Jadilah Wanita Berhati Kuat
Mohon
maaf sebelumnya karena lama sekali postingan ini dipublish.. hehe.. Berikut
adalah materi yang saya dapat dari Ustadzah Halimah Alaydrus di sebuah kajian
muslimah sore di masjid BI. Saya suka banget ceramah2 beliau karena bervariasi
dan penuh kisah sehingga ketika mendengarkannya layaknya kita menonton
televisi. Saya suka sekali kisah kisah sejarah yg dipaparkan ustadzah Halimah
dalam tausiyahnya, semua terasa hidup dan mendalam, meruh dan menjiwa. Tema kali ini
sebenernya “Wanita dan Tantangan masa kini” tapi intinya mah ttg wanita sih.. Sok
silakan disimak :
Part 1. Wanita dan Masa
Jahiliyah
Sebagaimana kita tau, posisi wanita pada
zaman jahiliyah sangat dihina dan tidak dihargai. Perempuan hanyalah sebuah
objek kaum laki2.Bahkan bayi perempuan yg lahir ketika itu wajib hukumnya untuk
dikubur hidup2, astaghfirullah.. ustadzah mengisahkan sebuah kisah tentang Umar
Ibn Al-Khattab tatkala beliau belum masuk Islam.
Di suatu hari dalam sebuah masjid, Umar
suka senyum2 sendiri, salah seorang sahabat pun bertanya ”Wahai Umar, apa yg
membuatmu senyum2 sendiri?”. Umar menjawab, ”Aku teringat perilaku aku zaman
jahiliyah dulu...” Kemudian ia pun menceritakan kisahnya..
”Istriku pernah melahirkan seorang bayi
perempuan tatkala aku tidak sedang di rumah. Budaya saat itu, barang siapa yg
melahirkan bayi perempuan maka wajib hukumnya untuk dibunuh. Istriku takut aku
membunuh bayi itu, lantas ia mengungsikan bayi perempuan tersebut jauh ke rumah
neneknya dan ketika aku kembali ke rumah, ia berkata padaku bahwa bayi yg baru
saja ia lahirkan adalah laki-laki namun meninggal dan telah dikuburkannya. 5
tahun kemudian, aku melihat seorang anak perempuan balita bermain-main dekat
rumahku. Aku pun bertanya pada istriku anak siapa itu. Akhirnya istri
memberitahu aku bahwa anak itu adalah anakku. Bagaikan tersambar petir, aku
marah luar biasa dan ingin segera menguburkan anak tersebut hidup2.. Aku
membawa anak tersebut ke tengah hutan. Anakku itu, tidak tau menahu apa yang
akan dilakukan ayahnya. Ia riang gembiran dan terus riang sepanjang perjalanan
karena mengira akan diajak jalan-jalan. Sampai di tengah hutan, aku menggali
lubang untuk menguburkannya. Ia pun hanya duduk lugu menungguku menggali
lubang. Hingga ketika Lubang sudah agak dalam, ia memanggilku ”Ayah, ayah...
itu di jenggot ayah ada tanah.. sini aku bersihkan..” dengan tangan mungilnya
ia membersihkan tanah dari jenggotku. Namun hal tersebut tak mengurungkan
niatku tuk menguburkannya hidup-hidup. Setan sudah menggelapkan mata hatiku. Aku
lemparkan ia ke lubang. Ia pun meronta-ronta dan menangis. Bagaikan setan, aku
terus menimbun tanah di lubang itu, terus... hingga suara tangisannya tak
terdengar lagi...
Jika aku ingat hal tersebut, sungguh aku
rasa aku tak bisa memaafkan diriku sendiri..”
Innalillahi.. begitulah salah satu contoh
tragisnya perempuan di zaman jahiliyah.
Satu lagi kisah..
Anak perempuan yg hidup pada zaman
jahiliyah ketika berumur 13 tahun boleh dikawini oleh laki-laki manapun. Hal
itu di tandai oleh sebuah bendera kuning di atas rumahnya. Barang siapa
laki-laki yg melewati rumah tersebut dan ingin melampiaskan birahinya, ia boleh
menikahi (mengawini) anak perempuan tersebut. Dan tentu ayahnya pun
mengizinkan. Terus dan terus dikawini hingga anak perempuan hamil. Jika bayinya
laki-laki maka akan dilihat wajahnya ketika sudah besar paling mirip pria yang
mana. Innalillahi! Sungguh jauh sekali dari kemanusiaan.
Part
2. Wanita sebagai Tiang Negara
Peran wanita berubah 180 derajat sejak
Islam diturunkan.
Rasul bersabda ”Jika engkau memiliki
anak laki-laki maka dia akan menjaga dirinya sendiri akan tetapi apabila engkau
memiliki anak perempuan maka Allah akan utuskan malaikat untuk menjaganya..”
Perempuan adalah tiang negara, perempuannya
nggak beres maka negaranya juga nggak beres. Perempuannya hebat maka negaranya
juga hebat. Negerimu bukan hanya tergantung pada siapa pemimpinnya tapi juga
tergantung pada perempuannya.. dalam skala lebih kecil, rumah tangga tergantung
pada istrinya.
Ibarat sebuah bangunan, tiang adalah
fondasi yang utama untuk berdirinya sebuah bangunan. Tiangnya hancur, maka
bagunan tersebut akan hancur. Jika ada bangunan terbuat dari kayu, maka
dipilihlah tiang dari kayu yg paling kokoh, jika ada bangunan dari semen dan
batu bata, maka dipilihlah tiang dari beton. Itu mengapa? Karena tiang haruslah
kuat dan kokoh sehingga bangunan tidak roboh..
Kata Nabi ”Tiangnya itu dirimu,
perempuan..”
Oleh karena itu, ketika wahyu pertama
turun, orang pertama yg didatangi Muhammad adalah perempuan, Siti Khadijah dan
syariat Islam terakhir turun, ajaran islam sempurna, Nabi juga bersama seorang
perempuan, Siti ’Aisyah. Orang yg masuk islam pertama, juga perempuan, Siti
Khadijah. Syahid pertama adalah perempuan, Zindiroh. Islam dirangkaikan dengan
perempuan2 yg luar biasa.
Jika disebuah bangunan, tiang adalah bagian
yg tidak terlihat. Orang lebih banyak fokus pada dinding dan ruangannya, tiang
memang jarang ditonjolkan, berada di pojok-pojok saja. Namun semua elemen
bangunan bersandar pada tiang. Tembok bersandar pada tiang, pintu, atap,
jendela bersandar pada tiang. Oleh karena itu, perempuan tidak hanya perlu
cantik.. yang ia butuhkan adalah kuat.. kokoh...
Maka ketika rasul menyebutmu sebagai tiang,
permasalahannya adalah bagaimana dirimu menjadi perempuan yang kuat, yang
berhati kokoh sehingga menjadi tiang yg kokoh, kuat dalam menghadapi
permasalahan yg ada. Perempuan yg cantik belum tentu kuat. Kekuatanmu sebagai
kaum wanita ada pada hatimu, bukan pada tampilanmu. Akan tetapi ketika ia
menjadi perempuan yg kuat ia benar2 menjadi perempuan yg tidak terkalahkan,
perempuan yg tenang untuk dunia dan akhirat.
Part
3. Wanita Berhati Kuat
Salah
satu contoh wanita berhati kuat adalah Siti Khadijah. Hatinya sekuat baja.
Beliau adalah seorang wanita karir dan mampu membuat laki2 zaman tersebut
berharap dilamar oleh Khadijah. Dia hanya akan bisa menikah hanya dengan orang yang dia
inginkan. Ia kaya raya, dan amat sangat dermawan pada kaummnya. Tidak ada kaum
fakir yg tertolak dari pintunya Khadijah. Kekuatan yg dimiliki oleh khadijah.
Maka Hikmah dari Muhammad dinikahkan oleh
Khadijah adalah untuk menguatkannya secara hati dan juga secara materi.
Maka menikahlah Khadijah dengan Muhammad.
