Kamis, 20 Mei 2010

Edit

Plastik go to the Hell !!

Mungkin ini hanya sekedar curahan hati dari saya..

Kisah ini Berawal dari rutinitas sebagai mahasiswi yang merantau di negeri orang (maksudnya di kota sebelah)

Sebagai mahasiswi food science, saya mulai paham bagaimana pentingnya makanan yang saya makan setiap hari. Namun, karena tidak memiliki waktu yang cukup untuk memasak dan juga tidak bisa memasak makanan yang cukup rumit saya pun membeli makanan di warteg atau warung2 terdekat setiap hari. Pada awalnya memang biasa saja, apalagi setelah lepas dari satu tahun di asrama TPB. Namun... seiring dengan berjalannya waktu, saya mulai agak risih. Kenapa? Ya, karena setiap saya membeli makanan, apapun itu pasti si penjualnya membungkusnya dengan sebuah kantung plastik hitam kecil. Lhoh? Trus kenapa??

Begini rekan-rekan yang saya cintai, lama kelamaan saya berpikir jika ada saya yang membeli makan sebanyak 3x dalam sehari yang dibungkus dengan plastik hitam itu lalu dikalikan dengan sejumlah mahasiswa yang berperilaku sama. Misalkan saja kita makan 2x sehari (minimal), berarti kita sudah menghasilkan 2 sampah plastik setiap hari. Bayangkan! Ada berapa mahasiswa yang berperilaku sama seperti saya?? Anggap saja ada 5000 mahasiswa aktif di kampus, jadi satu hari kita dapat menghasilkan 10000 sampah plastik!! Ya... walaupun pemikiran ini tak lepas dari segala faktor pendorong dan penghambat seperti mahasiwa yang masak sendiri, ataupun yang peduli dengan lingkungan dan menyimpan sampah plastiknya itu (subjek hanya pada perilaku mahasiwa di sebuah kampus)

Namun saya menjadi ragu... tatkala melihat banyak sekali perilaku ketidakpedulian dari berbagai pihak. Selesai makan, ya sampah plastik itu dibuang ke tempat sampah bercampur dengan makanannya. Lalu kemanakah sampah2 itu bermuara?? Sejak saya mengikuti mata kuliah Supporting Course Perkembangan Karakter, saya semakin geram.. geram karena karakter bangsa ini. Dosen saya mengatakan bahwa Bangsa Jepang sejak kecil sudah dididik untuk membawa kantung plastik sendiri untuk membuang sampahnya. Namuunn.. betapa mudahnya! Betapa mudahnya mereka membuang sampah itu dimana2 tanpa merasa berdosa. Padahal... ini adalah bumi Allah, bumi Allah yang harus kita jaga karunianya, kita rawat dan kita cintai..
Memang, segala sesuatu harus berawal dari diri sendiri.
Marilah kawanku... mulai sekarang, demi melindungi bumi kita tercinta, kita mulai dari hal yang kecil.. bawalah kantung plastikmu sendiri saat membeli makanan. Bawalah itu setiap hari. Dan kalau ada orang yang ingin membuang sampah sembarangan di depanmu, lapangkanlah dan ikhlaskanlah hatimu untuk membantunya memungut sampah itu dan menaruh pada tempatnya, jika tidak ada simpanlah dulu dalam tasmu dan niatkan itu karena Allah. Insya Allah bermanfaat.

Memang,
Masih agak sulit untuk melakukan itu. Dibilang sok inilah, sok itulah.. sulit juga ketika ibu2 penjual atau mas2 penjual menolak jika saya menggunakan plastik sendiri.. “takut bocor neng!”, “Nggak pa-pa neng pake aja!”. Duuh, abaang... maksud saya bukan seperti itu. Bang, ngerti nggak sih kalau bumi ini udah panaaas??

Namun kita harus tegar! Ayo berjuang demi masa depan anak dan cucu kita.. kita harus berani.. bangsa ini harus berubah!! Dan semua itu berawal dari diri kita sendiri..
Lets move on now!! Any comments?

Related Posts:

  • Dialog sebuah Lyra #1 Namaku Lyra - sebuah rasi bintang di Bimasakti, sahabatku. Aku sering bertanya pada Bimasakti, kenapa ya aku bisa ada di galaksinya.. kenapa aku tidak berada di Andromeda saja? sehingga aku tidak perlu bertemu dengan… Read More
  • Dialog sebuah Lyra #2 Hari ini Gabriel mendatangiku! Ia menyampaikan pesan Tuhan padaku. Doaku dikabulkan. Sebentar lagi aku akan pindah dari Bimasakti. Yeeaaay...! Ya, aku Lyra si rasi bintang Summer Triangle akan pindah dari Bimasakti! Oh … Read More
  • Cari PerhatianKali ini gue mau speak up dikit tentang cari perhatian. Setiap manusia pasti butuh perhatian dan ingin diperhatikan. Ya, nggak? Siapa sih yang nggak mau? Itu fitrah. Tapi janganlah cari cari perhatian di hadapan manusia. Cari… Read More
  • Ibadah “Kaum Minoritas” = Pertunjukkan? Sabtu, 25 Mei 2013. Perjalananku kali ini benar-benar perjalanan luar biasa. Banyak pelajaran yang bisa kupetik dari perjalanan ini. Seperti sudah kutuliskan pada tulisanku sebelumnya, aku dan beberapa sahabat mengunjun… Read More
  • Dialog Sebuah Lyra #3 Huff... Ternyata perjalanan dari Bimasakti ke Circinus cukup melelahkan. Jika melewati jalur biasa mungkin bisa sampai 10.000 tahun cahaya. Tapi Thanks God! Aku berangkat bersama Gabriel, malaikat utusan Tuhan. Dengan … Read More

1 komentar: