Selasa, 27 Maret 2012

Edit

“Mahasiswa, Demokrasi dan Demonstrasi”


Hereby I write an article officially in my opinion dengan tidak ditunggangi partai politik manapun maupun kelompok politik tertentu!

Demokrasi dan demonstrasi sudah menjadi bagian dari negeri ini sejak masa reformasi berlangsung. Disini, saya tidak akan memaparkan apa sih itu demokrasi atau demonstrasi. Kita langsung ambil contoh kasus aja deh! Pada hari ini 27 Maret 2012, telah terjadi demonstrasi besar-besaran akibat kebijakan pemerintah mengenai kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak). BBM sangat berkaitan erat dengan sembako (Sembilan bahan pokok), maka dari itu ibu-ibu alias kaum ibu lah yang otomatis menjerit kalo harga-harga melunjak naik. Alasannya? Ya karena merekalah yg mengatur keuangan Negara, ups.. maksudnya keuangan keluarga. Kalo harga-harga pada melunjak, ibu-ibu kudu pinter muter uang dong.. Terus… kita musti gimana dong kalo harga BBM naik?? Proteskah? Memaki-maki pemerintah kah? Atau memberikan saran dan kritik yang membangun bagi sang pembuat kebijakan?? Hmm.. pastinya option yang terakhir yang paling oke dong ya, itu juga kalo kita bener2 paham permasalahannya dan pendapat kita bisa didenger, sukur2 diimplementasikan.

Well, honestly saya nggak begitu ngerti ekonomi tapi menurut baca-baca, kenaikan BBM ini dipicu oleh kenaikan harga minyak dunia yang tidak bisa dibendung oleh pemerintah sehingga alokasi subsidi BBM dialihkan untuk pengeluaran lain. Kabar BBM naik memang memicu sejumlah pihak yang merasa dirugikan dengan kenaikan harga BBM tsb, pihak-pihak ini merasa pro-rakyat dan menurut mereka rakyat akan merugi banget, bakal kesusahaaaan banget alias RAKYAT AKAN JATUH MISKIN kalo BBM naik. Well, that’s opinion and they have right, yes it is. Kabarnya sih, yang paling pro-rakyat itu kelompok “Mahasiswa”, kelompok ini dikenal idealis dan memiliki semangat yang membuncah untuk membela yang lemah dan membasmi kejahatan sejak jaman reformasi karena mereka lah yang dulu juga membantu bangsa ini untuk keluar dari masa-masa “penjajahan” sebuah rezim. Mahasiswa dikenal suka berdemonstrasi, mengeluarkan segala unek-uneknya ke jalanan demi membela rakyat. As we know juga, Media suka memblow up para “Mahasiswa” yang berdemonstrasi ini membuat macet jalanan, merusak sarana dan prasarana umum, bentrok dengan polisi sehingga terjadi kerusuhan dan lain sebagainya..

And what I am currently focus on this article is saya tidak menentang cara para mahasiswa berdemonstrasi karena ini adalah salah satu cara untuk membentuk opini publik. Only my opinion, please bold this.

Just wanna share my experience in joining demonstration, before we –students- do the demonstration, we have a forum that assess what we are going to do is right or not. The forum called “Student Executive Board a.k.a Badan Eksekutif Mahasiswa” and it is consist of many universities all over Indonesia. Before we do demonstration, the leaders from each university do meeting to find out proper solution for our country, to find out what we are suggest to the government as an intellectual, as a student. And then, after we conclude our criticism and suggestions, we try hard to deliver it to the government, but… if they deny or do not care at all about our suggestion, they do not listen to though, we are propose to do demonstration in order to build public opinion. Why?? It is because if we do demonstration in the street, mass media will spread the news about us and our suggestion so that it will make easier for government knowing our criticism. That’s what really happen! BUT….

Demonstration on the street not only done by official student executive board from reputable universities who really have strong passion to build a good common in our country but also a lot of unknown people that might involve in bad politic so that they may lead demonstration into a riot.  

It is purely my sincere opinion.

Somehow, when the official students do peaceful speech or any attraction to get people’s attention, in the same place, not far from ours, there are some groups that burn tyre, make noise and throw away their garbage EASILY on the street. And if they are also the students but not the member of our official board, mass media must be blow up the bad one than the peaceful one! IT HAPPEN, really! Sincerely I write this by my own experience, by my own sight. And the mass media do not care at all about our speech even though we talk so loudly in order to get the attention and very hopeful that they will spread our ideas.

On the other side, sometime as a follower I do not like the bad speech that the leaders do. Somehow, they talk bad about president and government in their speech. Well, even though that might be right but we are not suppose to do that! They are still our leaders –I mean government leaders- and we do not know what they have done, what they are thinking and comparing to what we have done, it has not been certain that we have done better than the government leaders had done.

Belum tentu orang-orang yang kita seru suruh “turun” atau orang-orang yang kita tuntut itu lebih baik dari kita! Dan belum tentu juga kalo kita nurunin presiden akan jadi lebih baik. Siapa yang mau gantiin?? Elokah? Sanggup? Yakin?? So, Behave your mouth and watch your attitude! Demo sih boleh-boleh aja, tertib oke, provokatif boleh, tapi mbok ya pidatonya nggak usah ngejelek-jelekin orang lain.. I had cried just because of this! Yes, this is the truth! So, young people, you are talented enough to do much useful activities for our beloved country and I don’t deny our effort to critic government’s policy because we still should have to do.. but please man… think about it seriously.. terutama the way of speech, people see this! And for the media and all people who think bad about “mahasiswa pendemo”, nggak semua seperti itu pak, bu, mbak, mas… yang merusak itu benar-benar perusak dan yang berjuang pasti benar-benar berjuang. So, don’t be narrow-minded and don’t generalize all the things.. intinya mah ya, kita semua punya kekurangan masing-masing, disitulah kita harus saling melengkapi. Kalo pemerintah salah mbok ya diingetin dengan cara baik-baik, kalo mahasiswa ngeyel mbok ya diarahin dan jangan juga menganggap rendah terhadap apa yang sudah orang lain lakukan karena belum tentu kita lebih baik dari mereka. I’m not pro-government nor opposition, I’m netral so just let be the best citizen, peace J

Kamis, 15 Maret 2012

Edit

Afraid of Love - F.I.X [English Lyric]

How did we get to meet like this?
Couldn't it have been just a passing by thing?

How did I come to love you?
Why is our fate so different?

Though I say this can't be, that this isn't it
Though I try to escape, I search for you again

* The farther you get, the more I miss you
I keep, keep getting scared but
My broken heart only looks for you
So I'm afraid, because I love you

How did you become such a painful love?
Why did I love you of all people?

Even when I open my eyes, even when I close them
I think of you so I long for you even more

* repeat

My two feet cannot leave
My two eyes only look at you
Without you, I don't think I can go on

I love you so much
I miss you so much
My heart hurts so much that I think I'll go crazy

I will stay here
Even if I can't love you
Even from far away, I love you


"Liriknya dalem euy, lagunya sedih and korea banget... Hiks.."

Minggu, 04 Maret 2012

Edit

Hati-Hati: Riya’!


Sebenernya udah lama mau nulis ini dan mohon maaf karena baru menyampaikannya. Alkisah ada sebuah tausiyah (materi) yang saya peroleh dari seorang Ustadzah. Subhanallah, baru pertama bertemu beliau tapi ceramahnya bener2 nancep cep di hati. Pas banget, ngena banget. Sebenernya ada dua topik yang mau saya certain. Kali ini yang ini dulu yah :D

Sebagai seorang Muslim, tentu kita tau makna dari tauhid, yakni mengesakan Allah dan tidak menyembah selain dari pada-Nya. Namun tentu, makna mengesakan ini begitu luas. Mari kita telaah satu persatu: 

Lailahaillallah: Tiada yang disembah selain Allah. Dalam hal ini jelas penyembahan hanya kepada Allah tanpa menyekutukannya dengan yang lain, baik itu benda hidup atau benda mati. Mungkin sudah cukup jelas disini bahwasanya seorang Muslim yang bertauhid dengan benar tentu tidak akan percaya dengan ramalan atau mitos2 tradisional lainnya karena jatuhnya adalah syirik alias menduakan Allah. 

Lamaksud illallah: Tiada tujuan selain Allah. Nah, di section ini nih saya begitu terpukul,  dan sangaaaatttt terpukul sekali alias malu sama diri sendiri (mau tidur juga gelisah karena kepikiran section ini nih). Dan sang ustadzah pun mengisahkan sebuah riwayat yang beliau baca dari sebuah kitab. Gaya ustadzah ini menceritakan asyik banget kayak mendongeng dan saya sangat menikmati ceramah beliau. Ada 2 kisah yang beliau ceritakan. Insya Allah kisah ini real adanya.

Kisah pertama:

Pada zaman Rasulullah, pengumuman untuk berperang diumumkan satu hari sebelumnya dengan berkeliling dan berteriak ke segala penjuru karena waktu itu belum ada speaker. “Perhatian-perhatian semuanya, Rasul memerintahkan besok kita akan perang. Jadi tolong dipersiapkan semua peralatannya. Besok kita akan kumpul disini, jam segini..” Ujar sang pemberi pengumuman.

Alkisah adalah seorang sahabat yang mendengar seruan perang tersebut. Sahabat ini, sebut saja Fulana sangat antusias sekali dan tak sabar untuk berjihad. Lantas dengan semangat LUAR BIASA, ia membersihkan kudanya yang akan digunakan untuk perang, baju perangnya dan lain sebagainya. Dalam hati fulana berujar, “Asik, pokoknya setelah perang besok, aku mau makan ati kambing ah..Pokoknya harus banyak ati kambingnya! Hmm.. Enak” *sambil ngebayangin ati kambing* Selanjutnya, Fulana tidur dan bermimpi:

Mimpinya ia berada di Padang Masyhar dan saat itu adalah hari penghisaban (hari penimbangan amal). Ceritanya ia meninggal bersama dengan teman-temannya yang juga  ikut berperang. Namun, ada hal aneh yang mengganggu pikirannya. Teman-temannya yang meninggal setelah berperang berpakaian bersih, wangi dan bersinar selayaknya orang mati syahid sedangkan dirinya masih berlumuran darah dan bau anyir padahal ia dan teman-temannya sama-sama mati di medan perang. Lantas, ia pun bertanya pada malaikat terdekat:

Fulana: “Ya malaikat, kok saya masih berlumuran darah gini sementara temen-temen saya matinya barengan sama saya di medan perang bersih-bersih dan harum gitu?”
Malaikat: “Oh ya bentar-bentar, nama kamu siapa? Mmm.. tunggu-tunggu saya cek dulu.. Fulana bin Fulan ya..”

Setelah dicek….

Malaikat: “Oh.. tidak bisa.. kamu bukan mati syahid karena waktu mau perang kamu niatnya bukan karena Allah tapi karena kamu mau makan ati kambing.. Jadi balesanmu ini aja, ati kambing”

JELEGER!! Bagai kesamber petir, Fulana bangun dari tempat tidurnya dan beristighfar sebanyak mungkin. Sebelumnya ia tidak berpikir kemungkinan ia akan mati di medan perang dan berniat berpesta dengan ati kambing setelah perang tersebut. Akhirnya Fulana taubat dan tidak mau makan ati kambing seumur hidupnya.

Kisah kedua:

Alkisah sudah menjadi kebiasaan di sebuah pesantren untuk saling membangunkan di waktu subuh. Adalah seorang santri, sebut saja Fulano, pagi itu sudah bangun sebelum subuh dan sedang membaca Al-Qur’an. Dan tibalah giliran kamar Fulano yang diketuk oleh santri yang bertugas membangunkan sholat subuh.

Tok tok tok. Pintu diketuk.

Fulano yang sedang membaca Qur’an pun mengeraskan suaranya sehingga santri petugas tersebut mendengarnya dan mengetahui bahwa ia sudah bangun jadi tidak perlu mengetuk pintu lagi. Begitu mendengar lantunan Al-Qur’an yang dibaca Fulano, sang santri pun paham bahwa Fulano sudah siap untuk sholat subuh dan tak perlu lagi mengetuk pintu kamarnya. Lantas, sang santri melanjutkan tugas ke kamar berikutnya dan Fulano melanjutkan bacaan Qur’annya. Kisah berlanjut dalam sebuah mimpi yang dialami Fulano. Ia bermimpi sedang berada di Padang Masyhar dan saat itu adalah hari penimbangan amal. Ia melihat daftar amalan yang telah ia lakukan selama di dunia. Malaikat memperlihatkan itu padanya. Namun ada kejanggalan yang ia rasa lalu ia pun memprotes malaikat tersebut.

Fulano: “Ya malaikat, saya waktu itu, hari itu, jam segini, menit ke sekian baca Qur’an sebanyak sekian halaman tapi kok yang dicatet Cuma segini? Kemana yang saya baca pada menit ke-ini?” Protes Fulano pada malaikat setelah melihat amalan bacaan Qur’annya yang tidak dicatat Malaikat. Apakah malaikat yang salah? Lantas malaikat menjawab:
Malaikat: “Ya Fulano, pada menit tersebut engkau membaca Al-Qur’an bukan karena Allah tapi engkau membaca Al-Qur’an karena ingin diketahui orang lain bahwa engkau sedang membaca Al-Qur’an.”
Fulano pun teringat pada memori kala itu. Seingatnya ia HANYA mengeraskan bacaan agar temannya tahu ia sudah bangun sebelum subuh.
Malaikat: “Engkau seharusnya bisa menjawab ‘Ya, saya sudah bangun’ kepada temanmu kala itu namun engkau malah mengeraskan bacaan Al-Qur’anmu agar temanmu mengetahui engkau sedang membacanya. Karena niatmu untuk itu, maka bacaan Qur’anmu pada menit tersebut tidak dihitung alias ENOL..”
Fulano tidak berdosa sih namun ternyata amalannya sia-sia…

JELEGER!! Bagai kesamber petir *kali ini saya sih yang jeleger*, kisah ini benar2 menohok banget di hati! Astaghfirullahal’adziimm… Sudah berapa banyakkah segala sesuatu yang kita kerjakan karena Allah? Mungkin masih bisa dihitung.. ah, itu pun kalau masih ada.. bagaimana kalau tidak ada sama sekali? Astaghfirullah, sia-sia saja apa yang sudah kita kerjakan selama ini.
Ustadzah pun menambahkan bahwa Riya’ itu haluuuusss sekali, ia bagai debu halus yang menelisik diantara sayap-sayap semut (atau rayap? Maap saya lupa :p) jadi orang takkan sadar bahwa sesungguhnya ia telah melakukan Riya’ dan ini adalah sebuah dosa besar. Innalillahiii..

Kembali ingat pada diri sendiri, apakah karena-Nya? Atau karena yang lain? Sejak saat itu saya bahkan jadi takut (atau parno sendiri) kalo mau ngetweet atau update status. Perhatikan benar2 karena Allah atau bukan. Karena boleh jadi, itu adalah bentuk dari Riya’.

“Alhamdulillah hari ini puasa saya lancar..”
“Capek juga yah abis tahajjud 3 jam..”
“Alhamdulillah bisa khatam hari ini..”
“Hari ini hafal An-Najm, saya merasa produktif hari ini! :D”
“I’m at Bristol, UK”
“I’m off this weekend during my holiday travelling around Europe..”

And masiiih banyak lagi mungkin update status or tweet2 yang berpotensi Riya’ (Yak, mengaca pada diri sendiri sih..). Pengin dibilang sholeh/sholehah? Pengen dibilang keren? Pengen diliat sebagai orang sukses?? Or apapun alasannya, hati-hati yah sama Riya’ itu… namun jangan sampe kewaspadaan terhadap Riya’ ini menghalangi kita dari menyampaikan sebuah kebaikan dan jangan sampai pula update2an seperti itu menimbulkan prasangka buruk pada orang yang menulisnya. Siapa tau niatnya memotivasi, ya nggak ? J tapii.. alangkah baiknya mungkin sejak sekarang kita hindari dari kesombongan yang sangat tipiiiiss batasnya tersebut :D

Jadi inget kata mamah saya: 
“Mamah sih males update status. Mau macem-macem entar dikira pamer, mau ngeluh entar semua orang tau masalah gue. Udah lah ga usah. Mama kalo update status juga paling copy2 aja dari Mario Teguh atau ayat Qur’an. Kalo Mario Teguh kan jelas dari Mario bukan dari mama, kalo Ayat Qur’an kan jelas itu ayat Qur’an yang semua orang bisa baca langsung” 

Lamasyhud illallah: Tiada yang disaksikan kecuali Allah. Nah yang ini, kita sebagai muslim yang memahami tauhid dengan baik harus bisa menghadirkan Allah sebagai pengawas kita. Dimanapun kita berada, dengan siapapun, baik dengan orang sholeh maupun gak sholeh, kudu inget bahwa kita diawasin. So, kalo selalu inget kita diawasin maka kita nggak mungkin berbuat macem2. Misalnya kalo di kantor ada Bos, pasti kita berlaku baik2 kan? Karena takut bos marah. Apalagi sama Allah, our Creator. Kalo menyadari bahwa Ia selalu tau apa yang kita lakukan maka takkan ada satu perbuatan kita yang mengecewakan-Nya.

Wallahu’alam bisshawab. Kembali pada diri sendiri, hanya sekedar ingin saling mengingatkan dan memotivasi diri sendiri. Semoga kita bisa mengaplikasikan tiga diatas dengan sangat baik. Good luck! :)