Beliau berkemapanan ekonomi dan menafkahi suaminya. Sesungguhnya ia adalah
wanita yg tidak berkata tidak kepada suaminya.. Laki2 mulia yg ada di
luaran sana pasti istrinya adalah org2
shalihah. Meyakini bahwa pemberi rizki hanya satu, Allah..
Itu yg diyakini Siti Khadijah maka ia tidak
mengeluhkan suaminya tidak bekerja. Bahkan di awal-awal akan turunnya wahyu,
nabi Muhammad punya kebiasaan aneh, yakni menyendiri di Gua Hira. Nabi merasa
gelisah dan resah karena perilaku jahiliyah di Mekkah dan ingin menyendiri.
Khadijah sebagai istri yg taat menyiapkan bekal untuk perjalanan Muhammad. Ketika
bekal sudah habis di Gua Hira, Rasul kembali lagi ke rumah Khadijah namun 2-3
hari kemudian kembali lagi ke Gua.. terus begitu hingga 6 bulan lamanya. Khadijah
tidak mengeluh dan tidak pernah berkata tidak kepada suaminya.
Hingga datanglah wahyu pertama, Nabi
menggigil kedinginan dan pulang ke rumah. Khadijah melihat suaminya pulang
tidak banyak bertanya apa yg terjadi dan setelah nabi sudah tenang, Nabi
menceritakan apa yg dilihat dan didengarnya di Gua Hira. Khadijah menenangkan
suaminya dan meyakinkan ”Muhammad, tenang.. Tuhanmu tidak akan pernah mengecewakan
orang sepertimu.. wahai Muhammad, engkau adalah orang yg suka menyantuni anak
yatim, menyambung silaturahim, menjamu tamu.. Tuhanmu tidak mungkin
mengecewakan orang sepertimu..” Ya, Muhammad memang benar menyantuni anak
yatim. Muhammad memang benar menjamu tamu, tapi dengan materi siapa? Semua dari
Khadijah. Namun bukan itu yg dihitung Khadijah, ia menghitung kelebihan2
Rasul..dan itu yang dibutuhkan oleh perempuan masa kini. Kuat hatinya, hingga menjadi
perempuan tak tergantikan, menempati derajat tertinggi perempuan di Surga.
Ada sebuah kisah...
Ketika Rasul di Gua Hira, datanglah Jibril
memberi tahu
”Wahai Rasul, sebentar
lagi akan datang Siti Khadijah kesini. Apabila Khadijah datang, sampaikan
padanya bahwa Allah menyampaikan salam padanya dan aku berkirim salam padanya.
Sampaikan padanya bahwa Allah telah menyiapkan sebuah tempat untuknya di surga,
sebuah istana di Surga. Disana Khadijah tidak akan lagi merasa kelelahan,
disana Khadijah tidak akan ada lagi sesuatu yang menyusahkan...”
Subhanallah! Begitu tingginya derajat
Khadijah di mata Allah hingga Dia mengirimkan salam khusus untuk Khadijah.
Rasul pun menyampaikan salam Allah kepada
Khadijah.. dan mereka tinggal di Gua karena dalam persembunyian dari
musuh-musuh Islam. Khadijah, yang biasanya semua kebutuhannya terpenuhi, rela
mengorbankan segalanya demi Islam.. oleh karena itu ia takkan tergantikan oleh
perempuan manapun.
Kuatnya hatimu semua itu tergantung pada
sandaranmu. Maka sandarkanlah hatimu pada Yang Maha Kuat, Yang Maha memiliki
segala hati. Lagi kesal sama manusia? Kembalikanlah pada-Nya, itu adalah
kekuatan kita satu-satunya. Kembalikan pada Dia, bahkan hati manusia berada dalam
genggaman Allah...
Sesungguhnya ada satu lagi kisah pribadi
ustadzah, tapi katanya nggak perlu dishare hehe.. jadi kalo ada yg mau tau
boleh tanya saya aja.. Seruu banget looh :D (tentang jodoh –red)
Selamat menyandarkan hati!!