Saya
rasa tak perlulah Tuhan menjelma menjadi dalam bentuk manusia, turun ke Bumi
dari singgasanaNya supaya manusia2 lain meniru akhlak yang diinginkan-Nya.
Saya
rasa tak perlulah Tuhan merendahkan diri-Nya dalam bentuk manusia, apalagi
untuk menebus dosa-dosa.
Kalau
mau tau akhlak seperti apa yang diinginkan Tuhan, baca dan pahami saja cara
Tuhan menyampaikan pesan-Nya.. melalui Al-Qur’an..
Dalam
surat ‘Abasa, Allah menegur langsung Muhammad karena bermuka masam terhadap
seorang buta, Abdullah bin Ummi Maktum. Buat yg belum tau kisahnya, saat itu
Rasul sangat bersemangat berdakwah dihadapan para petinggi Quraisy namun saat
ia hendak menyampaikan dakwahnya, datanglah seorang yg buta hendak bertanya
pada beliau. Rasul tidak menghardiknya, tentu saja, tapi Rasul memalingkan
wajahnya, seraya menunda menjawab pertanyaan orang buta itu demi mendahulukan
orasi depan petinggi Quraisy. Rasul berpikir ini kesempatan yg langka berdakwah
didepan petinggi Quraisy karena jika mereka masuk Islam maka dakwah akan menjadi
lebih mudah. Begitu pikir Rasul.
Namun
Allah berkata lain, Allah menegur Rasul karena perbuatannya.. satu-satunya
manusia yang ditegur Allah dan diabadikan dalam Qur’an sehingga semua umat
manusia tahu kesalahannya hanyalah Nabi Muhammad SAW. Coba, seandainya saja
kita berbuat kesalahan, ditegur dan semua orang tau kesalahan kita bagaimana
perasaan kita? Tentu malu..
Namun
Rasul tidak. Karena Allah menyampaikan tegurannya dengan bahasa yang sungguh
indah.
"Wahai
yang bermuka masam"
Bukan
"Wahai
yang berbuat kesalahan kemarin"
Dan
bukan
"Wahai
kamu yang tidak menuruti perintahKu"
Dan
lain-lain sebagainya..
Ada
satu hal yang dapat kita pelajari dari cara Allah menyampaikan tegurannya pada
Nabi. Yakni, janganlah menyampaikan teguran secara kasar.. Pujilah dulu,
lembutkanlah.. sebelum engkau memberitahu kesalahannya sehingga kau tetap
menjaga hati orang tersebut..
Wallahua’lam
bisshawab
Teringat
materi Kajian zuhur lt.16
0 comments:
Posting Komentar