Kamis, 02 Juni 2011

Edit

Surat Cinta Untuk Bangsaku

Teruntuk bangsaku,
Yang kucintai
Di bumi Peritiwi..

Satu pertanyaan untukmu,
Tidakkah kau tau bagaimana kondisi negerimu sekarang?
Biarkan ku ceritakan tentangnya…

Negeriku,
Sungguh indah
Dan lebih indah lagi
Karena negeriku merupakan negeri dengan penduduk Muslim terbesar di dunia
Namun…

Aku sedih,
Lihatlah kawan! Bagaimana aqidah mereka sekarang?
Sungguhkah negeri ini benar2 mencerminkan negeri Muslim?

Pemimpin, dimana engkau?
Fitnah merajalela
Sumpah pocong jadi bukti
Hei, apakah agamamu?
Islam?
Jika sungguh itu Islam,
Tak tahukah kau Rasulullah tak pernah mengajarkan sumpah selain sumpah untuk ALLAH?

Islam, dibangun atas dasar Tauhid
Agama yang dibawa para Nabi sejak Adam hingga Muhammad

Tuhan, tak memerlukan perantara bagi siapapun yang ingin berdoa kepada-Nya
Siapa yang mengajarkanmu menyembah makam?
Atau orang2 sholih?
Umat Muslim tidak menyembah Muhammad
Tidak menyembah orang-orang sholih
Tidak menyembah batu
Dan tidak pula menyembah kotak hitam di padang pasir

Sungguh, jangan kau kotori Tauhid ini
Dengan sesuatu seperti Thaghut

Islam, dibangun atas dasar kebersihan
Untuk itulah kita berwudhu sebelum sholat
Tapi lihat!
Betapa mudahnya kau membuang sampah begitu saja
Hingga berbagai bencana silih berganti menimpa bangsa ini

Islam, dibangun untuk mengangkat derajat para wanita
Untuk itulah kami, muslimah mengenakan hijab
Ironi memang, negeri ini justru menjadi pemasok PSK terbesar se-Asia Tenggara!

Wahai bangsaku yang kucintai
Sadarilah,
Bahwasanya usia bangsa kita sudah cukup matang
Cukup matang untuk melahhirkan generasi2 terbaik dunia

Wahai bangsaku yang kusayangi
Sadarilah,
Bahwasanya kau dilahirkan bukan hanya untuk dirimu sendiri
Melainkan juga untuk dunia di sekitarmu

Wahai Bangsaku,
Tak perlulah engkau meratap
Tak perlulah engkau bekeluh kesah
Tak perlulah engkau saling menyalahkan
Tak perlu,
Semua tak perlu..

Mari Bangkit,
Jangan hanya bicara

Karena Tuhan tak suka manusia yang mengatakan apa-apa yang tidak mereka kerjakan..

Mulai sekarang, mulai detik ini pula

Karena aku percaya Bangsaku
'kan bermanfaat tuk Dunia

2 komentar: