Sarapan pagi di Bruges menutup perpisahanku dengan mapple mapple indah di hotel Leonardo de Bruges ini. Perjalanan ke Paris menempuh waktu 4 jam. Kami bahkan sempat istirahat di sebuah rest area. Rest area di sini tak sama dengan rest area di Indonesia yang penuh dengan restoran, bahkan ada mallnya juga. Disini hanya ada supermarket, toilet dan jajanan jajanan biasa.
Sepanjang perjalanan hampir banyak kuhabiskan untuk tidur. Mungkin karena lelah dan setiap pagi selalu mimisan. Oh ya, di bus ini aku bersama Mas Wildan dan berdikusi banyak hal! Mas Wildan adalah satu satunya statistician di kantorku. Wow, tak kusangka ternyata mas Wildan bisa bahasa Arab. Ia lancar membaca bahasa Arab gundul karena 6 tahun di pesantren. Subhanallah.. bahkan istrinya Mas Wildan ternyata juga bisa berbahasa Arab. Aku jadi semakin mengenal rekan rekan sekantorku.
Memasuki wilayah perancis yang agak berbeda bedanya dengan wilayah sebelumnya, aku lebih sering melihat rumah rumah biasa. Bukan seperti rumah dongeng yang aku lihat di Bruges. Awalnya aku bingung ketika kami mulai memasuki wilayah Paris, Paris bukan seperti bayanganku. Paris panas, sedikit berantakan dan tidak seindah Amsterdam dan tiga kota lain. Namun kebingunganku terjawab sudah saat kami sampai di kota Paris yang legendaris, pinggiran Paris memang biasa saja namun Paris yang sesungguhnya, luar biasa indah! It is sooo beautiful.
Agenda pertama kami di Paris adalah naik ke 3rd level of Eiffel Tower. Level teratas di menara Eiffel. Katanya sih tidak semua orang bisa kesini. Karena harus booking beberapa bulan sebelumnya. Jadi setelah makan siang di restoran china dekat Eiffel, kami segera mengantri dan masuk ke Eiffel.
Paris berbeda dengan dua negara sebelumnya. Disini sudah summer dan cukup terik. Antriannya cukup panjang karena pengunjung datang dari berbagai belahan dunia. Ada seorang guide lokal yang menemani kami. Hati2 juga karena di sekeliling Eiffel banyak pencopet. Modus mereka bermacam macam, ada yang pura pura minta tanda tangan petisi dan ketika korban tanda tangan, mereka mulai menggerayangi dompet korban. Dan pencopet tidak segan segan investasi masuk ke menara Eiffel. Jadi jangan lengah jika sudah di dalam, pencopet bisa saja mengintai dimanapun dan kapanpun . Kulihat juga beberapa homeless dan pengemis jalanan. Paris tidak semegah yang dibayangkan, bahkan mungkin hampir sama dengan jakarta hanya saja banyak bangunan megah dan bersejarah disini. Saat mengantri dan tiket di cek, seorang petugas langsung tersenyum padaku dan mengucapkan salam "Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarokatuh". Aku tersenyum pula dan menjawab salamnya. Hehe.. entahlah ia seorang Muslim atau tidak. Islam memang sudah tidak asing lagi di Benua Biru ini.
|
Got a ticket to 3rd Level of Eiffel. Free~~ |
|
ngantriii n panaass |
|
Seine River |
|
Arc de Triomphe |
|
Beautiful Sunset in front of my Room! |
Di eiffel ada 3 level, 1st adalah level pertama yang paling rendah namun luas karena dekat kaki eiffel. 2nd level terletak di tengah2 dan 3rd level is in the top of the tower. Lalu lintas dalam lift di eiffel cukup padat. Kami butuh transfer 2 kali lift agar sampai ke 3rd level of eiffel. Sungguh tinggi sekali.
Puncak eiffel cukup sempit dan ramai. Pemandangan dari sini benar benar indah. Karena kamu bisa melihat tata kota Paris yang baik sekali. Jika ingin memakai teropong cukup membayar 2€ saja. Tak beda dengan monas. Ohya ada juga toko heineken, bir dan beberapa turis menikmati bir sambil melihat pemandangan kota.
Puas berfoto dan mengambil gambar, aku mampir ke toko souvenir sebentar dan turun lagi ke bawah Eiffel. Rombongan kami pun berfoto bersama dibawah Eiffel yang cukup terik.
Perjalanan dilanjutkan dengan tur Seine River Cruise. Melihat keindahan kota Paris dari sungai Seine yang membelah kota Paris. Cruise kali ini berbeda dengan Cruise di Amsterdam. Perahunya sangat besar. Ratusan penumpang di dalamnya. Rombonganku naik bersama ratusan ABG ABG Labil, mungkin setingkat SMP dari Perancis atau mungkin dari Amerika. Ternyata dimana mana semua ABG sama, mereka ingin diperhatikan dan cari perhatian. Ciri khas remaja sekali.
Dari perahu ini tak henti hentinya aku berdecak kagum melihat kanan dan kiri sungai yang sungguh indah. Kekagumanku bertambah saat Notre Dame ada di depan mata. Bangunan ini sungguh megah. Sebenarnya Notre Dame itu bukan berada di Paris. Ada sebuah pulau ditengah Seine River dan disanalah Notre Dame berada. Kami juga Melewati golden bridge, gedung parlemen, gedung tahanan dll. Aku tidak tau apa namanya. Susah bacanya hehe.. di tepi Seine banyak juga muda mudi yang berjemur, berkumpul kumpul ataupun minum bir sambil menikmati pemandangan dan menunggu matahari terbenam. Ohya matahari bersinar saat summer disini hingga pukul 9 malam. Jadi siangnya cukup panjang.
Satu jam lebih kami habiskan di perahu dan melihat keindahan Paris dan aku membayangkan susana abad pertengahan. Hmmm pasti sangat klasik dan cantik!
Dari sungai seine kami mampir ke Arc de Triomphe, bangunan megah dari Napoleon Bonaparte, Champ Elysse (salah satu pusat perbelanjaan), melihat Place de La Concorde, musee de louvre, golden bridge, jembatan gembok cinta (Aaaah padahal pengen banget kesini hehe.. someday with my hubby! ♥), National Assamble alias gedung MPR DPR perancis, dll. Paris sangat luas. Tidak cukup satu hari di Paris.
Setelah makan malam masakan Thai (makan malam sekitar pukul 8 namun matahari masih bersinar), kami finally check in ke hotel yang jauh dari Paris. Hotel kami terletak di Val d'Europe, 45menit dari Paris. Menurutku, dari 2 hotel sebelumnya, hotel disini merupakan hotel terbaik meski kedua hotel sebelumnya juga sangat nyaman. Pemandangan dari kamarku juga sangat indah. Aku menikmati sunset di kamarku dan malam ini hanya beres beres demi rencana kami keesokan harinya.
Malam jam 12, kami merencanakan agenda full free day untuk tanggal 6 juni, berdasarkan hasil rapat kami memutuskan hanya akan ke Louvre dan sekeliling Paris. Tapi entah mengapa hatiku cenderung ke Versailles. Sebelum tidur aku berdoa "Ya Tuhan, semoga aku bisa ke Versailles". Dan itu terjadi keesokan harinya :)