkwk…

Sebenarnya sudah agak lama saya mengaguminya.. ehem, yah sejak saya duduk di semester enam lah, maksud saya pertengahan semester enam. Kira2 waktu itu bulan Mei tahun 2010. Hmm.. saya pertama kali bertemu dengan orang yang saya kagumi tersebut di kelas waktu kuliah. Ceritanya waktu itu UTS (Ujian Tengah Semester) telah berakhir dan dimulailah perkuliahan baru babak UAS. Mata kuliah saat itu inisialnya M*P (pasti udah pada tau ini apa deh, hehe). Beliau (baca: orang yang saya kagumi) masuk ke kelas pada pertemuan ke delapan mata kuliah MKP. Perkuliahan seharusnya dimulai pukul 7.00 namun beliau sudah hadir sejak 10 menit sebelumnya. Siap2 dengan bahan perkuliahan yang ada di laptopnya kemudian dimulailah pengantar perkuliahan sebelum masuk ke materi yang akan beliau sampaikan. Yap, beliau adalah dosen kedua mata kuliah tersebut.

Beliaupun memperkenalkan diri dahulu, ternyata beliau dulu mengemban pendidikan S1 di Gizi Masyarakat lalu karena ingin menguasai ttg teknologi pangan maka beliau ambil Master di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. Dua-duanya di IPB. Kemudian beliau mendapat beasiswa S3 di salah satu universitas ternama di sebuah Negara Asia berteknologi maju. Lalu kembali mengajar di IPB dan mendapat gelar Professor pada usianya yang ke-38! Amazing, sampai saat ini beliau adalah professor termuda di IPB.

Awal perjumpaan dengan beliau membuat saya terpana, ini karena melihat latar belakangnya membuat saya termotivasi seperti beliau. Beliau pun meneruskan pengantar kuliahnya dan menjelaskan tentang pentingnya sarapan dan perbedaan sarapan di Indonesia dengan di Negara tempatnya belajar dulu (FYI, hal ini yang menginspirasi saya menulis naskah pidato bahasa Jepang dengan tema tsb). Ditengah penjelasannya, tiba-tiba masuklah salah seorang teman saya dari pintu belakang kelas (namanya M**V*N). Beliau pun menegur teman saya tersebut.

Professor (P): Selamat pagi mas!

Teman saya (M): *tetap nyelonong masuk, dan tidak menghiraukan omongan pak prof*

P: Hei, selamat pagi mas! Bisa nggak sih jawab salam??

M: Pp..Pagi Pak (ketakutan)

P: Lain kali kalo tau terlambat nggak usah masuk!

Intinya.. Pak Prof emang orang yang disiplin banget, beliau nggak suka keterlambatan dan kebisingan. Pernah suatu hari teman saya yang lain mengobrol sewaktu beliau mengajar, lantas tiba2 beliau melemparnya dengan penghapus papan tulis. Untungnya nggak kena, hehe.. beliau bilang sangat tidak sopan jika ada mahasiswa mengobrol sewaktu dosen mengajar, lebih baik mahasiswa tidur daripada mahasiswa yang mengobrol. Beliau juga bahkan bilang kalau mengemut permen sewaktu dosen mengajar juga tidak sopan. Sepertinya beliau benar-benar menerapkan pengalamannya dulu sewaktu di Negara Maju tsb yang sangat menghormati dosennya.

Setelah pertemuan pertama tersebut, tidak pernah ada lagi mahasiswa yang terlambat masuk kelasnya. Dan sejak saat itu saya terus berebut duduk di bangku terdepan untuk mendengarkan kuliahnya, hehehe... hal yang makin membuat saya makin kagum salah satunya adalah cara mengajarnya yang walaupun dalam tempo cepat namun tetap mudah dipahami. Bahkan ketika ada mahasiswa yang membuatnya jengkel saat pertengahan kuliah, setelah marah padanya beliau kembali tersenyum dan mengajar seperti tidak pernah terjadi hal apapun yang membuatnya bad mood. Selain itu, kadang beliau juga menyampaikan sebuah Hadits Rasul yang berkaitan dengan ilmu yang beliau kuasai. Ternyata hadits Rasul itu benar dan memang dapat disimpulkan bahwa Rasulullah merupakan utusan Tuhan. Belakangan saya tau bahwa beliau adalah seorang yang baru hijrah dari keyakinan sebelumnya. Wallahua’lam karena apa namun berdasarkan pengamatan saya, hijrahnya beliau adalah karena ilmu yang beliau pahami (semoga Allah senantiasa menjaga hidayah-Nya kepada beliau, amiin).

Well, out of nowhere, entah munculnya sejak kapan, saya berkeinginan skripsi dibawah bimbingan beliau. Meski banyak rumor kurang sedap (woops) tentang beliau, keinginan tersebut tetap saya pendam. Setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing akademik saya, tiba-tiba saya direkomendasikan untuk menjadikan pak prof sebagai dosen pembimbing kedua. Padahal sebelumnya saya nggak bilang lhoh sama dosen PA kalo saya juga berkeinginan dibawah bimbingan pak prof. Singkatnya setelah menghadap beliau, jadilah saya anak angkat pertama. (ini salah satu impian saya yang tercapai di IPB lho.. just as simple like that kan? Hehe)

Semakin banyak berinteraksi dengan beliau, saya semakin mengenal beliau. Beliau tidak suka di sms mahasiswa, apalagi ditelpon, so kalo mau berhubungan dengan beliau tengok saja ruangannya, insya Allah beliau sering ada di kantor #tips. Sejujurnya saya bingung sebenarnya apa pekerjaan asli pak prof: Dosen? iya, Peneliti? pasti, Konsultan? bisa, Investor? apalagi, Entrepreneur? juga, Penulis buku? udah banyak bukunya yang diterbitkan, Artis? Secara hadir di banyak acara televisi dan sempat jadi bintang iklan juga.. hihihi, CEO? Baru-baru ini mendirikan perusahaan, dokter? Mungkin untuk keluarganya kali ya.. hehe.. Super banget deh Pak Prof dengan kesibukannya yang luar biasa.

Ketika saya mau seminar, memang makalah seminar saya diperiksa pak prof karena dosen PA saya sedang sakit dalam jangka waktu yg cukup lama. Banyaklah nasehat sana sini mengenai pengalaman menulis kami yang masih minim namun bahagianya tatkala seorang professor sempat memeriksa makalah seminar saya, seorang calon sarjana yang belum ada apa-apanya ini. Apalagi melihat hasil koreksinya yang begitu detail. Di saat teman-teman lain menggerutu karena diperiksa terlalu detail, saya justru seneng2 aja karena pak prof benar2 mengoreksi hingga mistyping yang terjadi beberapa kali dan menuliskan kalimat2 revisi yang seharusnya ditulis didalam makalah tersebut. Meski setelahnya ada warning yang terkesan mengancam jika terjadi kesalahan lagi. Yap, begitulah cara didikan pak prof kepada kami.

Setelah seminar, kami bahkan diajak makan-makan meski agak terburu-buru karena pak prof ada janji setelahnya namun beliau tetap menyempatkan makan bersama kami. hohoho… sebulan setelah itu, pak prof bilang membutuhkan bantuan beberapa mahasiswa untuk acara seminar yang beliau adakan. Jadilah saya dan beberapa teman sejawat mendadak panitia gitu deh. Disini kami banyaaaak banget dapet pelajaran dan makin mengenal pak Prof. Wuiih.. intinya mah jadi makin ngefens lah ya (baca tulisan saya yang what a professor should do). Hehehe… dan Kepanitiaan seminar pun ditutup dengan undangan makan malam bersama pak Prof dan keluarga (istri plus anak2nya).

Trus satu lagi yang bikin saya mengharu biru, hiks2.. di saat saya lagi down2nya karena penelitian saya yang berlika liku, pak Prof nenangin dengan mengingatkan bahwa saya harus bersabar, karena inilah yang namanya research: Re and search, mencari dan mengulang. “Yah, Sarah sedang diuji kesabarannya”, huks2… begitu keluar dari ruangan beliau saya langsung meratap, hiks2.. bukan meratapi nasib tapi tersentuh dengan kata2 pak Prof… udah gitu, ketika penantian saya tiba, alias data semua udah kompliiit plit meski rada “aneh” pak prof mempersilakan saya untuk ngedraft.. Ohh.. senangnyaaa~~ saya makin terharuuu TT. Pak prof yang emang udah malang melintang membimbing berbagai jenis mahasiswa kayaknya udah paham banget tipe2 mahasiswa kayak saya, hehe.. Saya doakeun smoga Ilmu Pak prof bermanfaat sepanjang hayat dikandung badan.. amiin.. doakan saya juga ya semoga bisa lulus dengan baik!! ^___^

1 komentar: